KETIK, SURABAYA – 153 Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di seluruh wilayah dapat aktif beroperasi pada pertengahan September 2025.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Febrina Kusumawati menyebut keberhasilan KKMP sangat ditentukan oleh kemitraan strategis, termasuk dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Seperti tadi Pak Presiden sampaikan, harus ada hub dengan Bulog, dengan Pertamina, PLN juga," kata Febri pada Senin 21 Juli 2025.
Tak hanya BUMN, Febri juga menyebutkan potensi kolaborasi lain dengan lembaga seperti Samsat dalam pengelolaan Pajak Kendaraan bermotor (PKB) atau opsen daerah. "Mungkin bisa saja Pajak Kendaraan Bermotor, opsen-opsen itu juga bisa kita ambil sebagai bagian dari kinerja koperasi," jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa Pertamina telah menyampaikan ketertarikan untuk menjadikan koperasi sebagai prototipe pangkalan distribusi LPG. “Pertamina juga sudah sempat sampaikan kepada kami untuk prototipe-nya, mungkin ada beberapa koperasi yang memang bisa dipakai untuk pangkalan dulu,” ujarnya.
Namun demikian, Febri menyadari bahwa pendekatan dengan masing-masing BUMN memerlukan strategi komunikasi yang berbeda. "Tadi Bu Gubernur juga bilang, komunikasi dengan Pertamina pasti beda komunikasi dengan Bulog. Jadi seperti itu, kami Dinas Koperasi harus menjajaki itu," tambahnya.
Febri menegaskan bahwa Pemkot Surabaya juga menargetkan KKMP sebagai penggerak ekonomi kerakyatan yang dapat menyerap tenaga kerja langsung di tingkat kelurahan. “Kalau koperasi itu sudah bisa meng-create di level kelurahan, pasti kan dia butuh apa? Misal butuh kurir, butuh packaging, butuh tenaga admin,” ungkapnya.
Saat ini, struktur organisasi koperasi yang dibentuk melalui Musyawarah Kelurahan (Muskel) masih terbatas. Namun, Febri optimistis kebutuhan tenaga kerja ke depan akan tumbuh seiring dengan berjalannya operasional koperasi. “Kalau sudah kelihatan (berjalan), misalkan satu bulan sudah ada mapping kebutuhan, itu pasti butuh (tenaga kerja) di situ semuanya,” katanya.
Meski begitu, Febri menilai, tantangan terbesar koperasi terletak pada membangun kesadaran kolektif para pengurus dan anggota koperasi. "Kita harus membuat semuanya memahami dengan hati yang sama, bahwa sebetulnya ini adalah payung besar yang ada di wilayah," ungkapnya.
Ia menilai koperasi selama ini cenderung berdiri sendiri tanpa sokongan akses permodalan yang kuat. Kini, dengan hadirnya Koperasi Merah Putih, negara memberikan dukungan nyata, termasuk dalam bentuk skema pembiayaan yang terintegrasi. "Negara sudah hadir, di kabupaten/kota juga sudah hadir, jadi untuk akses permodalan untuk kawan-kawan koperasi itu bisa," ujarnya.
Namun, Febri mengingatkan agar Koperasi Merah Putih tidak bergantung sepenuhnya pada modal sebelum memulai aktivitas.
"Nunggu modalnya bukan berarti nggak bergerak, tetap harus digerakkan. Kalau nunggu utang bank, baru berjalan itu nggak bisa," tegasnya.
Sebagai contoh konkret, ia menyebutkan kebutuhan beras sebagai salah satu komoditas yang bisa di-organisasi koperasi sejak dini. "Misalkan satu RW itu butuh beras berapa, nanti kita komunikasikan dengan Bulog, butuhnya berapa ton begitu," ujarnya.
Terkait skema pembayaran, Febri menjelaskan bahwa masing-masing mitra seperti Bulog, Pertamina, dan PLN memiliki mekanisme berbeda.
“Syukur kalau barang itu datang, uang belakangan. Atau situasinya justru harus ada uang dulu, nah itu yang mau kita lakukan sebagai penghubung mereka yang punya uang di Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) itu dengan koperasi,” paparnya.
Sebagai solusi, Pemkot Surabaya menyiapkan skema pinjaman berbunga ringan melalui kerja sama dengan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) atau Himbara. Langkah ini sejalan dengan arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang meminta agar bunga pinjaman maksimal 3 persen untuk koperasi.
"Kalau misalkan membutuhkan dana untuk bisa manjer di situ, ya berarti dana itulah yang kita pikirkan dari koperasi itu ke Himbara. Jadi jelas, misalnya butuh Rp1 miliar untuk memutar, itu yang kami harus segera lakukan untuk pinjaman itu," jelasnya.
Febri menegaskan bahwa penguatan koperasi ini sejalan dengan visi Kampung Pancasila yang digagas oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Ia meyakini bahwa koperasi berperan penting dalam menciptakan ekosistem ekonomi mandiri di tingkat kelurahan atau perkampungan.
"Misalkan di kampung itu (ekonominya) sudah berputar sendiri, mau beras didrop di situ dan dibeli warga situ, mau minyak didrop di situ dan dibeli warga situ, maka InsyaAllah menuju ke Kampung Pancasila itu juga menjadi bagian dari Koperasi Merah Putih,” pungkasnya. (*)
Dinkopdag Surabaya Targetkan Koperasi Merah Putih Mampu Integrasikan BUMN Hingga Pajak Kendaraan
21 Juli 2025 20:20 21 Jul 2025 20:20
Rangkuman Berita:
153 KKMP Surabaya target beroperasi September 2025, butuh kemitraan BUMN (Bulog, Pertamina, PLN). Kolaborasi Samsat juga dijajaki. Pertamina minat jadikan koperasi prototipe pangkalan LPG. Pemkot target KKMP serap tenaga kerja & jadi penggerak ekonomi kerakyatan.
Trend Terkini
21 Okt 2025 14:58
Akses Perumahan Diblokir Ahli Waris, Puluhan KK di Sleman Terjepit Sengketa Fasum
21 Okt 2025 15:25
Satu ASN di Pacitan Dipecat Tanpa Hak Pensiun, Bolos Tiga Bulan Tak Masuk Kerja
23 Okt 2025 17:05
Korupsi Rp1,2 Miliar, Kades Kedungsoko dan Dua Pengurus HIPPA Ditahan Kejari Tuban
24 Okt 2025 16:54
Pemkab Sleman Tetapkan Tanggal Pemindahan Pedagang ke Pasar Godean, Begini Rencananya
20 Okt 2025 16:38
Pembangunan RMU di Lebak Capai 50 Persen, Target Operasional di Desember
Tags:
KKMP Koperasi Merah Putih anggaran KKMP Diskopdag Surabaya Febrina Kusumawati Pemkot Surabaya Prabowo Subianto peluncuran koperasi merah putihBaca Juga:
Pemkot Surabaya Cari Pemimpin Visioner untuk Perkuat Konservasi KBSBaca Juga:
Pansus Raperda KBS Tekankan Profesionalisme Seleksi Direksi, Dorong Figur KonservasionisBaca Juga:
Lula Serukan Penguatan Hubungan Indonesia dan Brasil yang Sudah Terjalin 17 TahunBaca Juga:
Brida Surabaya Dapat Kucuran Rp45 Miliar, Aning Rahmawati Pertanyakan Efektivitas AnggaranBaca Juga:
Otto Hasibuan Sebut Media Online Cermin Bangsa dan Pilar DemokrasiBerita Lainnya oleh Shinta Miranda
26 Oktober 2025 16:05
Flu Malaysia Tak Bisa Ditangkal Vaksin Lama, DPRD Surabaya Imbau Warga Waspada di Musim Peralihan
26 Oktober 2025 12:32
Ivan Tanjaya, Pendiri HW Grup yang Ubah Kedai Nasi Goreng Jadi Jaringan Hiburan Bernilai Ratusan Juta Dolar
26 Oktober 2025 11:37
Granostic Surabaya Hadirkan Pain Clinic, Penanganan Nyeri Cepat dan Tanpa Rawat Inap
24 Oktober 2025 18:46
Banyak Sarjana Hukum di 9 Nama Calon Direktur KBS, Konservasionis: Mau Bikin LBH?
24 Oktober 2025 18:45
Pemkot Surabaya Cari Pemimpin Visioner untuk Perkuat Konservasi KBS
24 Oktober 2025 18:35
Pansus Raperda KBS Tekankan Profesionalisme Seleksi Direksi, Dorong Figur Konservasionis
Trend Terkini
21 Okt 2025 14:58
Akses Perumahan Diblokir Ahli Waris, Puluhan KK di Sleman Terjepit Sengketa Fasum
21 Okt 2025 15:25
Satu ASN di Pacitan Dipecat Tanpa Hak Pensiun, Bolos Tiga Bulan Tak Masuk Kerja
23 Okt 2025 17:05
Korupsi Rp1,2 Miliar, Kades Kedungsoko dan Dua Pengurus HIPPA Ditahan Kejari Tuban
24 Okt 2025 16:54
Pemkab Sleman Tetapkan Tanggal Pemindahan Pedagang ke Pasar Godean, Begini Rencananya
20 Okt 2025 16:38
Pembangunan RMU di Lebak Capai 50 Persen, Target Operasional di Desember
