KETIK, TUBAN – Insiden kembali terjadi di salah satu SMK di Tuban, dimana siswa menerima manfaat progam Makan Bergizi Gratis (MBG) berupa buah melon yang ternyata terdapat ulat.
Dalam video viral yang beredar pada Senin 6 Oktober 2025 sore, terlihat sejumlah siswa menunjukan irisan buah melon berulat yang hendak di makan.
"Opo iki. Hiii set' Bolo. Ono set'e" (Apa ini. Hii ada ulatnya kawan. Ada Ulatnya)," kata salah satu siswa dalam video beredar durasi 16 detik itu.
"Kadung lewat cangkem iki. (Terlanjur lewat mulut ini)," timpal siswa lainya disertai ucapan mengumpat.
Namun, hingga berita ini dimuat, belum diketahui secara spesifik lokasi lembaga pendidikan di Tuban kota tersebut. "Kalau lihat bat/loggonya. Ada dua kemungkinan itu Bang. Kalau ngak siswa SMK Taruna ya SMK TJP, " terang salah seorang guru SMK yang bertugas di Tuban kota.
Kualitas Makanan dan Standar Harga yang Dipertanyakan
Adanya temuan buah melon berulat yang dibagikan kepada siswa-siswi SMK tersebut menimbulkan pertanyaan tentang kualitas makanan disediakan dapur umum MBG di wilayah sekitar Tuban Kota. Pasalnya, sampai kini belum ada pihak dapur manapun sebagai pelaksana progam MBG memberikan klarifikasi tentang unggahan video tersebut.
Diketahui, program MBG bertujuan untuk memberikan makanan seimbang dan bergizi kepada siswa sekolah, ibu hamil, menyusui sebagai penerima manfaat. Dengan begitu, penerima manfaat dapat memperoleh gizi seimbang serta memiliki kesehatan optimal.
Sayangnya, sampai bulan Oktober ini di wilayah kabupaten Tuban tercatat telah terjadi 3 kali insiden olahan MBG baik dari sayur mayur dan buah - buahan yang mengandung ulat.
Kejadian ini sebelumnya terjadi di Kecamatan Tambakboyo, Kecamatan Widang dan hari ini Kecamatan Tuban Kota. Untuk itu, seharusnya pihak terkait lembaga pelaksana MBG perlu menekankan pengawasan ketat dalam penerimaan dan pengolahan sampai distribusi MBG kepada penerima manfaat.
"Jika tidak diantisipasi sejak dini dengan regulasi jelas, mekanisme seleksi dapur transparan, serta pengawasan independen, kondisi ini bisa melahirkan maladministrasi struktural menghambat efektivitas program," tutur ketua Ombudsman Mokhamad Najib di kutip pada 1 Oktober 2025.
Senada dengan Ombudsman, Wabup Tuban Joko Sarwono dalam rapat MBG pada 26 September 2025 lalu juga menekankan agar seluruh SPPG di Kabupaten Tuban untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas, keamanan dan kesehatan pangan.
“Kami akan memastikan higienas makanan dan minuman benar-benar terjaga sebelum disalurkan ke penerima,” terangnya
Wabup Joko Sarwono menambahkan bahwa Pemkab Tuban akan memberikan bantuan dan pendampingan SPPG, terutama saat terjadi situasi krisis yang berdampak bagi masyarakat.
“Ini tanggung jawab bersama agar program MBG yang digagas pemerintah dapat berjalan baik dan bermanfaat bagi masyarakat," tutupnya. (*)