KETIK, MALANG – Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB) menyabet juara 1 dalam ajang Indonesian Academic Librarian Award (IALA) 2025. Ajang ini bagian dari serangkaian acara The 4th International Conference of Academic Libraries (ICAL) yang diselenggarakan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI).
Mengangkat tema “AI-Driven Academic Libraries: Innovation, Ethics, and the Future of Knowledge Management”, kegiatan berskala nasional ini berfokus pada transformasi digital dan etika pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan perpustakaan akademik. IALA sendiri terdapat dua kategori lomba dalam pengelolaan perpustakaan, yakni IALA (Indonesian Academic Librarian Award) dan ALIA (Academic Library Innovation Award).
IALA ditujukan bagi pustakawan yang menunjukkan dedikasi, kompetensi, serta inovasi dalam praktik kepustakawanan modern, sementara ALIA menilai inovasi institusional perpustakaan dalam pemanfaatan teknologi, khususnya AI.
Sekretaris UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya, Pitoyo Widhi Atmoko, menjelaskan bahwa pihaknya mengangkat inovasi karya berjudul “ChaTools Super: Pustakawan SAKTI dengan Triple Innovation Framework”.
"Inovasi ini mengusung tiga pendekatan utama yang saling terintegrasi, yakni Chatbot Perpustakaan, Tools Riset & AI, serta SuperPrompt Multidisiplin, yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi pustakawan dan kualitas layanan informasi berbasis kecerdasan buatan di lingkungan akademik," ucap Pitoyo Widhi Atmoko, Senin, 13 Oktober 2025.
Suasana Perpustakaan Universitas Brawijaya. (Foto: Aris/ketik.com)
Inovasi itu dibuat dengan memanfaatkan kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) untuk pengelolaan pengetahuan di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi. Pendekatan teknologi yang kreatif dan etis itu dipilih, untuk mampu menghadirkan solusi cerdas meningkatkan efisiensi layanan, memperkuat literasi digital sivitas akademika, serta menegaskan peran strategis pustakawan di era transformasi digital.
“Ketika teknologi AI berkembang pesat, pustakawan tidak boleh tertinggal. Pustakawan harus menjadi bagian dari transformasi ini,” ujar Pitoyo.
Inovasi ini telah terbukti berdampak signifikan di UB. Melalui program pelatihan dan pendampingan yang ia inisiasi, sebanyak 108 artikel telah berhasil submit ke jurnal ilmiah, 25 di antaranya terindeks Scopus (6 Q1, 8 Q2, 6 Q3, dan 5 Q4). Selain itu, pustakawan UB juga semakin percaya diri melakukan riset kolaboratif dan menulis buku ber-ISBN.
Kemenangan ini melanjutkan prestasi UB dalam bidang inovasi layanan informasi dan pemanfaatan AI di perpustakaan akademik. UPT Perpustakaan UB menjadi salah satu pionir di Indonesia dalam mengimplementasikan sistem AI yang etis dan berdampak, sejalan dengan misi UB untuk menjadi universitas berbasis riset dan teknologi unggul di tingkat internasional.
Di sisi lain, Kepala UPT Perpustakaan UB, Prof. Dr. Iwan Permadi, SH., M.Hum., menyampaikan bahwa prestasi ini menjadi bukti nyata kemajuan layanan perpustakaan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi serta komitmen pustakawan Indonesia untuk terus berinovasi di kancah internasional.
"Langkah lanjutannya, inovasi ChaTools Super akan disebarluaskan ke sedikitnya 10 universitas di Indonesia melalui program pelatihan dan kolaborasi antarperpustakaan yang diinisiasi oleh Perpustakaan UB," ucap Prof. Iwan Permadi, secara terpisah.
Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem pustakawan berbasis AI di Indonesia, mempercepat adaptasi teknologi di bidang kepustakawanan, dan menciptakan sinergi antarperguruan tinggi dalam membangun budaya riset yang inklusif dan inovatif.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Brawijaya, Prof. Imam Santoso, menegaskan keberhasilan pustakawan UB meraih prestasi terbaik menunjukkan bahwa atmosfer akademik di UB telah berjalan sangat kondusif yang bisa mendukung lahirnya karya kreativitas staf pustakawan.
“Ini akan terus kita akselerasi ke depannya, kami akan mendukung kreativitas dari pustakawan-pustakawan di UB,” kata Prof. Imam.(*)