Teliti Obat Anti Kanker Payudara, Wisudawan Universitas Brawijaya Juarai INS Thesis Prize Indonesia - Netherlands Society

Jadi Satu-satunya Peserta dari S1, Nizam Bersiap Study Exchange ke Belanda

14 Oktober 2025 12:30 14 Okt 2025 12:30

Thumbnail Teliti Obat Anti Kanker Payudara, Wisudawan Universitas Brawijaya Juarai INS Thesis Prize Indonesia - Netherlands Society
Presentasi penelitian obat anti kanker payudara dikembangkan oleh Nizam (Dokumen pribadi Nizam)

KETIK, MALANG – Wisudawan Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan sistem penghantaran obat anti kanker payudara, hingga mampu menyabet juara dalam INS Thesis Prize Indonesia - Netherlands Society. Sistem penghantaran obat dari hasil penelitian ini diklaim mampu lebih efektif dan efisien dalam mengobati kanker payudara.

Penelitian ini diinisiasi oleh Nizam Zulfi Zakaria, lulusan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) 2021 yang meraih Juara Utama INS Thesis Prize 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesia - Netherlands Society (INS) dengan tema “Building a Sustainable Future through Education and Research.” 

Pada presentasi final yang dilaksanakan secara hybrid pada Kamis, 9 Oktober 2025, di Auditorium Erasmus Huis, Jakarta, Nizam berhasil lolos ke babak final dari 46 peserta mahasiswa. Menariknya ia menjadi satu-satunya peserta dari jenjang Strata 1. 

Sedangkan empat finalis lainnya berasal dari S2 berlatarbelakang pendidikan Institut Teknologi Bandung (ITB), Erasmus University Rotterdam, Leiden University, dan University of Lodz. Kompetisi ini merupakan ajang bergengsi yang mempertemukan lulusan dari berbagai universitas terkemuka, untuk mempresentasikan hasil penelitian skripsi maupun tesis yang menyoroti kolaborasi kedua negara dalam bidang pendidikan dan riset.

Nizam menjelaskan, ia membawakan judul penelitian yang diambil dari skripsinya berjudul “Enkapsulasi Pentagamavunon-6 Berbasis Nanoliposom sebagai Agen Antioksidan dan Antikanker pada Sel MCF-7.”

Penelitian itu bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Vrije Universiteit Amsterdam, Utrecht University, dan Universitas Gadjah Mada, serta telah dipublikasikan di jurnal Naunyn-Schmiedeberg’s Archives of Pharmacology yang telah terindeks Scopus Q2. Skripsinya itu pula yang mengantarkannya diwisuda sebagai mahasiswa UB.

“Awalnya saya tidak yakin bisa melaju ke babak final karena mayoritas peserta lain lulusan S2. Tapi saya belajar bahwa kesenjangan gelar bukan berarti kesenjangan intelektual. Saya usahakan dan doakan semaksimal mungkin, serta pasrahkan hasilnya pada Tuhan,” ujar Nizam saat dikonfirmasi ketik.com, Selasa 14 Oktober 2025.

Setidaknya ada beberapa indikator penilaian yang digunakan, mulai dari keunikan riset, kejelasan penelitian bagi masyarakat awam, relevansi bagi Indonesia dan belanda, serta keterkaitannya dengan Sustainable Goals Developments (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Pada tahun 2025 ini, INS Thesis Prize terintegrasi dalam kegiatan Week of Indonesia - Netherlands Education and Research (WINNER) 2025, yang didukung oleh berbagai lembaga seperti BRIN, ALMI, KNAW, NWO, Nuffic Southeast Asia, serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih, khususnya kepada Ibu Riyona Desvy Pratiwi, S.Farm., M.Sc. dari BRIN yang telah membimbing selama penelitian dan mendorong saya untuk mengikuti ajang Thesis Prize tersebut,” jelasnya.

Atas pencapaiannya, Nizam dijadwalkan akan berangkat ke Belanda untuk mengikuti program study exchange sebagai bagian dari penghargaan yang diterimanya. Prestasi ini sekaligus menegaskan peran UB dalam mendorong kolaborasi riset global dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak bagi masyarakat. 

Tombol Google News

Tags:

Universitas Brawijaya Malang Inovasi Universitas Brawijaya obat anti kanker Penelitian Mahasiswa