KETIK, MALANG – Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Brawijaya (UB), Muhammad Hermawan Widyananda, dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan predikat Sempurna setelah berhasil menuntaskan studi S2 dan S3 hanya dalam empat tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Kelulusan tersebut diperkuat dengan kontribusinya pada dunia riset, terutama temuan obat herbal antikanker.
Hermawan, yang meraih gelar doktor melalui program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch 6, tidak hanya unggul dalam studi. Ia juga mencatatkan 53 publikasi internasional jurnal ilmiah, di antaranya 13 artikel terindeks Q1, 10 artikel terindeks Q2, dan 18 artikel terindeks Scopus.
Salah satu sumbangsih terbesarnya bagi dunia kesehatan adalah penelitian yang mengembangkan kombinasi tiga herbal sebagai antikanker payudara. Inovasi yang diklaim belum pernah dilakukan sebelumnya.
Hermawan mengatakan bahwa penelitiannya itu tidak mudah dan memerlukan perjalanan panjang. Bahkan kerap mengalami kegagalan dalam pelaksanaan eksperimen penelitian.
"Namun di balik ribuan kegagalan tersebut, ada satu keberhasilan. Yang mana itulah yang, Alhamdulillah, membawa saya lulus, dan satu keberhasilan itulah yang membuat kami banyak melakukan luaran di jurnal internasional,” kata Hermawan pada Selasa, 30 September 2025.
Penelitian itu telah dipublikasikan di Wiley tahun 2022, mengenai Boesenbergia rotunda (temu kunci) sebagai antikanker payudara menggunakan metode bioinformatika yang inovatif. Selain itu, pengalaman riset enam bulan di Jepang juga menghasilkan publikasi di Molecules tahun 2025 tentang potensi temu kunci sebagai antiinflamasi dan antiobesitas.
Hermawan mengungkapkan bahwa motivasi untuk berkecimpung di dunia penelitian dan melanjutkan pendidikan di Pascasarjana UB berawal dari dorongan dan motivasi Rektor UB, Prof. Widodo.
"Beliau menilai saya punya potensi sebagai peneliti. Selain memberi motivasi, beliau juga menyediakan banyak fasilitas penelitian, dan pendanaan. Itu yang membuat saya semakin produktif,” ucapnya.
Dari sana akhirnya ia mampu menciptakan produktivitas dan melakukan sesuatu yang berkualitas, hingga menghasilkan sejumlah jurnal ilmiah bereputasi internasional dari penelitian yang dilakukannya.
“Kalau kita mengacu pada kuantitas saja, nanti papernya banyak tapi sitasinya sedikit. Jadi, selain kuantitas, kualitas juga penting,” ungkap Hermawan.
Selain itu, lingkungan riset yang kondusif sangat berpengaruh dalam kesuksesannya menemukan beberapa temuan dari penelitian, termasuk sistem herbal antikanker payudara. Dua orang guru besar, yakni Prof. Muhaimin Rifa'i dan Prof. Sasmito Djati, menjadi dua orang yang membangun ekosistem riset yang sportif.
“Di Lab (laboratorium) Biomol UB sudah dibangun ekosistem riset yang suportif oleh Prof. Muhaimin Rifa’i dan Prof. Sasmito Djati. Jadi kita ke lab itu tidak stres, gitu. Dengan tujuan yang jelas, kemudian ekosistem riset yang bagus, saya yakin semua pasti bisa untuk menghasilkan banyak publikasi berkualitas,” ujarnya.
Saat ini, Hermawan melanjutkan kiprahnya sebagai Research Fellow di Pusat Studi Biosistem DRPM UB, yang posisinya serupa dengan postdoctoral fellow. Ia menargetkan publikasi di jurnal bereputasi sangat tinggi, termasuk Nature, untuk terus mengangkat nama UB.
“Semoga ke depan saya dan rekan-rekan peneliti yang lain bisa menghasilkan publikasi yang sangat bagus. Syukur-syukur nanti bisa publish di nature. Itu kan ikut mengangkat nama UB juga,” pungkasnya.(“)