KETIK, JEMBER – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terus melakukan pembenahan internal setelah untuk pertama kalinya dalam sejarah tidak berhasil lolos ke parlemen DPR RI pada Pemilu 2024. Upaya memperkuat kembali fondasi ideologis dan spiritual partai itu salah satunya terlihat dalam Majelis Dzikir dan Silaturahmi Kader PPP di Pondok Pesantren Darus Sholah, Tegal Besar, Jember, Selasa, 2 Desember 2025.
Dalam kegiatan tersebut hadir KH Idror Maimoen Zubair, Ketua Majelis Taman Surga Persatuan Pembangunan (TSPP) sekaligus putra ulama kharismatik PPP, almarhum KH Maimoen Zubair. Ia menegaskan bahwa pembenahan PPP harus dimulai dari mengembalikan partai ke akar perjuangan terdalamnya: spiritualitas, nilai-nilai Islam, dan bimbingan para ulama.
“Insyaallah, P3 sedang membenahi diri. Kita mulai dengan mendekatkan diri kepada Allah, membaca sirah Nabi, dan mengembalikan partai ini ke rel aslinya,” ujar Idror dalam sambutannya.
Kembalikan PPP ke basis ulama dan perjuangan umat
Menurutnya, kegagalan pada Pemilu 2024 bukan berarti PPP tidak berjuang. Justru pengalaman pahit itu menjadi dorongan untuk memperkuat kembali visi perjuangan partai.
“Bukan berarti PPP kemarin tidak berjuang. Tapi kita harus lebih berjuang untuk umat dan Indonesia. Cinta itu bukan hanya di lisan, tapi dalam hati dan tindakan,” tegasnya.
Idror menilai PPP harus kembali menjadi partai yang digerakkan oleh nilai-nilai ketauhidan, kecintaan kepada Rasulullah, dan kepedulian terhadap umat Islam. Jika hal tersebut berhasil diwujudkan, ia yakin PPP akan kembali bangkit.
“Kalau otak dan hati kader penuh cinta kepada Allah, Rasulullah, dan umat Islam, insyaallah PPP semakin baik dan semakin memperjuangkan umat,” ujarnya.
Menanggapi program pembenahan PPP, Idror menegaskan bahwa partai harus kembali pada pendekatan moral dan spiritual, tidak sekadar strategi politik pragmatis.
“Iman itu naik turun. Politik pun berkembang. Tapi uang tidak bisa mengalahkan zikir,” katanya.
Menurutnya, salah satu penyebab PPP tersisih adalah derasnya arus politik uang di berbagai daerah, yang membuat partai harus kembali beradaptasi.
“Permasalahan PPP selama 20 tahun ini adalah soal tekanan money politics. Tapi dengan zikir dan kolaborasi antara PPP dan TSPP, insyaallah uang tidak bisa mengalahkan kekuatan doa,” ujarnya.
Idror mengajak umat Islam, khususnya di pedesaan, untuk kembali bersama PPP membangun kejayaan dan menjaga Indonesia dari degradasi moral.
“Ayo bersama P3, bersama umat Islam, bersama ulama. Kita jaga Indonesia, kita jaga umat,” serunya.
Gus Idror juga menegaskan bahwa masa depan PPP harus kembali dituntun oleh para ulama dan orang-orang saleh, sebagaimana sejarah partai itu sejak awal berdiri.
“Semoga PPP bisa kembali menorehkan sejarah yang indah seperti dulu. Kembali kepada ulama, kembali kepada Islam,” tegasnya. (*)
