Mudik merupakan tradisi tahunan di Indonesia, terutama menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri serta momen libur Natal dan Tahun Baru.
Istilah ini berasal dari bahasa Jawa, gabungan dari "mulih dhisik" (pulang dulu) atau "mulih dilik" (pulang sebentar), dan bisa juga merujuk pada pergi ke arah hulu atau pedalaman (udik).
Saat pemudik kembali ke kampung halaman, aktivitas belanja meningkat di berbagai sektor. Mulai dari pasar tradisional, toko kelontong, penjual makanan, hingga jasa transportasi lokal merasakan lonjakan pendapatan.
Inilah sektor yang mengalami peningkatan saat musim mudik:
1. Sektor Transportasi
Menjelang arus mudik masyarakat melakukan transaksi pembelian tiket, baik perjalanan udara, darat, dan laut.
Bisnis penyewaan mobil, taksi, ojek, dan transportasi online lokal di area tujuan wisata juga mengalami peningkatan permintaan yang signifikan.
2. Sektor Ekonomi Kreatif dan Pariwisata
Selain sektor perhotelan, lonjakan kunjungan selama musim mudik turut menggerakkan sektor makanan, oleh-oleh, dan hiburan. Tingginya mobilitas masyarakat membuat pelaku kuliner, pedagang souvenir, hingga pengelola tempat hiburan merasakan peningkatan pengunjung dan transaksi. Momen ini biasanya menjadi salah satu periode paling ramai bagi pelaku usaha lokal, terutama di kawasan wisata dan pusat keramaian.
Survei Kemenparekraf tahun 2024/2025 (berdasarkan data yang tersedia hingga akhir 2024) menunjukkan sektor parekraf tumbuh baik, dengan target kunjungan wisman 7,4 juta dan pergerakan wisnus 1,4 miliar pada 2023, serta capaian nilai tambah ekonomi kreatif kuat di Triwulan I 2024.
3. Sektor Penginapan
Sektor penginapan adalah bagian vital dari industri pariwisata yang menyediakan layanan akomodasi, mencakup berbagai jenis tempat menginap seperti hotel, hostel, resor, vila, guest house, hingga Airbnb, dan fokus pada kenyamanan, kebersihan, serta layanan pelanggan.
Sektor penginapan juga ikut menikmati lonjakan aktivitas perjalanan masyarakat. Menjelang akhir tahun dan pada momen hari-hari besar, permintaan kamar hotel maupun berbagai jenis akomodasi meningkat pesat. Banyaknya masyarakat yang mudik, berlibur, atau berkunjung ke pusat-pusat wisata membuat tingkat okupansi naik signifikan dibanding hari biasa.
4. Sektor Pariwisata
Saat liburan tiba, sektor pariwisata selalu ramai. Hal ini terjadi karena banyak orang memanfaatkan waktu istirahat, cuti bersama, atau libur sekolah untuk bepergian dan berwisata.
Destinasi wisata, dari yang populer hingga tersembunyi (hidden gem), ramai dikunjungi orang-orang yang mencari relaksasi atau pengalaman baru. Sirkulasi uang yang masuk dari wisatawan ini menggerakkan roda ekonomi daerah secara signifikan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Dampak positif di berbagai sektor ini menunjukkan bahwa ramainya perjalanan akhir tahun punya peran penting dalam menggerakkan ekonomi daerah dan meningkatkan pendapatan para pelaku usaha. (*)
Jurnalis: Dannisa Putri
Editor: Muhammad Faizin
