KETIK, BLITAR – Jejak ideologi tak selalu ditinggalkan lewat pidato panjang atau panggung megah. Kadang, ia tumbuh dalam langkah hening: doa, ziarah, dan membaca sejarah. Itulah yang dilakukan jajaran pengurus dan kader PDI Perjuangan Kota Yogyakarta saat melakukan ziarah ideologis ke Kota Blitar, Jawa Timur, Minggu 21 Desember 2025.
Rombongan DPC PDI Perjuangan Yogyakarta mengawali rangkaian kegiatan dengan ziarah dan doa bersama di makam Proklamator RI Soekarno. Ziarah ini tak sekadar ritual, melainkan upaya menyerap kembali nilai perjuangan dan semangat kebangsaan yang diwariskan Sang Fajar.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Eko Suwanto, menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan tugas ideologis kader partai.
“Kader yang hadir adalah pengurus DPC, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Yogyakarta, pengurus anak cabang, hingga Satgas Andhika Wiratama. Ziarah ini adalah laku ideologis cara kami menghikmati Pancasila dalam praktik berkebangsaan,” ujar Eko.
Ia menambahkan, dari Blitar para kader diharapkan pulang membawa api perjuangan yang tetap menyala.
“Kami ingin mengobarkan semangat juang, api perjuangan yang tak pernah padam, untuk terus memperjuangkan kebahagiaan batin dan kesejahteraan rakyat,” imbuhnya.
Selain berziarah, rombongan juga mengunjungi Perpustakaan Bung Karno. Di tempat itu, para peserta menyempatkan diri mengakses koleksi buku langka, ruang baca tematik, hingga aplikasi digital i-Sukarno yang menyajikan narasi sejarah Bung Karno dalam format teks, foto, dan video.
“Dari perpustakaan dan museum Bung Karno, kita mendapat inspirasi untuk terus membaca dan belajar. Belajar sejarah, ilmu pengetahuan, dan ajaran Bung Karno sebagai bekal perjuangan,” ujar Eko, yang juga menjabat Ketua Komisi A DPRD DIY.
Kunjungan dilanjutkan ke Istana Gebang, rumah masa kecil Bung Karno, sebagai ruang refleksi atas perjalanan hidup sang Proklamator. Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan studi banding pertanian perkotaan di Kebun Belimbing Karangsari, Blitar.
Menurut Eko Suwanto, ziarah ideologis ini menjadi titik awal penguatan tekad kolektif kader PDI Perjuangan.
“Pertama, berkomitmen menghikmati nilai Pancasila untuk mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan sosial. Kedua, menguatkan Jogja sebagai kota perjuangan dengan semangat nasionalisme dan patriotisme. Ketiga, bertekad memenangkan Pemilu 2029,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa PDI Perjuangan terus bekerja melalui Tiga Pilar Partai eksekutif, legislatif, dan struktural dengan berpijak pada nilai Pancasila dan Konstitusi.
“Alhamdulillah, tiga pilar di Jogja lengkap. Partai memberikan dukungan penuh pada kebijakan Wali Kota dan Wakil Wali Kota dari PDI Perjuangan serta Fraksi DPRD yang senafas dengan amanat penderitaan rakyat,” katanya.
Dalam rangkaian doa di Blitar, para kader juga mendoakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri serta Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, agar senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan dalam mengemban amanat kebangsaan.
“Kami berdoa agar seluruh pimpinan partai diberi keteguhan dalam memperjuangkan cita-cita bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” pungkas Eko.
Ziarah ini menegaskan bahwa bagi PDI Perjuangan, sejarah bukan benda mati. Ia adalah denyut yang terus dipelihara dari makam, perpustakaan, hingga kebun rakyat agar perjuangan tak kehilangan arah dan politik tetap berakar pada nurani. (*)
