Manis di Awal, Dampak di Akhir, Berikut Pengaruh Gula pada Mood dan Kesehatan

16 Desember 2025 02:15 16 Des 2025 02:15

Thumbnail Manis di Awal, Dampak di Akhir, Berikut Pengaruh Gula pada Mood dan Kesehatan
Ilustrasi Gadis Berjaket Kuning Sedang Makan Cokelat (Foto:Pexels)

KETIK, SURABAYA – Saat sedang bad mood, mengonsumsi cokelat atau makanan manis sering kali mampu membuat suasana hati menjadi lebih baik. Hal ini terjadi karena adanya perubahan kimiawi di otak, termasuk pelepasan hormon serotonin dan dopamin yang berperan dalam menstabilkan suasana hati, mencegah depresi, serta menciptakan rasa bahagia.

Meski sering dianggap “jahat”, gula sebenarnya memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Dilansir dari Halodoc dan Hellosehat, gula-seperti halnya karbohidrat sederhana akan diubah menjadi glukosa yang merupakan sumber energi utama tubuh. Glukosa ini kemudian disimpan sebagai cadangan energi di otot dan hati.

Selain itu, glukosa dari makanan manis juga menjadi bahan bakar utama otak. Asupan glukosa yang cukup dapat membantu meningkatkan daya ingat, proses berpikir, serta konsentrasi.

Namun demikian, konsumsi gula tetap memiliki batas. Asupan gula berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang disebut sugar craving atau kecanduan makanan manis. Kondisi ini merupakan bentuk kecanduan pada otak akibat konsumsi gula berlebih, yang memicu keinginan tak terkontrol untuk terus mengonsumsi makanan manis dalam jumlah besar.

Gula memicu produksi hormon serotonin dan endorfin yang memberikan efek tenang dan senang. Akan tetapi, kadar gula darah yang melonjak tinggi kemudian akan turun secara drastis. Penurunan ini memicu rasa lapar palsu atau dorongan kuat untuk kembali mengonsumsi makanan manis demi menaikkan kadar gula darah, sehingga siklus kecanduan pun terus berulang.

Menuruti sugar craving tentu berdampak negatif bagi kesehatan. Dampaknya antara lain penumpukan lemak dan kolesterol jahat, serta meningkatnya risiko obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung, hingga kanker. Rasa manis yang kuat juga sering membuat seseorang lebih memilih makanan tinggi gula dibandingkan makanan bergizi yang kaya vitamin, mineral, protein, dan serat, sehingga terjadi ketidakseimbangan gizi.

Tak hanya itu, konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan emosi menjadi tidak stabil, sulit berkonsentrasi, dan justru menurunkan semangat.

Cara Mengurangi Kecanduan Makanan Manis

Untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan manis secara berlebihan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Menjauhi sumber stres yang memicu keinginan untuk makan manis.
  2. Memperbanyak asupan protein agar kenyang lebih lama.
  3. Mengonsumsi camilan sehat yang kaya serat setiap 2–4 jam setelah makan untuk mencegah penurunan gula darah secara drastis.
  4. Rutin berolahraga karena aktivitas fisik dapat melepaskan endorfin dan memberikan efek senang secara alami.
  5. Mengurangi konsumsi gula tambahan dalam makanan dan minuman sehari-hari.

Gula memang memberikan efek positif bagi otak dan suasana hati, tetapi penting untuk selalu memperhatikan batas konsumsinya. Pasalnya, dampak buruk gula berlebih sering kali baru terasa dalam jangka panjang. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gula mood kesehatan makanan manis