KETIK, MALANG – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menyoroti masih minimnya generasi muda Indonesia yang berlatar belakang sains, sehingga menghambat regenerasi. Indonesia disebut jauh kalah dari India, Cina, dan Malaysia terkait ilmuwan - ilmuwan sains.
Menurut Fajar, salah satu indikator negara maju yakni banyaknya lulusan dari bidang sains dan teknologi, sebagaimana negara-negara seperti India, Cina, Jepang, bahkan Malaysia.
Maka Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menjadi motivasi bagi generasi muda agar kian fokus dalam penelitian dan menghadirkan inovasi.
"Di Asia itu paling banyak lulusan berlatarbelakang sains itu India, Cina, dan Malaysia, kita di bawah Malaysia. Tetapi adik-adik tetap bisa membuktikan bahwa Indonesia melahirkan banyak alumni pendidikan sains, karena ini salah satu modal bangsa itu maju," ujar Fajar Riza Ul Haq, saat sambutan di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu malam 11 Oktober 2025.
Pengembangan sains dan teknologi disebutnya perlu, tanpa harus menghilangkan kearifan lokal budaya, nilai, hingga saat istiadat lokal Indonesia. Maka ia menegaskan, perlu ada kombinasi antara ideologi Pancasila, kearifan lokal budaya, dan perkembangan sains teknologi.
"Adik-adik harus berkembang menjadi orang yang berpengetahuan berwawasan global, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai orang Indonesia, tanpa kehilangan pijakannya terhadap Pancasila. Itu adalah perpaduan dari tradisi, dan modernisasi dan dengan cara itu saya percaya bangsa ini akan mencapai kegemilangan," ucap menteri kelahiran Sukabumi, Jawa Barat ini.
Ia berharap, dari ajang OSN 2025 ini muncul ilmuwan - ilmuwan dan cendekiawan - cendekiawan Indonesia yang baru, yang diakui dunia internasional. Makanya ia meminta siswa-siswa yang belum mendapat prestasi di OSN 2025 untuk tidak patah semangat.
Fajar mencontohkan perjuangan Albert Einstein, yang awalnya memiliki keterlambatan bicara hingga kerap jadi peraih ranking terbawah di kelasnya, menjadi sebuah penemu teori fisika yang namanya diabadikan sampai sekarang.
"Kelak kemudian hari dari ruangan ini akan lahir para ilmuwan-ilmuwan Indonesia, para cendekiawan cendekiawan berintegritas, dan juga calon-calon penerima nobel dunia, percaya enggak percaya, saya saja percaya harusnya adik-adik lebih yakin dan adik-adik yang akan menorehkan tinta emas itu," tukasnya.
Sebagai informasi, ajang OSN 2025 yang diadakan sejak 6 - 12 Oktober 2025 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), resmi berakhir. Jakarta menjadi juara umum dengan torehan 79 medali, rinciannya 17 emas, 31 perak, dan 31 perunggu, dari total 540 peserta dari 30 provinsi yang mengikuti ajang OSN ini.
Sedangkan di posisi kedua Jawa Timur dengan perolehan 61 medali, rinciannya 12 medali emas, 18 medali perak, dan 31 perunggu, sementara di posisi ketiga ada Banten dengan 38 medali, dengan rincian 7 medali emas, 16 medali perak, dan 15 medali perunggu.(*)