KETIK, SURABAYA – Polemik pembangunan Sekolah Rakyat di atas lahan pertanian produktif kawasan Kedung Cowek, Surabaya, mulai memantik gelombang keprihatinan.
Di satu sisi, program pendidikan adalah langkah mulia. Namun di sisi lain, pembangunan ini berpotensi menghapus sumber penghidupan puluhan petani yang selama ini menggantungkan hidup di lahan tersebut.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Akmarawita Kadir, dengan tegas meminta Pemerintah Kota Surabaya tidak menutup mata terhadap nasib petani yang terdampak.
“Intinya, warga tidak menolak sekolah rakyat. Mereka justru mendukung. Tapi mereka keberatan kalau lahan produktif yang selama ini jadi mata pencaharian diambil,” kata Akma usai hearing terkait audiensi perwakilan petani, Selasa 28 Oktober 2025.
Menurut Akma, lahan yang kini menjadi sumber sengketa memang merupakan aset Pemkot Surabaya. Namun fakta di lapangan menunjukkan, lahan seluas 4 hektare itu telah digarap puluhan tahun oleh sekitar 25 petani. Dari tanah itulah mereka memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
“Secara hukum memang lahan itu milik Pemkot, tapi masyarakat sudah lama mengelola dan menggantungkan hidup dari situ. Jadi harus ada solusi yang manusiawi,” ujarnya.
Meski proyek Sekolah Rakyat merupakan program pemerintah pusat, Akma menegaskan Pemkot Surabaya tidak boleh lepas tangan.
Pemerintah kota tetap punya tanggung jawab moral terhadap warga yang terdampak kebijakan pembangunan.
“Kalau lahan itu akhirnya dipakai, jangan sampai petani ini kehilangan penghasilan. Bisa dipikirkan relokasi ke lahan lain, atau diberi kesempatan bekerja di sekolah rakyat nanti,” jelasnya.
Komisi D juga meminta agar pembangunan tidak dilakukan secara tergesa-gesa sebelum musim panen para petani selesai.
“Masih ada yang menunggu panen, jadi tolong jangan diganggu dulu. Sambil Pemkot mencarikan alternatif solusi,” tegasnya.
Dari data yang dihimpun DPRD, total lahan untuk proyek Sekolah Rakyat mencapai 5–6 hektare, sementara 4 hektare di antaranya masih aktif digunakan petani.
Ketua DPD Golkar Surabaya ini menyoroti bahwa masih terdapat sekitar 2 hektare lahan non-produktif di sekitar lokasi yang seharusnya bisa menjadi alternatif pembangunan tanpa mengganggu mata pencaharian rakyat.
“Masih ada sisa dua hektare lahan non-produktif di sekitar situ. Nah, ini yang harus dikomunikasikan kenapa bukan itu yang dipakai,” ungkapnya.m (*)
Politisi Partai Golkar itu juga mengingatkan Pemkot agar tidak menutup ruang dialog dengan masyarakat. Menurutnya, pembangunan tidak boleh hanya mengedepankan aspek fisik, tapi juga keadilan sosial.
“Masalah ini bukan soal siapa yang punya tanah, tapi bagaimana kebijakan pembangunan tetap berpihak pada rakyat kecil. Jangan sampai niat baik mencerdaskan anak bangsa justru mematikan sumber hidup petani,” pungkasnya. (*)
Pendidikan untuk Siapa? Petani Kedung Cowek Terancam Tergusur Demi Sekolah Rakyat
Pembangunan Gedung di Atas Lahan Produktif, Petani Bisa Kehilangan Penghidupan
29 Oktober 2025 05:15 29 Okt 2025 05:15
Rangkuman Berita:
Pembangunan Sekolah Rakyat di Kedung Cowek, Surabaya, menuai polemik karena berpotensi menghilangkan mata pencaharian petani. DPRD Surabaya meminta Pemkot mencari solusi manusiawi, seperti relokasi lahan atau memberi kesempatan kerja, serta menunda pembangunan hingga panen selesai. Alternatif lahan non-produktif juga disarankan.
Trend Terkini
24 Okt 2025 16:54
Pemkab Sleman Tetapkan Tanggal Pemindahan Pedagang ke Pasar Godean, Begini Rencananya
23 Okt 2025 17:05
Korupsi Rp1,2 Miliar, Kades Kedungsoko dan Dua Pengurus HIPPA Ditahan Kejari Tuban
27 Okt 2025 22:55
Ketua Ormas 234 SC Pemalang Soroti Rencana Konser Denny Caknan dan Ndarboy Genk di Terminal Induk, Khawatir Timbulkan Kericuhan
24 Okt 2025 11:18
Omzet Turun Drastis, Pemilik Kedai Roti Canai Tirto Moyo Minta Kepastian Polisi soal Kematian Pelanggan
28 Okt 2025 05:47
Terciduk OTT Satgas Sampah Sidoarjo, Ini ”Hukuman Berat” Pembuang Sampah Sembarangan
Tags:
Sekolah Rakyat Pemkot Surabaya Pendidikan Surabaya petani kedung cowek Lahan Sekolah Rakyat Akmarawita Kadir Komisi D DPRD Surabaya DPRD SurabayaBaca Juga:
Makna Baru Sumpah Pemuda Menurut Yona Bagus: Gen Z Hadapi Perang Pikiran dan InovasiBaca Juga:
Marak Konten Mihol, Pemkot Surabaya Minta Influencer Tak Jadi Corong IklanBaca Juga:
Benang Emas, Saat Mesin Jahit Mengubah Nasib Ratusan Warga MBR SurabayaBaca Juga:
Akhir Tahun di Surabaya Dijamin Meriah, Wali Kota Eri Cahyadi Ajak Warga Ramaikan Parade Juang dan Super SaleBaca Juga:
Ketua Komisi A DPRD Surabaya Tegaskan Regulasi Tenda Hajatan Harus Adil dan ProporsionalBerita Lainnya oleh Shinta Miranda
28 Oktober 2025 21:11
Makna Baru Sumpah Pemuda Menurut Yona Bagus: Gen Z Hadapi Perang Pikiran dan Inovasi
28 Oktober 2025 19:05
Marak Konten Mihol, Pemkot Surabaya Minta Influencer Tak Jadi Corong Iklan
28 Oktober 2025 18:57
Benang Emas, Saat Mesin Jahit Mengubah Nasib Ratusan Warga MBR Surabaya
27 Oktober 2025 16:00
[FOTO] Ketika Spesialis Mall Bangun Rumah Sakit, Begini Tampilan Istimewa Siloam Hospitals Surabaya, Gak Ada Bau Obat!
27 Oktober 2025 14:39
Fasilitas Lengkap dan Homey, Siloam Hospitals Gubeng Tawarkan Pengalaman Perawatan Eksklusif
27 Oktober 2025 13:15
Fore, Maison Feerie, Jete, hingga Tong Tji Ramaikan Tenant VIP Siloam Hospitals Surabaya
Trend Terkini
24 Okt 2025 16:54
Pemkab Sleman Tetapkan Tanggal Pemindahan Pedagang ke Pasar Godean, Begini Rencananya
23 Okt 2025 17:05
Korupsi Rp1,2 Miliar, Kades Kedungsoko dan Dua Pengurus HIPPA Ditahan Kejari Tuban
27 Okt 2025 22:55
Ketua Ormas 234 SC Pemalang Soroti Rencana Konser Denny Caknan dan Ndarboy Genk di Terminal Induk, Khawatir Timbulkan Kericuhan
24 Okt 2025 11:18
Omzet Turun Drastis, Pemilik Kedai Roti Canai Tirto Moyo Minta Kepastian Polisi soal Kematian Pelanggan
28 Okt 2025 05:47
Terciduk OTT Satgas Sampah Sidoarjo, Ini ”Hukuman Berat” Pembuang Sampah Sembarangan
