KETIK, PEKALONGAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan menerima kunjungan dari RA Muslimat NU Masyitoh 19 Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat beserta para guru pendampingnya. Kunjungan ini dilaksanakan, Rabu dan Kamis, 19 dan 20 November 2025.
Kunjungan siswa RA ini bertujuan meningkatkan kepedulian dan memperkenalkan budaya sadar bencana sedini mungkin. Mereka juga belajar tentang mitigasi bencana seperti gempa bumi, banjir, rob, kebakaran, dan sebagainya.
Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Budi Suheryanto, melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga, mengungkapkan bahwa kegiatan edukasi bencana sejak dini bertujuan untuk belajar bersama terkait upaya penyelamatan, kesiapsiagaan, dan kewaspadaan menghadapi bencana.
Simulasi menaiki kapal satgas bencana (Foto: Ari Siswanto/ketik.com)
Dimas berharap, kegiatan ini bisa menjadi upaya agar para siswa tersebut bisa lebih siap menghadapi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.
"Kota Pekalongan ini menjadi salah satu wilayah yang rawan bencana banjir, rob, kebakaran, cuaca ekstrem yang berkaitan dengan hujan deras, dan pohon tumbang. Melalui edukasi ini, anak-anak dikenalkan kepada ancaman bencana yang ada di wilayah tempat tinggal mereka," terang Dimas.
"Dengan edukasi mitigasi bencana sejak dini, kami berharap, anak-anak bisa mengetahui dan paham betul tanda-tanda bahaya banjir, gempa, kebakaran, dan bencana lainnya. Selain itu, yang lebih utama mereka bisa mengambil tindakan atau perilaku untuk meminimalisir dampak dan risiko bencana yang terjadi dan menjadi budaya sadar bencana," sambungnya.
Para siswa RA ini tampak gembira dan antusias mengikuti materi demi materi mitigasi kebencanaan tersebut. Teriknya matahari tak menghalangi keceriaan mereka.
Selama dua hari, para siswa diajari untuk mengenali gempa bumi, termasuk teknik penyelamatan diri. Materi disampaikan melalui lagu dan dilanjutkan simulasi gempa bumi.
Para siswa juga belajar menggunakan peralatan penyelamatan yang biasa digunakan. Keberanian mereka pun diasah melalui sejumlah permainan, termasuk flying fox.
Lebih lanjut, Dimas menyebut bahwa BPBD membuka peluang bagi masyarakat umum untuk bisa mendapat pelatihan kebencanaan. Syaratnya pun tak berbelit-belit.
"Tinggal menyurati BPBD Kota Pekalongan untuk dapat mengadakan outing class di BPBD dan kami akan menjadwalkan untuk pelaksanaannya," ujar Dimas.
Kegiatan flying fox (Foto: Ari Siswanto/ketik com)
Sementara itu, Kepala Sekolah RA Muslimat NU Masyitoh Tirto 19, Nur Fadlilah, membeber tujuan kegiatan outing class ke kantor BPBD ini. Ia menyebut kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan anak-anak agar lebih siap siaga menghadapi bencana.
"Dengan ilmu mitigasi kebencanaan yang cukup, mereka diharapkan tidak panik ketika terjadi bencana. Dalam outing class mitigasi bencana ini, kami membawa peserta didik dari kelas A dan B beserta para guru pendamping," kata Nur Fadhilah.
Arum, salah seorang peserta outing class, mengaku senang dengan kegiatan ini. Siswi RA Muslimat 19 Tirto ini menilai kegiatan pengenalan kebencanaan di BPPBD Kota Pekalongan berlangsung seru.
"Seru, bisa naik kapal pakai pelampung, main air, terus main flying fox, dan simulasi gempa," tandasnya.
