Tiga Tahun Pasrah Rumah Rusak, Pedagang Kerupuk Bersyukur Dibantu Bupati Subandi

30 Oktober 2025 11:31 30 Okt 2025 11:31

Thumbnail Tiga Tahun Pasrah Rumah Rusak, Pedagang Kerupuk Bersyukur Dibantu Bupati Subandi
Suhar Wiyono bersama istrinya, Dita, menunggu kedatangan Bupati Subandi di depan rumah mereka di Desa Jambangan, Kecamatan Candi, pada Rabu siang (29 Oktober 2025). (Foto: Fathur Rozq/Ketik.com)

KETIK, SIDOARJO – Suhar Wiyono tengah berbincang dengan istrinya, Dita. Seorang bocah perempuan menggelayut di tangan lelaki tersebut. Mereka bertiga menunggu-nunggu kedatangan tamu istimewa. Rabu siang (29 Oktober 2025) itu, Bupati Sidoarjo Subandi sedang menunaikan kegiatannya menyambangi warga-warga tidak mampu. Rakyat yang disayanginya.

Siapakah Suhar Wiyono? Pria 50 tahun itu adalah warga Desa Jambangan, Kecamatan Candi. Tepatnya, Dusun Pesantren, RT 06 RW 03, Desa Jambangan. Sehari-hari, dia bekerja sebagai pegawai toko kerupuk. Demi menghidupi balita dan istrinya yang bernama Dita, 30 tahun.

Sebuah laporan masuk kepada Bupati Subandi pada hari itu. Keluarga Suhar Wiyono dan Dita ternyata tinggal di rumah kecil. Kondisinya memprihatinkan. Dindingnya retak-retak. Kayu-kayu kesannya juga sudah lapuk. Lantainya pun semen yang sebagian sudah kembali menjadi tanah. Tiang teras harus disangga kayu agar tidak ambruk.

Bangunan didirikan pada akhir 1960-an. Ukuran rumah tersebut 4,5 x 17 meter. Karena statusnya warisan orang tua, tempat tinggal mereka harus dibagi dua dengan Suhar Priyanto, adik Suhar Wiyono. Suhar Wiyanto dapat bagian depan. Sebuah kamar dan ruang tamu. Tidak ada kamar mandinya.

Foto Bupati Subandi bersama Ketua Baznas Sidoarjo M. Chasbil Aziz Saldju (Gus Jajuk) menyerahkan bantuan sosial dan berencana memperbaiki rumah Suhar Wiyono. (Foto: Fathur Rozq/Ketik.com)Bupati Subandi bersama Ketua Baznas Sidoarjo M. Chasbil Aziz Saldju (Gus Jajuk) menyerahkan bantuan sosial dan berencana memperbaiki rumah Suhar Wiyono. (Foto: Fathur Rozq/Ketik.com)

Mereka menumpang mandi di rumah tetangga. Cuma ada tempat cuci piring. Posisinya ada di depan teras. Di situlah, putri mereka yang masih balita biasa dimandikan. Penutupnya cuma plastik bekas.

Suhar Priyanto dapat bagian belakang. Ukurannya sama, masing-masing 4,5 x 8,5 meter. Jangan tanya seperti apa. Kondisi tempat tinggal Suhar Priyanto lebih parah. Atapnya sudah ambruk. Tersisa sebuah kamar tidur dan ruang tempat menyimpan barang-barang. Ada kamar mandi, tapi tak berpenutup.

Mengapa sebegitu memprihatinkan? ”Rumah saya pernah kebakaran. Sekitar 3 tahun lalu. Habis semua atapnya,” ungkap Suhar Wiyono. 

Lama mereka tak punya tempat tinggal karena tidak mampu memperbaiki rumah yang sudah tersisa puing-puing. Pengurus kampung dan para tetangga pun iba. Mereka lantas urunan untuk membantu keluarga Suhar Wiyono dan Dita. Yang diperbaiki atapnya.

”Yang penting bisa ditempati dulu,” katanya.

Karena itu, Suhar Wiyono dan Dita sangat gembira begitu mendengar Bupati Subandi akan datang mengunjungi mereka. Kabar itu juga segera menyebar ke para tetangga. Puluhan orang berkumpul di sekitar rumah Suhar Wiyono. Bersama tenaga kesehatan dan perangkat desa setempat.  Termasuk, Kepala Desa Jambangan Hj Qoyyimah.

Ada pula para lansia yang tinggal tidak jauh dari sana. Jumlahnya 10 orang. Kunjungan itu dimanfaatan juga untuk bagi-bagi beras bantuan sosial untuk para lansia laki-laki maupun perempuan. Mereka menyambut kedatangan Bupati Subandi dengan gembira.

Begitu Bupati Subandi tiba, warga berebutan salaman. Semua dilayani satu per satu. Setelah itu, Bupati Subandi membagikan beras untuk masing-masing lansia.

Ngapunten nggih, maturnuwun, Ibu-Ibu,” ucap Bupati Subandi sambil menyalami dan memegang pundak para lansia. Mereka tampak senang. Di antaranya, Sumiati, 79 tahun. Lansia itu mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu.

Setelah itu, rumah Suhar Wiyono didatangi. Bupati Subandi melihat kondisi bangunan hingga ke dalam. Dinding, lantai, atap, maupun kayu-kayu dilihat. 

Foto Bupati Subandi menyerahkan bantuan beras kepada emak-emak lansia di Dusun Pesantren, Desa Jambangan, Candi.  (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)Bupati Subandi menyerahkan bantuan beras kepada emak-emak lansia di Dusun Pesantren, Desa Jambangan, Candi. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)

Menyaksikan kondisi tersebut, Bupati Subandi mengatakan dirinya telah mengajak Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo M. Chasbil Aziz Saldju (Gus Jajuk). Ada pula Sekretaris Dinas Sosial Bashori Alwi. Segera ada upaya nyata untuk memperbaiki rumah keluarga Suhar Wiyono dan keluarganya.

”Pemkab Sidoarjo akan berkolaborasi erat dengan Baznas dan Dinas Sosial untuk menangani warga yang tinggal di rumah tidak layak huni,” ungkap Bupati Subandi.

Perbaikan rumah Suhar Wiyono dan keluarga diperkirakan mulai dilaksanakan pada November mendatang. Renovasi perlu dilakukan cepat karena sudah mendekati musim hujan. Tidak bisa ditunda-tunda lagi.

”Keluarga Pak Suhar Wiyono ini harus segera mendapatkan tempat tinggal yang aman dan nyaman,” tambahnya.

Menurut rencana, perbaikan rumah Suhar Wiyono dilakukan bersamaan dengan rumah warga lain di Dusun Kauman, Desa Sepande, Kecamatan Candi. Rumah itu milik Nur Chamila. Kondisi bangunannya pun sama. memprihatinkan. Tidak layak huni.

Perhatian Bupati Subandi untuk memperhatikan nasib warga tidak mampu ini merupakan bukti komitmen Pemkab Sidoarjo untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sudah sangat banyak rumah tidak layak huni (RTLH) di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo. Pemkab Sidoarjo benar-benar peduli kesejahteraan sosial.

Suhar Wiyono tak mampu menyembunyikan kegembiraan setelah rumahnya dikunjungi Bupati Subandi. Duduk di teras rumah, ditemani sang istri dan balitanya, lelaki 50 tahun mengaku tidak tahu harus bagaimana mengucapkan terima kasih.

”Alhamdulillah, Pak. Saya sangat berterima kasih kepada Pak Bupati. Istri saya juga senang,” ucapnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Rumah Tidak Layak Huni Sidoarjo Bupati Subandi Bupati Sidoarjo Baznas Sidoarjo Bantuan Rehab Rumah