HUT ke-1265 Kabupaten Malang

Menelusuri Jejak Alun-Alun Malang: Mulai dari Madyopuro hingga Kepanjen

28 November 2025 18:38 28 Nov 2025 18:38

Thumbnail Menelusuri Jejak Alun-Alun Malang: Mulai dari Madyopuro hingga Kepanjen
Alun-Alun Merdeka Kota Malang pernah menjadi Alun-Alun Kabupaten Malang, setelah pindah dari selatan Pendopo Kabupaten Malang saat ini. (Foto: Luthfia/Ketik.com)

KETIK, MALANG – Pemerintah Kabupaten Malang berencana bakal membangun alun-alun di Kepanjen, pusat pemerintahan Kabupaten Malang. Rencananya, alun-alun ini akan ditempatkan di Jl. Panji, seberang Kantor Bupati Malang.

Alun-alun ini disebut bakal memiliki luas enam hektare. Rencananya, alun-alun ini bakal terintegrasi dengan fasilitas lain seperti pusat perbelanjaan dan hiburan.

Sepanjang lebih dari satu milenium usianya, Kabupaten Malang sejatinya sempat memiliki sejumlah alun-alun. 

Saat ini, tak semua jejak alun-alun tersebut masih tampak. Ada alun-alun yang sudah tak berjejak lagi, dan hanya tinggal menjadi cerita saja.

Di mana sajakah jejak alun-alun Kabupaten Malang sepanjang satu milenium perjalanan hidupnya? Simak selengkapnya di bawah ini.

Alun-Alun Madyopuro

Alun-alun pertama yang bisa menyandang nama Alun-Alun Malang, adalah Alun-Alun Kadipaten Malang. Saat ini, letaknya diperkirakan berada di Kelurahan Madyopuro, Kota Malang.

Sejarawan M. Dwi Cahyono menyebut pada era pendudukan Mataram, pusat pemerintahan Kadipaten Malang berada di Madyopuro. Letaknya, sambung sejarawan Universitas Negeri Malang tersebut, tak jauh dari makam Ki Ageng Gribig.

"Alun-Alun Madyopuro ini keberadaannya pada tahun 1600-an. Saat ini, sudah tidak ada jejaknya lagi," kata Dwi, kepada Ketik.com.

"Saya hanya bisa menduga letaknya di dekat beringin besar, yang ada di wilayah Madyopuro atau bahkan di timur makam Ki Ageng Gribig," sambungnya.

Alun-Alun Tumenggungan

Perkampungan dan kompleks pertokoan di Jalan Zaenal Zakse, Kota Malang, ini sempat menjadi Alun-Alun Tumenggungan Malang pada tahun  1700-an (Foto: Dendy Ganda Kusumah/Ketik.com)

Sekitar seabad berada di Madyopuro, pusat pemerintahan Malang berpindah ke barat. Ke sekitar wilayah Klenteng Eng An Kiong saat ini. Tentu saja, perpindahan tersebut diikuti pemindahan alun-alun.

"Nah, alun-alun ini terbentang dari sekitar klenteng saat ini sampai ke daerah Boldy. Sementara, tempat pemerintahannya berada di sebelah utaranya lagi. Saat ini, kita kenal dengan nama Tumenggungan," papar Dwi Cahyono.

"Sama seperti di Madyopuro, jejak alun-alun di sini juga hilang. Sekarang sudah jadi tempat tinggal, ruko, dan juga dilewati rel kereta api. Yang tersisa hanya makam tua yang disebut Makam Mbah Menggung. Bisa jadi ini makam Tumenggung Malang," ia menambahkan. 

Alun-Alun Selatan Pendopo

Kompleks pertokoan di Jalan Agus Salim, Kota Malang ini  pada tahun 1800-an merupakan lokasi Alun-Alun Malang. (Foto: Dendy Ganda Kusumah/Ketik.com)

Seabad berselang, tepatnya pada 1819, pusat pemerintahan kembali berpindah ke barat, ke tempat Pendopo Kabupaten Malang saat ini. Bentuk pemerintahannya pun sudah kabupaten. 

Perpindahan ini, lagi-lagi, diikuti perpindahan alun-alun. Kali ini, alun-alun berada tepat di hadapan pendopo. Saat ini, letaknya diperkirakan berada di area yang ditempati kompleks pertokoan di Jalan Agus Salim dan membentang ke selatan sampai ke Pasar Besar.

"Pasar Besar ini juga baru, bersama dengan perpindahan alun-alun. Sebelumnya, pasar utamanya ada di Pasar Kebalen," 

Alun-Alun Barat Pendopo

Tiga tahun berselang, posisi alun-alun kembali berpindah. Kali ini, alun-alun pindah ke sebelah barat, ke alun-alun kotak, yang saat ini dikenal sebagai Alun-Alun Merdeka Kota Malang.

Waktu itu, Bupati Malang masih bertempat tinggal di wilayah Kayutangan, yang saat ini menjadi pusat perbelanjaan Sarinah. 

"Kemudian, karena Belanda mau membangun Societit Concordia, Bupati Malang pindah ke rumah yang jadi satu dengan pendopo kabupaten," tandas Dwi. (*)

Tombol Google News

Tags:

alun-alun kabupaten malang alun-alun malang hut ke-1265 kabupaten malang m. dwi cahyono