Semangat Baja dari Gang Morokrembangan, Ibra Maulana Si Pemuda Tangguh dari Surabaya

12 Oktober 2025 13:05 12 Okt 2025 13:05

Thumbnail Semangat Baja dari Gang Morokrembangan, Ibra Maulana Si Pemuda Tangguh dari Surabaya
Ibra Maulana dengan ayahnya Rawi saat mempersiapkan dagangannya. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Di antara sempitnya gang-gang padat di kawasan Morokrembangan, Kalianak, Surabaya, ada secercah cerita tentang perjuangan dan harapan.

Di sanalah tinggal Ibra Maulana (21), seorang mahasiswa yang tak pernah menyerah pada keadaan. Hidup sederhana bersama sang ayah, Rawi (50), penjual garam keliling, tak membuatnya berhenti bermimpi. Justru dari kesederhanaan itu, tumbuh semangat baja untuk terus belajar dan berjuang.

Kisah Ibra kini menjadi inspirasi banyak orang. Berkat kegigihannya, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu berhasil meraih Beasiswa Pemuda Tangguh dari Pemerintah Kota Surabaya.

Bantuan ini menjadi penyelamat bagi keluarganya dan wujud nyata dari mimpi yang mulai terwujud menempuh pendidikan tinggi tanpa membebani sang ayah.

“Awalnya itu masuk kuliah ikut Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) terus keterima. Setelah itu, semester tiga itu diberitahu temanku ada Beasiswa Pemuda Tangguh, tapi belum keterima. Yang semester empat ini alhamdulillah keterima,” cerita Ibra, Minggu 12 Oktober 2025.


Sebelum mendapatkan beasiswa, Ibra sempat khawatir akan biaya kuliah. Selama sekolah, ia selalu beruntung belajar di sekolah negeri tanpa biaya SPP.

Namun, kuliah menjadi tantangan baru yang harus ia hadapi dengan mandiri.

“Dampak yang paling aku rasa itu kayak tidak membebani orang tua, terutama ayah. Jadi ini sedikit meringankan, ayah juga tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk saya,” ujarnya.

Dari uang saku beasiswa itu, Ibra belajar mengatur keuangan. Ia menyisihkan sebagian untuk menabung dan akhirnya bisa membeli laptop alat penting bagi mahasiswa teknik.

Tak hanya itu, ia juga membantu ayahnya membayar Wi-Fi agar bisa tetap belajar daring dari rumah.

“Alhamdulillah, bisa beli laptop itu dari hasil menabung uang saku beasiswa. Jadi beasiswa itukan dapat untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan uang saku. Nah, uang saku itu saya tabung sebagian,” tutur Ibra penuh syukur.

Di tengah keterbatasan, Ibra tak hanya bertahan ia berprestasi. Dengan IPK 3,78, ia membuktikan bahwa tekad kuat mampu menembus segala batas.

“Sekarang ini harus benar-benar rajin dan giat belajar. Karena kalau mau beasiswanya lanjut, nilainya (IPK) harus di atas 3. Jadi harus terus bersemangat,” katanya.

Tak ingin hanya berjuang untuk dirinya sendiri, Ibra juga aktif di Karang Taruna kampungnya. Ia membantu anak-anak sekitar membuat lomba dan kegiatan kreatif agar mereka punya wadah positif untuk berkembang.

“Saya senang ikut kegiatan di kampung, mengajari anak-anak bikin lomba untuk mereka juga sering,” imbuhnya.

Meski perjalanan kuliahnya masih tersisa tiga semester, Ibra sudah menatap masa depan dengan penuh keyakinan. Ia bercita-cita menjadi engineer di Jepang, sebuah mimpi besar yang didukung penuh oleh sang ayah.

“Saya ingin jadi engineer dan bekerja di luar negeri, inginnya ke Jepang,” ujarnya penuh semangat.

Sang ayah, Rawi, tak kuasa menyembunyikan rasa harunya. Sebagai penjual garam, ia tahu betul beratnya mencari nafkah untuk biaya kuliah. Kini, dengan bantuan beasiswa dari Pemkot Surabaya, beban itu berkurang drastis.

“Alhamdulillah, meringankanlah. Berkurangnya hampir 75 persen kalau dari segi ekonomi. Dengan ekonomi seperti ini, bagi saya program beasiswa dari Pemkot Surabaya sangat membantu,” ucapnya.

Rawi mengakui, perjuangan anaknya menjadi penebus dari masa lalunya yang tak sempat mengenyam pendidikan tinggi.
“Saya dulu penginnya sekolah tapi zaman dulu kan sekolah sulit.

Makanya sekarang anakku harus bisa sekolah sesuai dengan keinginannya walaupun saya pekerja yang sulit,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Bagi keluarga kecil di Morokrembangan ini, Beasiswa Pemuda Tangguh bukan sekadar bantuan dana. Ini adalah simbol harapan, bukti bahwa mimpi bisa tumbuh di tempat sesederhana apa pun.

“Terima kasih untuk Pemkot Surabaya yang sudah membantu keluarga saya, terutama anak saya Ibra, untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Semoga Ibra bermanfaat untuk keluarga dan bangsanya," jelas Rawi. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ibra Maulana cerita inspiratif beasiswa Pemuda Tangguh Pemkot Surabaya kisah Ibra