KETIK, ACEH SELATAN – Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS menjadi sorotan karena nekat berangkat umroh di saat rakyatnya masih berjibaku mengatasi bencana banjir. Aceh Selatan termasuk salah satu daerah yang dilanda bencana cukup parah dalam bencana banjir Sumatera kali ini.
Dalam foto yang beredar di media sosial, nampak Mirwan MS pergi ke tanah suci bersama sang istri, Nafisah. Sikap ini cukup mencolok, karena sebelumnya Mirwan MS selaku bupati Aceh Selatan sempat membuat surat pernyataan tak sanggup menangani dampak banjir dan meminta bantuan pemerintah pusat.
DPP Partai Gerindra langsung mencopot Mirwan sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Aceh Selatan.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, dikabarkan geram dengan tindakan Mirwan yang tetap berangkat ke Makkah meski tidak mendapat izin darinya.
Bahkan, Presiden Prabowo dalam kunjungannya ke Aceh pada hari Minggu, 7 Desember 2025, secara langsung meminta Mendagri untuk memproses Mirwan yang dianggap meninggalkan tanggung jawab memimpin penanggulangan bencana.
Lantas, seperti apa sosoknya?
Mirwan MS merupakan kepala daerah yang baru sekitar setahun memimpin daerah seluas 21 kali luas wilayah Kota Batu di Jatim.
Ia merupakan putra asli daerah berpenduduk sebanyak 241.994 jiwa tersebut (estimasi 2024). Mirwan lahir pada 9 Maret 1975 di Peulumat, Aceh Selatan. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di STIE ISM, kemudian melanjutkan studi Magister Ilmu Politik di Universitas Nasional (Unnas). Dalam kehidupan pribadi, Mirwan menikah dengan Nafisah.
Awal Karier dan Aktivitas Sosial
Sejak muda, Mirwan aktif di berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Kamomat periode 2004–2006, serta terlibat dalam berbagai lembaga sosial sebagai pembina maupun penasihat. Di antaranya:
- Penasehat Yayasan Panti Asuhan Payung Agung (2013–2016)
- Pembina Yayasan Mizan (2013–2023)
- Pembina Yayasan YPI (2019–2023)
- Pembina PEPPAS Jakarta (2022–2025)
- Dewan Penasehat PM LATIM (2019–2023)
- Pembina IKAMAS Jakarta (2023–2028)
Keterlibatan panjang di organisasi sosial ini ikut membentuk jejaring dan kedekatan Mirwan dengan banyak kalangan masyarakat, baik di Aceh maupun di perantauan.
Perjalanan Karier Profesional
Sebelum terjun ke politik, Mirwan meniti karier di sektor swasta dengan pengalaman lebih dari dua dekade. Ia memulai sebagai Pelaksana di Husni Utama Grup pada 1995–1997, serta Pelaksana PT Alfindo Jaya Abadi Jakarta sejak 1989 hingga 1999.
Pada 1999–2021, Mirwan mengemban tugas sebagai Pengawas PT Lampiri di Jakarta Utara. Ia kemudian memegang posisi strategis sebagai:
Direktur PT Ariesta (2002–2011)
Direktur PT Fesindo Putra Mandiri (2011–2014)
Pengalamannya memimpin perusahaan di berbagai sektor membuatnya dikenal sebagai sosok yang memahami manajemen usaha serta dinamika dunia bisnis.
Perjalanan Politik
Ambisi Mirwan untuk membangun daerahnya mulai terlihat ketika ia maju sebagai Calon Bupati Aceh Selatan pada Pilkada 2018, berpasangan dengan Zirhan. Diusung oleh Partai Aceh dan koalisinya, pasangan ini finis di posisi ketiga. Meski gagal, langkah tersebut menjadi pijakan penting dalam karier politiknya.
Tidak menyerah, Mirwan terus memperkuat basis dukungan dan meningkatkan kedekatannya dengan masyarakat. Menjelang Pilkada 2024, elektabilitasnya melonjak signifikan. Puncaknya, ia akhirnya berhasil memenangkan kontestasi politik tersebut dan terpilih sebagai Bupati Aceh Selatan untuk periode berikutnya.
Posisi politik Mirwan semakin kuat kala ia juga dipercaya menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra. Namun jabatan politik itu dicopot sesaat setelah ia ketahuan umroh di tengah bencana yang masih dihadapi rakyatnya.
Laporan Harta Kekayaan (LHKPN)
Saat mencalonkan diri pada Pilkada 2024, Mirwan melaporkan LHKPN tertanggal 1 Oktober 2024. Total kekayaan yang dilaporkan mencapai Rp 25.958.970.622.
1. Harta Tanah dan Bangunan
Rumah dan tanah 95 m²/172 m² di Jakarta Timur – Rp 1.450.000.000
Tanah 579 m² di Aceh Barat Daya – Rp 868.500.000
Tanah dan bangunan 517 m²/312 m² di Jakarta Timur – Rp 13.000.000.000
Tanah 4.283 m² di Aceh Barat Daya – Rp 564.055.000
Tanah dan bangunan 769 m²/769 m² di Aceh Barat Daya – Rp 6.000.000.000
2. Alat Transportasi dan Mesin
Toyota Fortuner (2017) – Rp 435.000.000
Daihatsu Pick Up (2014) – Rp 72.000.000
Komatsu Excavator PC 200-6 (2007) – Rp 450.000.000
Mitsubishi Colt Diesel Dump Truck FE 74 (2008) – Rp 185.000.000
Mitsubishi Colt Diesel Dump Truck FE SHD (2009) – Rp 195.000.000
Komatsu Excavator VC 200/5 (2004) – Rp 260.000.000
Toyota Fortuner VRZ 4x2 (2021) – Rp 450.000.000
Toyota Rush 1.5S AT (2020) – Rp 200.000.000
Toyota Rush 1.5S AT (2020) – Rp 200.000.000
Toyota Rush 1.5S AT (2020) – Rp 200.000.000
Toyota Camry 2.5V AT (2019) – Rp 400.000.000
3. Harta Bergerak, Kas, dan Lainnya
Harta bergerak lainnya – Rp 321.400.000
Kas dan setara kas – Rp 223.015.622
Harta lainnya – Rp 710.000.000
4. Hutang
Total hutang – Rp 225.000.000
