Deru Industri dan Nestapa Masjid Darul Taqwa di Desa Baru Obi Halmahera Selatan

10 Agustus 2025 12:03 10 Agt 2025 12:03

Thumbnail Deru Industri dan Nestapa Masjid Darul Taqwa di Desa Baru Obi Halmahera Selatan
Masyarakat Desa Baru gotong royong bangun mesjid Darul Taqwa Minggu 10 Agustus 2025 (Foto: Riaman/Ketik)

KETIK, HALMAHERA SELATAN – Di tengah euforia industri yang menyulap lanskap alam menjadi arena produksi kapital, ironi monumental justru menyeruak. 

Desa Baru, Kecamatan Obi Halmahera Selatan, kini berdiri di persimpangan antara akumulasi modal yang mengalir deras dari kantong sumber daya mineralnya dan kenyataan getir bahwa Masjid Darul Taqwa—manifestasi tertinggi ruang transendensi dan perekat sosial masih merangkak dalam fase konstruksi yang tertatih akibat defisit anggaran yang kronis.

Fenomena ini tak sekadar perihal keterlambatan pembangunan, melainkan representasi nyata dari asimetri distribusi manfaat. 

Foto Foto Ketua Panitia Mesjid Darul Taqwa desa baru Ketua Panitia Mesjid Darul Taqwa desa Baru La Saaru Lantorosa (Foto: Riman/Ketik)

Dalam sudut pandang sosiologi ekonomi, Desa Baru menghadapi paradoks ganda, limpahan kekayaan ekologis yang dikeruk tanpa henti oleh entitas korporasi besar, berbanding lurus dengan stagnasi proyek rumah ibadah yang seharusnya menjadi jantung spiritual komunitas.

Ketua Panitia Pembangunan, La Saaru Lantorosa, menyampaikan narasi yang sarat diplomasi namun menyisakan gema moral. 

“Kami tetap mengajak masyarakat muslim Desa Baru untuk berkontribusi secara swadaya. Namun, kami berharap, pihak-pihak yang selama ini menikmati hasil bumi dan laut di wilayah ini, mengalirkan kembali sebagian keuntungan mereka dalam bentuk dukungan material yang lebih substansial,” ujarnya, Minggu 10 Agustus 2025

Meski modal finansial berada di titik kritis, modal sosial masyarakat memancarkan daya tahan luar biasa. Gotong royong—a living cultural capital yang berurat akar di setiap sendi kehidupan Nusantara menjadi mesin penggerak utama. Setiap Minggu, irama kerja bakti menggema, memadukan ketukan palu dan gesekan sekop sebagai orkestra konstruksi rakyat. 

Pada pekan terakhir, pencapaian krusial terjadi, pengecoran leher kubah masjid dengan lebih dari 70 sak semen, sebuah tahapan vital dalam terminologi teknik bangunan yang menandai transisi menuju bentuk arsitektural yang lebih definitif.

Spektrum partisipasi pun melampaui garis demarkasi gender dan usia. Perempuan, remaja, hingga anak-anak, menambatkan diri dalam proyek ini, seolah memahami bahwa pembangunan masjid bukan sekadar urusan tukang dan material, melainkan ikhtiar kolektif untuk membangun citadel spiritual. 

“Ini bukan hanya pembangunan fisik, tetapi konstruksi peradaban kecil yang berakar pada kesatuan hati,” tegas La Saaru, menutup keterangannya dengan nada yang menyiratkan optimisme bersyarat.

Di balik itu, terpatri harapan besar, agar korporasi yang menggali emas dari tanah ini dan mengekstrak nikel dari perut buminya, tidak hanya meninggalkan jejak finansial di neraca laba, tetapi juga membubuhkan catatan etis pada sejarah sosial Desa Baru Obi.

Dengan kontribusi yang lebih nyata, Masjid Darul Taqwa dapat segera menunaikan takdirnya sebagai locus ibadah, pusat pembinaan moral, dan benteng kebersamaan yang berdiri teguh di tengah gelombang perubahan yang tak selalu ramah.

 

 

Tombol Google News

Tags:

Halmahera Selatan Desa Baru Obi Deru Industri pembangunan masjid Maluku Utara Kontribusi Perusahaan