KETIK, SURABAYA – Mutasi virus Covid-19 kembali menjadi sorotan kalangan ilmuwan seiring munculnya beberapa varian baru di berbagai belahan dunia.
Pakar Imunologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Dr Agung Dwi Wahyu Widodo dr MSi menjelaskan saat ini mungkin tidak separah sebelumnya, tetapi ancamannya tetap nyata. Untuk itu, kewaspadaan masyarakat perlu tetap dijaga.
“Kita sudah melewati pandemi sekitar empat tahun lalu. Jadi, kalau ada kenaikan sedikit, itu masih bisa dikatakan wajar. Namun, kita tetap harus waspada karena tidak menutup kemungkinan virus ini belum benar-benar hilang. Ia hanya mengalami mutasi menjadi lebih cepat menular, meski gejalanya lebih ringan,” jelasnya.
Varian Nimbus dan Faktor Pemicunya
Peningkatan kembali kasus Covid-19 menurut Dr Agung dipicu oleh tiga faktor utama.
Ketiga faktor tersebut adalah varian baru virus, penurunan kekebalan populasi, serta perubahan perilaku masyarakat pascapandemi.
Kombinasi dari ketiganya menciptakan kondisi yang rawan terhadap penyebaran ulang.
“Varian baru ini merupakan hasil mutasi Omikron, mulai dari JN.1 hingga NB.1.8.1. Varian NB.1.8.1 ini dikenal dengan nama Nimbus. Nimbus memiliki perbedaan struktur spike yang sangat signifikan dari varian Omikron sebelumnya,” ujarnya.
Perubahan cuaca juga dinilai berkontribusi menurunkan daya tahan tubuh masyarakat. Menurutnya, musim yang seharusnya panas berubah menjadi dingin dan hujan, kondisi yang ideal bagi penyebaran SARS-CoV-2.
Situasi tersebut mirip dengan saat virus pertama kali menyebar secara global.
“Perubahan musim ini memicu penurunan kekebalan tubuh masyarakat," terangnya.
Sementara itu, banyak orang merasa Covid-19 sudah tidak ada sehingga mereka mengabaikan protokol kesehatan.
"Padahal, tidak adanya pemeriksaan bukan berarti virus benar-benar hilang,” terangnya.
Lebih lanjut, Dr Agung menyebutkan bahwa minimnya pemeriksaan dan pelacakan membuat infeksi Covid-19 tidak terdeteksi.
Banyak orang yang batuk atau pilek tidak mengetahui apakah ia terinfeksi Covid-19. Hal ini menyebabkan munculnya infeksi lubuk yang sulit terkendali.
Vaksin Baru dan Upaya Pencegahan
Dr Agung menilai vaksin lama kurang efektif terhadap varian baru. Virus mutasi seperti Omikron dan Nimbus mampu menghindari sistem kekebalan yang terbentuk oleh vaksin generasi awal.
Hal ini menjadi tantangan baru dalam menghadapi penyebaran varian mutakhir.
Ia menyarankan agar segera dibuat vaksin baru yang spesifik untuk melawan varian-varian Omikron terkini.
“Kita membutuhkan vaksin baru, sama seperti pada kasus influenza musiman. Vaksin yang diperbarui bisa memberi perlindungan lebih baik,” jelasnya.
Dr Agung juga mengimbau masyarakat untuk menjaga gaya hidup sehat guna memperkuat imunitas.
Hal itu mencakup konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga sesuai kemampuan, serta menghindari stres. Ia juga menyarankan masyarakat tetap menerapkan protokol dasar, termasuk memakai masker di tempat umum.(*)
Pakar Imunologi Unair Soroti Mutasi Virus Covid-19
10 Juni 2025 18:20 10 Jun 2025 18:20
Rangkuman Berita:
Pakar Unair ingatkan kewaspadaan terhadap mutasi COVID-19 (varian Nimbus) akibat penurunan imunitas, perubahan cuaca, dan abainya prokes. Vaksin lama kurang efektif, perlu vaksin baru dan gaya hidup sehat.
Trend Terkini
31 Okt 2025 15:10
Dana Desa dan Persoalan Sampah
3 Nov 2025 19:32
Sang Eksekutor Tambang Ilegal Kini Jabat Kasat Reskrim Polres Nagan Raya
2 Nov 2025 02:29
Proyek Siluman Gentayangan di Nagan Raya, Material Timbun Jalan Nasional
2 Nov 2025 17:12
Thursina Voice IIBS Tampil di Thurvo Mini Concert Ampitheater Shanaya Resort Malang Jelang KICC 2025
5 Nov 2025 18:49
Bupati Cup Halsel 2025: Tendangan Bebas Magis Afdal Bawa Mandaong ke 28 Besar
Tags:
Universitas Airlangga mutasi virus Virus Covid 19 mutasi virus Covid-19 Pakar Imunologi Pakar Imunologi Unair Unair Covid 19Baca Juga:
Perjuangan 6 Tahun 2 Bulan Akhirnya Tuntas, Kapolda Jabar Rudi Setiawan Selesaikan Program DoktorBaca Juga:
Reni Astuti Bongkar Rahasia Sukses Anak Muda! Bukan Cuma Skill, Tapi Juga "Srawung" dan "Tutur"Baca Juga:
Kisah Suparno Bangkit Pascapandemi Covid-19, Kembangkan Usaha Tempe dari Modal Rp200 RibuBaca Juga:
Suhu Capai 35 Derajat, Ahli Kulit UNAIR Beri Tips Jaga Kesehatan KulitBaca Juga:
Flu Malaysia Naik 7 Kali Lipat, Pakar UNAIR Ajak Masyarakat Disiplin Jaga Daya Tahan TubuhBerita Lainnya oleh Shinta Miranda
30 Oktober 2025 15:28
Banyaknya Keluhan Masyarakat Soal Motor Brebet, DPRD Surabaya Dorong Pertamina Tak Hanya Minta Maaf
29 Oktober 2025 05:15
Pendidikan untuk Siapa? Petani Kedung Cowek Terancam Tergusur Demi Sekolah Rakyat
28 Oktober 2025 21:11
Makna Baru Sumpah Pemuda Menurut Yona Bagus: Gen Z Hadapi Perang Pikiran dan Inovasi
28 Oktober 2025 19:05
Marak Konten Mihol, Pemkot Surabaya Minta Influencer Tak Jadi Corong Iklan
28 Oktober 2025 18:57
Benang Emas, Saat Mesin Jahit Mengubah Nasib Ratusan Warga MBR Surabaya
27 Oktober 2025 16:00
[FOTO] Ketika Spesialis Mall Bangun Rumah Sakit, Begini Tampilan Istimewa Siloam Hospitals Surabaya, Gak Ada Bau Obat!
Trend Terkini
31 Okt 2025 15:10
Dana Desa dan Persoalan Sampah
3 Nov 2025 19:32
Sang Eksekutor Tambang Ilegal Kini Jabat Kasat Reskrim Polres Nagan Raya
2 Nov 2025 02:29
Proyek Siluman Gentayangan di Nagan Raya, Material Timbun Jalan Nasional
2 Nov 2025 17:12
Thursina Voice IIBS Tampil di Thurvo Mini Concert Ampitheater Shanaya Resort Malang Jelang KICC 2025
5 Nov 2025 18:49
Bupati Cup Halsel 2025: Tendangan Bebas Magis Afdal Bawa Mandaong ke 28 Besar
