BMKG: DI Yogyakarta Memasuki Musim Hujan Lebih Cepat, Masyarakat Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem

20 September 2025 19:40 20 Sep 2025 19:40

Thumbnail BMKG: DI Yogyakarta Memasuki Musim Hujan Lebih Cepat, Masyarakat Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem
Kantor BMKG Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta. (Foto: Dok BMKG DIY for Ketik)

KETIK, YOGYAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta mengeluarkan peringatan mengenai perkembangan iklim terkini.

Dalam siaran persnya, Sabtu, 20 September 2025, disebutkan, berdasarkan pemantauan, wilayah DI Yogyakarta diprediksi akan memasuki musim hujan lebih awal, yaitu pada dasarian I - III Oktober 2025. Ini berarti awal musim hujan akan maju satu dasarian dari rata-rata normalnya.

Kepala Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta, Reni Kraningtyas, SP MSi, menjelaskan bahwa Monsun Australia saat ini sudah aktif, sementara indeks El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Dipole Mode Index (DMI) dalam kondisi netral hingga akhir tahun. Hal ini mendukung percepatan masuknya musim hujan di wilayah Yogyakarta.

Prediksi Curah Hujan

Curah hujan pada dasarian III September 2025 diperkirakan dalam kategori rendah hingga menengah (10-75 mm/dasarian). Namun, memasuki Oktober, curah hujan akan meningkat dengan sifat hujan Normal (N) hingga Atas Normal (AN).

Berikut adalah prediksi curah hujan dalam tiga bulan ke depan:
• Oktober 2025: 151-500 mm/bulan (kategori menengah-tinggi)
•  November 2025: 201->500 mm/bulan (kategori menengah-sangat tinggi)
•  Desember 2025: 201-500 mm/bulan (kategori menengah-tinggi)

"Puncak musim hujan 2025/2026 diprediksi terjadi pada bulan Januari dan Februari 2026," paparnya.

Adapun total curah hujan selama musim ini diperkirakan berkisar antara 1001-3000 mm, dengan sifat hujan keseluruhan dalam kategori Normal (N). Durasi musim hujan diperkirakan bervariasi antara 16 hingga 24 dasarian, dan akan berakhir pada dasarian I-III April 2026.

Imbauan dan Kewaspadaan

BMKG mengimbau pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim hujan.

Pada periode pancaroba (September-Oktober 2025), masyarakat perlu mewaspadai cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan potensi hujan es. Bencana ini dapat terjadi sewaktu-waktu.

Sedangkan untuk menghadapi musim hujan, BMKG menyarankan beberapa langkah mitigasi, antara lain:
• Membersihkan saluran air untuk mencegah banjir.
• Memangkas dahan pohon yang lapuk atau berpotensi roboh.
• Memastikan kekuatan baliho atau reklame di pinggir jalan.
•  Menyesuaikan pola tanam bagi para petani.

"Selain itu kami juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir dan tanah longsor untuk selalu waspada, terutama saat puncak musim hujan," pesannya.

Di akhir keterangannya Reni Kraningtyas, menyampaikan untuk informasi iklim terbaru dan akurat, masyarakat dapat mengikuti kanal media sosial BMKG Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta. (*)

Tombol Google News

Tags:

BMKG Stasiun Klimatologi DIY D I Yogyakarta Prakiraan cuaca Musim Hujan Yogyakarta cuaca ekstrem mitigasi bencana El Nino La Nina Dipole Mode Madden Julian Oscillation Monsun Australia Pancaroba banjir tanah longsor Angin kencang