Makna Baru Sumpah Pemuda Menurut Yona Bagus: Gen Z Hadapi Perang Pikiran dan Inovasi

28 Oktober 2025 21:11 28 Okt 2025 21:11

Thumbnail Makna Baru Sumpah Pemuda Menurut Yona Bagus: Gen Z Hadapi Perang Pikiran dan Inovasi
Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.com)

KETIK, SURABAYA – Makna Sumpah Pemuda kini tidak lagi sebatas romantisme sejarah tentang persatuan di masa perjuangan.

Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko atau yang akrab disapa Cak Yebe, menegaskan bahwa di era digital dan disrupsi seperti sekarang, semangat itu harus diterjemahkan ulang agar tetap relevan bagi generasi muda, terutama Gen Z.

“Jamane wes seje, bro (jaman sekarang sudah beda bro). Saiki (sekarang) tantangane bukan perang fisik, tapi perang pikiran dan inovasi. Gen Z kudu wani tampil, mikir kreatif, lan nggowo solusi gawe Suroboyo,” ujar Cak Yebe, Selasa 28 Oktober 2025.

Menurut politisi Gerindra ini, Sumpah Pemuda bukan sekadar simbol persatuan masa lalu, melainkan manifesto keberanian anak muda untuk melangkah di tengah perubahan zaman.

Dulu, para pemuda bersatu melawan penjajahan dengan idealisme. Kini, tantangannya adalah melawan ketertinggalan, ketidakpedulian, dan disinformasi digital.

Yona menilai, nilai “satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa” perlu dimaknai ulang menjadi satu visi kemajuan, satu semangat inovasi, dan satu bahasa kolaborasi.

Dunia digital yang terfragmentasi membuat pentingnya rasa gotong royong antar-anak muda semakin nyata.

“Sumpah Pemuda sekarang kudu dimaknai lebih modern. Anak muda kudu tetep nyawiji, meski pikirane beda-beda, tetep gotong royong untuk kemajuan Indonesia,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa media sosial dan ruang digital kini menjadi medan baru perjuangan. Bukan lagi soal siapa yang paling keras bersuara, tapi siapa yang bisa memberi narasi positif dan solusi nyata untuk masyarakat.

Sebagai kota dengan energi muda yang besar, Surabaya menurutnya punya modal kuat untuk memimpin gerakan perubahan. Anak muda di kota ini dikenal berani, terbuka, dan inovatif.

Tantangannya tinggal bagaimana menyalurkan keberanian itu ke arah produktif dan berkelanjutan.

“Arek-arek Suroboyo iku wis terkenal wani. Tinggal bagaimana caranya semangat itu disalurkan ke hal-hal positif,” tegasnya.

Yona juga mengingatkan bahwa disrupsi bukan alasan untuk takut atau berhenti bergerak, melainkan peluang untuk beradaptasi lebih cepat. Kegagalan, kata dia, adalah bagian dari proses menuju kemajuan.

“Anak muda kudu wani gagal, sing penting ora mandek. Wong Sumpah Pemuda dulu juga lahir dari semangat nyoba dan wani beda,” tambahnya.

Lebih jauh, Cak Yebe menegaskan bahwa semangat Sumpah Pemuda zaman sekarang harus hadir dalam tindakan nyata berkolaborasi lintas bidang, menciptakan inovasi sosial, dan menumbuhkan empati di tengah masyarakat digital yang kerap individualistis.

“Kalau pemuda Surabaya bisa kompak, kreatif, dan mandiri, maka wajah kota ini akan semakin kuat dan manusiawi. Itulah makna Sumpah Pemuda di zaman sekarang,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Sumpah Pemuda makna Sumpah Pemuda Yona Bagus Widyatmoko Yebe   makna sumpah pemuda 2025 DPRD Surabaya Cak Yebe