Keberadaan Situs Purbakala di Lahan PT Fuyuan Biologi Technology Situbondo Belum Bisa Dipastikan

16 September 2025 22:40 16 Sep 2025 22:40

Thumbnail Keberadaan Situs Purbakala di Lahan PT Fuyuan Biologi Technology Situbondo Belum Bisa Dipastikan
Indra Eka dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur bersama Pemilik Lahan PT Fuyuan Biologi Technology Situbondo di lokasi dugaan terdapat situs budaya, Selasa 16 September 2025 (Foto : Heru Hartanto/ketik)

KETIK, SITUBONDO – Indra Eka dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur belum bisa memastikan apakah di lahan PT Fuyuan Biologi Technology Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo tersebut terdapat situs budaya.

"Kedatangan saya di sini sebagai tim pengamanan penyelamatan dan advokasi situs. Saya datang ke sini berdasarkan surat permintaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Museum Balumbung Situbondo untuk mengecek dugaan adanya situs di tempat ini," ujar Indra.

Lebih lanjut, Indra mengatakan, setelah menyisir lokasi yang diduga terdapat situs bersejarah ini masih belum ditemukan petunjuk pasti, namun ditemukan di atas bukit di duga pola-pola kehidupan pada masa lalu dan butuh kajian atau penelitian lebih lanjut.

"Untuk langkah selanjutnya, karena ini ada singgungan-singgungan dengan PT Fuyuan, jadi kita harus duduk bersama dengan pihak pihak terkait," jelas Indra.

"Dari pihak desa, kecamatan, masyarakat yang ada di wilayah ini, kemudian dari dinas terus pihak perusahaan untuk membahas persoalan ini agar dikemudian hari tidak lagi muncul pro dan kontra," sambungnya.

Dari hasil pengamatan tim, kata Indra, banyak ditemukan pecahan bata. "Kalau secara dimensi, bata tersebut sedikit banyak mirip dengan bata yang ada di Trowulan. Tapi, kita belum cek lagi apakah memang bata-bata ini betul-betul terindikasi plek sama atau hanya mirip dengan bata di Trowulan?" terang Indra.

Terkait sumber mata air yang berlokasi di lahan PT PT. Fuyuan ini, sambung Indra, tim belum bisa menyimpulkan, apakah sumber mata air ini berkaitan dengan bata yang berserakan di lokasi dekat sumber mata air dan perbukitan.

“Kita belum bisa menyimpulkan sumber mata air ini, karena kita harus mengecek berbagai macam hal. Jangan-jangan mata airnya baru beberapa puluh tahun terakhir muncul. Kita harus lihat juga toponimi sekitar apakah ada kaitannya dengan mata air tersebut. Kita belum bisa berbicara apa-apa. Yang jelas kita menemukan batu diatas bukit yang disusun sedemikian rupa,” jelas Indra.

Indra mengatakan bahwa batu-batu yang tersusun rapi di atas bukit belum bisa dibilang fondasi. “Hanya itu saja yang bisa kita simpulkan. Tim tidak bisa banyak-banyak berbicara karena takut nanti misleading,” pungkasnya.

Sementara itu, Afa pemilik PT Fuyuan ketika menemui Tim Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Trowulan mengatakan bahwa pihaknya siap melaksanakan ketentuan yang berlaku apabila di tempatnya terdapat situs purbakala.

“Saya minta solusinya agar pekerjaan saya tidak mengganggu tempat yang diduga ada situs bersejarahnya,” kata Afa.

Afa juga mengatakan bahwa pihaknya juga siap membuatkan tanggul atau dinding penahan di perbukitan yang diduga terdapat situs agar tidak longsor ke bawah.

“Saya siap membuat podasi-pondasi perbukitan agar tidak longsor dan siap membuat pagar pembatas antara lahan miliknya dengan lahan milik orang lain yang di duga terdapat situs budaya tersebut,” pungkas. (*)   

Tombol Google News

Tags:

Tim Balai pelestarian kebudayaan Wilayah XI Trowulan belum bisa Menentukan dugaan Terdapat Situs Budaya di Lahan Milik PT Fuyunan