Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang turut mendorong terciptanya lingkungan yang sejuk dan berkelanjutan melalui program Kampung Proklim. Hal tersebut seiring dengan Kota Malang menuju Kota Metropolitan.
Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang menjelaskan melalui Kampung Proklim, kawasan permukiman padat penduduk di tingkat RW mampu memiliki kesadaran kolektif dalam menjaga kualitas lingkungan.
"Kota Malang sudah ditentukan sebagai Kota Meteopolis. Biasanya kan penuh bangunan tinggi, kepadatan penduduk, arus kendaraan padat. Tapi ketika kita masuk di wilayah Kampung Proklim akan mendapat kesejukan," ujar Raymond, Rabu 26 November 2025.
Kampung Proklim memiliki penataan lingkungan yang rapi dan terawat. Banyak ditemukan tanaman hijau dan inovasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terawat sehingga menyisakan kesan sejuk.
"Di wilayah itu ditata dengan rapi, dirawat, dan harapannya Kota Malang kembali ke tempo dulu dengan suasana kembali sejuk. Sejuknya kembali ke tempo dulu, tapi kotanya tetap meteopolis," lanjutnya.
Setiap tahun, DLH Kota Malang terus menggencarkan kegiatan Kampung Proklim di tiap RW. Pada tahun 2025 dari 68, terdapat 5 kelurahan yang dinyatakan layak mendapatkan penghargaan sebagai Kampung Proklim dan 1 di antaranya mendapat Proklim Tropi Utama dari Kementerian LH.
KelimaRW yang mendapatkan penghargaan dari Wali Kota Malang, yaitu RW 02 Kelurahan Arjosari yang juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian LH kategori utama tropi, yang akan diterima tgl 1 Desember 2025 di Jakarta. Kemudian, RW 03 Kelurahan Kotalama kategori utama, RW 13 Kelurahan Madyopuro kategori utama, RW 02 Kelurahan Arjowinangun kategori utama dan RW 09 Kategori utama.
"Tujuan dari Proklim ini adalah contoh yang kemarin kami kunjungi salah satunya di RW 09 Arjowinangun. Masyarakat melakukan penanaman pohon yang sudah dilakukan sebelumnya, dan menghasilkan buah dan produksi seperti minuman telang," sebutnya.
Selain itu masyarakat juga melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Bahkan hasil dari pengelolaan tersebut memberikan pendapatan sebanyak Rp1 juta per bulan untuk dimanfaatkan oleh komunitas masyarakat di RW tersebut.
"Jadi penghargaan tertinggi, untuk kampung Proklim ini lestari. Untuk tahun 2026 pembinaannya dilaksanakan tahun 2025, dari 5 ini kami usulkan, dengan harapan 2026 mendapatkan proklim lestari," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menjelaskan turut mengapresiasi RW yang melaksanakan Program Kampung Proklim dengan baik. Bahkan ia juga memberikan insentif Rp15 juta per RW untuk semakin bersemangat menjaga lingkungan.
"Jadi ini perlu ada kesadaran masyarakat terutama yang berbasis peran serta masyarakat di tingkat RW dalam menjaga lingkungan. Apresiasi ini bukan hanya sekadar cermony terapi bentuk nyata yang sudah diberikan masyarakat," sebut Wahyu.
Ia berpesan agar masyarakat menjaga Kota Malang dengan melestarikan lingkungan. Dalam menciptakan lingku yang asri, dibutuhkan peran serta seluruh elemen masyarakat termasuk pemerintah daerah.
"Agar apabila nanti kita menjadi kota metropolitan tetap menjadi kota yang ramah lingkungan. Kami berharap nanti ini akan masif apabila memang Kota Malang akan menjadi metropolitan," tandasnya.(*)
Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa
