Truk Berat Masih Lalu-lalang di Jalur Sedeng Pacitan, Pemasangan Portal Tak Kunjung Jalan

3 November 2025 08:30 3 Nov 2025 08:30

Thumbnail Truk Berat Masih Lalu-lalang di Jalur Sedeng Pacitan, Pemasangan Portal Tak Kunjung Jalan
Jalur Sedeng–Ngadirejan yang masih kerap dilalui truk berat baru dilakukan pemasangan bedeng, Senin, 3 November. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

KETIK, PACITAN – Truk bermuatan berat masih bebas melintas di jalur curam Sedeng–Ngadirejan, Kabupaten Pacitan meski sudah dilarang.

Rencana pemasangan portal pembatas kendaraan yang diharapkan bisa menjadi solusi, hingga kini belum juga terwujud.

Kasatlantas Polres Pacitan AKP Moch Angga Bagus Sasongko mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menentukan lokasi yang paling aman bagi pemasangan portal.

Namun, keterbatasan anggaran membuat proyek itu tertunda.

“Kami sudah usulkan agar portal ditempatkan sebelum jembatan Sedeng. Itu titik paling ideal untuk mencegah truk berat masuk jalur rawan. Tapi sementara ini terkendala anggaran dan perlengkapan,” kata Angga, baru-baru ini.

Angga menambahkan, portal bukan sekadar alat pembatas, tetapi juga bagian dari sistem keselamatan. Karena itu, diperlukan penerangan jalan dan rambu tambahan agar pengendara tetap aman, terutama di malam hari.

“Kalau penerangan tidak ada, justru bisa menimbulkan bahaya baru. Ini semua demi keselamatan pengguna jalan,” ujarnya.

Bagi warga sekitar, keterlambatan pemasangan portal membuat keresahan semakin besar.

Mereka khawatir kejadian kecelakaan truk di jalur Sedeng akan terus berulang.

Puguh Danu, warga Dusun Sundeng, Desa Bangunsari, mengaku beberapa kali menyaksikan truk engkel bermuatan lebih memaksa naik di tanjakan tajam.

“Sering lihat sendiri, kadang sopirnya sampai panik. Kami takut kalau rem blong atau terguling. Portalnya seharusnya sudah lama dipasang,” ucapnya.

Ia menyebut sejumlah sopir truk masih nekat melintas pada malam hari, terutama dari arah timur.

“Padahal sudah ada rambu dilarang lewat. Tapi kalau malam, banyak yang tetap lewat,” katanya.

Jalur Sedeng-Ngadirejan dikenal memiliki kontur jalan yang ekstrem.

Tanjakan panjang, turunan curam, dan tikungan tajam membuatnya berstatus sebagai salah satu jalur rawan atau black spot di Pacitan.

Kendaraan berat yang tetap melintas sering kali mengalami kesulitan menanjak, bahkan kehilangan kendali.

Tak jarang, insiden ini menyebabkan kemacetan dan kerusakan jalan.

“Banyak pengemudi luar daerah yang mengandalkan Google Maps tanpa tahu medan. Akhirnya, truk bermuatan besar nyasar ke jalur ini,” jelas Angga.

Rencana portal sebenarnya sudah disetujui sejak beberapa waktu lalu, tetapi realisasinya bergantung pada ketersediaan dana pemerintah daerah.

Selain itu, koordinasi dengan Dinas PUPR diperlukan agar portal tidak menghambat kegiatan perawatan jalan.

“Portal ini akan dibuat fleksibel agar bisa dibuka tutup sesuai kebutuhan. Kami terus dorong agar segera terealisasi,” tutur Angga.

Sementara itu, warga berharap langkah cepat diambil agar keselamatan di jalur Sedeng tidak hanya menjadi wacana.

Mereka menilai, tanpa pembatas fisik, peringatan larangan melintas bagi truk besar tak ubahnya formalitas.

“Rambu ada, tapi kalau sopirnya cuek ya percuma. Harapan kami, portal segera dipasang,” ujarnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

jalur Sedeng Pacitan truk berat Pacitan portal pembatas kendaraan keselamatan jalan Pacitan Dishub Pacitan Polres Pacitan keluhan warga Pacitan infrastruktur rusak Pacitan