Mengenal Pohon Puger, Tanaman Endemik Langka yang Dikonservasi di Hutan UB

6 Oktober 2025 13:17 6 Okt 2025 13:17

Thumbnail Mengenal Pohon Puger, Tanaman Endemik Langka yang Dikonservasi di Hutan UB
Pohon Puger tanaman langka endemik Jawa Timur di UB Forest (Foto: Aris/Ketik)

KETIK, MALANG – Tanaman endemik langka Jawa Timur berhasil dikembangkan oleh Universitas Brawijaya (UB) di lahan hutan pada lereng Gunung Arjuno.

Tanaman bernama Puger, ini menjadi satu darı sekian tanaman langka yang statusnya di alam dalam bahaya sehingga dilindungi oleh peraturan perundang-undangan konservasi alam.

Tanaman bernama latin Dehaasia pugerensis ini pertama kali ditemukan di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten Jember, oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan pegiat konservasi lingkungan, pada 29 Agustus 2024 lalu. 

Tanaman Puger ini lantas dikembangkan dan salah satunya ditanam di Hutan Universitas Brawijaya, yang ada di lereng Gunung Arjuno, tepatnya di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Puger merupakan tanaman endemik asli Jawa Timur, yang sulit ditemukan di daerah lain.

Kepala UPT Pengelola Kawasan Hutan (PKH) Universitas Brawijaya Dr. Muchammad Roviq menyatakan, pengembangbiakkan tanaman Puger memang sukses dilakukan di kawasan hutan lereng Gunung Arjuno, yang dimiliki UB sebagai hutan edukasi.

Total ada sekitar 50 tanaman yang masuk kategori langka yang dikembangkan oleh Hutan Universitas Brawijaya, untuk kebutuhan edukasi, konservasi, dan penelitian pemanfaatannya.

"Awal mula ditanam di UB forest itu pada 24 November 2024 kemarin. Sekarang fasenya sudah kami teramati tinggi 25 sentimeter, jumlah daun 4 - 5," kata Muchammad Roviq, pada Senin 6 Oktober 2025. 

Namun kata dia, tanaman Puger ini masih dalam penelitian akan manfaatnya, sehingga penanamannya pun tidak diletakkan ditanam langsung di semua titik, melainkan ditanam di lapangan serbaguna. Sebab ia khawatir tanaman langka ini dianggap sebagai hama tanaman oleh petani, karena ketidaktahuannya.

"Kami fokuskan ke lapangan serbaguna, ini musim tanam petani penggarap, setiap jengkal tanah sudah ada petaninya, kalau tidak dikenali petani itu dianggap mengganggu, kami coba besarkan dulu dekat di persemaian, kalau kayak terlihat tinggi 1-1,5 meter baru disebarkan di beberapa titik," jelasnya.

Foto Area tanaman langka endemik di UB Forest (Aris ketik)Area tanaman langka endemik di UB Forest (Foto: Aris/Ketik)

Selain tanaman Puger yang masuk kategori langka dan dilindungi, di Hutan Universitas Brawijaya juga terdapat pohon Keruing, atau bernama latin Dipterocarpus retusus (Blume) sebanyak lebih dari 100 biji. Biji pohon ini didapatkan atas kerjasama UB Forest dengan Forum Pohon Langka Indonesia.

"Dipterocarpus retusus (Blume) adalah pohon langka dengan status Endangered, atau terancam punah, berdasarkan IUCN," ucapnya.

Sementara itu, Dosen Program Studi (Prodi) Kehutanan UB Rifqi Rahmat Hidayatullah menyampaikan, pihaknya kini tengah meneliti keberadaan tanaman Puger yang langka itu. Nantinya penelitian itu jadi bagian fungsi UB Forest sebagai edukasi dan penelitian.

"Pohon langka yang yang kita tanam yakni pohon Puger itu hasil eksplorasi darı teman-teman BRIN, yang statusnya sangat terancam, dan itu endemik Jawa Timur. Jadi kita punya potensi itu, tujuan untuk penelitian dan pendidikan," ucap Rifqi Rahmat Hidayatullah.

Pria yang juga pengelola UB Forest ini juga akan meneliti keberadaan tanaman Puger, serta tanaman langka lainnya yang dimiliki UB Forest, termasuk pohon Keruing, yang ditanam sebanyak 100 biji. Penelitian akan difokuskan mengenai kemanfaatan kandungan darı tanaman - tanaman langka ini.

"Kalau tanaman dan pohon langka ini diteliti kandungan manfaat dan olahan hasil, untuk konsumsikah, untuk obatkah, pohon langka untuk manfaatnya apa, selain dalam konteks edukasi Perlindungan dan konservasi. Kita akan mengembangkan pohon langka, untuk mengadopsi pohon langka, bisa menjadikan pohon langka jadi lebih edukatif," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Universitas Brawijaya Malang UB Malang Tanaman Endemik Tanaman Langka pelestarian hutan