KETIK, SURABAYA – Perjuangan N. Azza Fathya Nadra patut diacungi jempol. Ia rela menempuh perjalanan sekitar 1.304 kilometer dari Palembang menuju Surabaya demi meraih cita-cita, yaitu masuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair).
Salah satu pintu masuk untuk bisa lolos menjadi mahasiswi FK Unair, dilakukan Fathya melalui Olimpiade Sains Airlangga (OSA) 2025.
"Target saya mengikuti OSA karena ingin mencoba jalur golden ticket. Saya memang ingin masuk FK Unair. Sekarang rencananya ingin mencoba jalur golden ticket Unair terlebih dahulu," jelasnya dikutip dari situs resmi Unair.
Fathya menjelaskan, sebelum ikut OSA 2025, ia mengaku rutin belajar di tengah padatnya agenda sekolah. Persiapan yang ia lakukan juga tak main-main, Azza telah mempersiapkan diri sejak kelas 11 SMA.
Sebagai try out, Fathya ikut beberapa lomba yang terkait dengan OSA 2025, seperti biologi dan kompetensi yang berkaitan dengan bidang kedokteran, baik itu perorangan dan beregu.
“Tantangan selama persiapan karena OSA dilaksanakan di tengah bulan Desember, sementara sebelumnya ada ujian akhir semester, jadi waktu belajarnya tidak terlalu panjang,” jelasnya.
Beberapa kompetisi yang berkaitan dengan bidang kedokteran itu memang ia niatkan ikut. Hal ini dikarenakan Fathya baru pertama kali mengikuti OSA pada tahun ini.
“Ini pertama kali sekaligus kesempatan terakhir saya mengikuti OSA karena sekarang sudah kelas 12,” tambahnya.
Ia berharap, walaupun ini pertama kalinya. Fathya berharap keikutsertaannya di OSA 2025 dapat berbuah hasil maksimal dan membuka peluang meraih golden ticket masuk FK Unair.
“Semoga bisa mendapatkan hasil terbaik, dan insyaallah bisa mendapatkan golden ticket,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama ia juga menceritakan selama pelaksanaan lomba berjalan ketat. Pengawas memperhatikan satu per satu peserta yang ikut dalam OSA 2025.
Pengawas, kata Fathya, tidak memperbolehkan membawa barang apa pun ke ruang ujian dan seluruh alat tulis disediakan oleh panitia. Ia juga menyebut tingkat kesulitan soal cukup menantang, dengan materi yang mencakup pelajaran kelas 10 hingga 12.
“Tantangan paling terasa waktu mengerjakan soal, terutama Matematika. Tapi insyaallah saya optimis bisa mendapatkan hasil terbaik,” ujarnya.
Sementara itu pada tahun ini, OSA diikuti oleh 6.206 peserta yang berasal dari 23 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Sumatra, Maluku, Kepulauan Riau, Bengkulu, hingga luar negeri, yakni Kuala Lumpur, Malaysia.
Antusiasme tinggi juga terlihat dari peserta asal Jawa Timur, dengan banyak sekolah datang secara berombongan menggunakan bus. (*)
