KETIK, PEKALONGAN – Pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Bendan menunjukkan hasil yang sangat positif. Kepala Puskesmas Bendan, dr Aswina Azis Michroza mengungkapkan bahwa tahun ini capaian imunisasi berhasil memenuhi target, didukung oleh meningkatnya kesadaran para orang tua akan pentingnya perlindungan kesehatan bagi anak.
“Imunisasi sudah tercapai, kendala kemarin di Bulan Imunisasi Anak Sekolah akhir tahun 2025 ini, hanya karena ada sejumlah anak yang sakit sehingga penundaannya bersifat sementara, setelah kondisi anak membaik imunisasi tetap diberikan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, 3 Desember 2025.
Menurutnya, keberhasilan capaian imunisasi tahun ini tidak lepas dari peran orang tua yang semakin memahami pentingnya imunisasi. Trend penolakan imunisasi yang terus menurun setiap tahun menjadi bukti bahwa masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan anak.
“Penolakan imunisasi semakin tahun semakin turun. Orang tua makin sadar bahwa imunisasi penting untuk membentuk daya tahan buatan sehingga anak tidak mudah terkena infeksi,” tegasnya.
Ia melihat, kesadaran yang tumbuh ini dinilai sebagai kemajuan besar. Orang tua kini lebih aktif mencari informasi, memeriksakan status imunisasi anak, serta memastikan anak mendapat imunisasi lengkap sesuai jadwal.
Ia menuturkan bahwa infeksi yang berulang dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Selain meningkatkan risiko stunting, infeksi juga menurunkan daya tahan tubuh dan menghambat perkembangan anak, terutama pada usia sekolah yang membutuhkan kemampuan berpikir optimal.
“Jika anak sering terkena infeksi, risiko stunting meningkat dan pertumbuhan terganggu. Imunisasi membantu mengurangi insiden penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa imunisasi adalah hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Meningkatnya cakupan imunisasi menjadi cermin bahwa hak kesehatan anak semakin diperhatikan. Kesadaran orang tua bukan hanya berdampak pada kesehatan saat ini, tetapi juga masa depan anak.
“Imunisasi adalah hak anak, bukan hak orang tua. Semakin bagus kesadaran orang tua, semakin terpenuhi hak anak untuk sehat,” tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap berisiko mengalami dampak jangka panjang, bahkan puluhan tahun ke depan.
“Jika anak tidak dilengkapi imunisasi, 20 tahun ke depan ada konsekuensi terkena penyakit seperti polio atau difteri,” tukasnya.
Azis berharap kesadaran ini terus tumbuh sehingga seluruh anak mendapatkan perlindungan optimal dari penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. (*)
