Mensos Saifullah Yusuf Tegur Pendamping Sosial di Mojokerto: Kerja Harus dengan Hati dan Empati

12 Oktober 2025 07:34 12 Okt 2025 07:34

Thumbnail Mensos Saifullah Yusuf Tegur Pendamping Sosial di Mojokerto: Kerja Harus dengan Hati dan Empati
Mensos RI Saifullah Yusuf saat sosialisasi sekolah rakyat 15 Kabupaten Mojokerto (foto : sholahudin/ ketik.com)

KETIK, MOJOKERTO – Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, menegur keras sejumlah pendamping sosial di Kabupaten Mojokerto. Teguran ini diberikan karena para pendamping kedapatan mengobrol saat Mensos berdialog dengan siswa dan wali murid di Sekolah Rakyat 15 Kabupaten Mojokerto, Sabtu 11 Oktober 2025.

Peristiwa ini terjadi saat Mensos sedang menyampaikan materi sosialisasi mengenai peran krusial pendamping sosial dalam program tersebut. Perhatian para pendamping yang terpecah memancing reaksi dari Menteri yang akrab disapa Gus Ipul tersebut.

"Teman-teman, saya minta kesungguhannya, tidak hanya mengerti dan memahami, tapi bisa menghayati apa yang menjadi tugas daripada pendamping," ujar Gus Ipul sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah para pendamping sosial.

Ia menegaskan bahwa pekerjaan pendamping sosial menuntut lebih dari sekadar pemahaman teknis, melainkan juga empati dan keterlibatan hati yang tinggi.

"Kerjanya perlu empati, perlu dengan hati, tidak hanya cukup memahami, pintar, tapi melayani ini dengan empati, dengan hati dan membayangkan posisi kita berada seperti adik-adik. Bisa didengar ya," tegasnya.

Menurut dia, kemarahan tersebut sangatlah beralasan mengingat peran sentral pendamping sosial dalam Program Sekolah Rakyat.

Menurutnya, proses seleksi siswa dimulai dan sangat bergantung pada asesmen yang dilakukan oleh pendamping sosial di lapangan.

"Peran pendamping sangat erat, proses seleksi diawali dari pendamping, berdasarkan data tunggal itu kita dapat mengetahui," kata Gus Ipul saat diwawancarai seusai memberikan teguran di Mojokerto

Kedatangannya ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) Kabupaten Mojokerto adalah dalam rangka memberikan pemahaman yang detail tentang penyelenggaraan program, khususnya kepada pendamping sosial.

"Mereka kita ajak untuk supaya lebih memahami secara detail penyelenggaraan sekolah rakyat. Kita harapkan ikut mendengarkan," tambahnya.

Meski demikian, Gus Ipul sempat memaklumi adanya sedikit persoalan yang terjadi, ia berpandangan bahwa suara dari pengeras suara atau sound system yang kurang maksimal menjadi salah satu penyebab para pendamping tidak dapat mendengarkan secara optimal sehingga memilih untuk mengobrol sendiri.

"Kalau tadi ada yang bicara sendiri itu karena sound system-nya kurang keras," ungkapnya.

Namun, ia kembali menegaskan pentingnya kesungguhan dalam bekerja dan menyimak sosialisasi dengan baik, sebab pendamping sosial merupakan ujung tombak program Sekolah Rakyat.

"Diawali dari asesmen yang dilakukan para pendamping, dikonsultasikan dengan Dinsos, ditandatangani bupati kemudian ke saya, makanya kita ajak agar semua memahami, saya datang ke sini ini dalam rangka sosialisasi," pungkasnya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Tri Raharjo Murdianto, membenarkan kejadian tersebut dan mengaitkannya dengan masalah teknis pada pengeras suara.

"Mungkin karena sound system yang di depan tidak nyambung, setelah kita geser sudah mulai tenang. Mungkin yang di depan tidak dengar apa yang disampaikan Pak Menteri dari dalam," pungkasnya

Tombol Google News

Tags:

pemkabmojokerto kabupatenmojokerto sekolahrakyat15mojokerto pendampingsosial pkhkabupatenmojokerto