But I'ma be under the mistletoe tentu sudah tidak asing bagi pencinta musik pop. Penggalan lirik ini berasal dari lagu “Mistletoe” milik Justin Bieber yang kerap diputar setiap Natal. Lagu ini juga berperan sebagai simbol utama romantisme Natal.
Dalam liriknya, Justin Bieber menggambarkan suasana Natal yang sederhana namun penuh makna. Salju yang turun, api perapian yang hangat, serta kebahagiaan yang tidak datang dari hadiah mewah, melainkan dari kehadiran orang yang dicintai.
Mistletoe hadir sebagai metafora momen intim dan hangat, tempat dua orang saling berbagi kasih sayang.
Makna ini selaras dengan tradisi kuno yang menyatakan bahwa siapa pun yang berdiri di bawah mistletoe harus berciuman sebagai simbol cinta dan perdamaian.
Dilansir dari Time Magazine, tanaman parasit yang identik dengan Natal ini telah lama dikaitkan dengan kedamaian, kesuburan, serta tradisi “ciuman di bawahnya”.
Salah satu asal-usul mistletoe yang paling terkenal berasal dari mitologi Nordik dan melibatkan dewa Baldur. Mistletoe menjadi satu-satunya tanaman yang tidak bersumpah untuk melindunginya.
Setelah Baldur terbunuh, para dewa yang berduka berhasil menghidupkannya kembali. Air mata ibunya, Frigg, konon berubah menjadi buah beri putih mistletoe.
Sebagai tanda damai dan cinta, Frigg kemudian menyatakan bahwa siapa pun yang berdiri di bawah mistletoe tidak boleh disakiti dan harus dicium.
Dalam sejarah Druid kuno, mistletoe juga dianggap sebagai tanaman suci yang dipercaya membawa keberuntungan serta memiliki kekuatan penyembuhan.
Tradisi ini kemudian semakin populer pada zaman Victoria, ketika mistletoe menjadi simbol cinta, asmara, dan perdamaian.
Menurut tradisi lama Inggris, setiap kali sepasang kekasih berciuman di bawah mistletoe, mereka harus memetik satu buah beri putih dari tanaman tersebut.
Ketika semua buah beri habis, mistletoe diyakini kehilangan kekuatan magisnya, dan tidak ada lagi ciuman yang boleh dilakukan di bawahnya.
Pada intinya, mistletoe telah berevolusi menjadi simbol musim liburan yang menyenangkan dan romantis.
Dalam lagu “Mistletoe”, Justin Bieber menjadikan tanaman ini sebagai jembatan antara tradisi lama dan ekspresi cinta modern.
Akhirnya, lagu “Mistletoe” berhasil memodernisasi tradisi Natal tersebut dan membuatnya relevan bagi generasi muda.
Sama seperti mistletoe yang berevolusi dari simbol sakral menjadi ikon romantis Natal, lagu ini mengubah tradisi itu menjadi kisah cinta pop yang hangat, manis, dan penuh nuansa kebersamaan di musim liburan.(*)
Jurnalis: Adiybah Fawziyyah
Editor: Aziz Mahrizal
