KETIK, PEKALONGAN – Implementasi sistem pengadaan berbasis elektronik terus menunjukkan kemajuan signifikan. Saat ini, lebih dari 80 persen pelaku pengadaan di Jawa Tengah telah beralih menggunakan e-Katalog versi 6 (V6), sistem terbaru yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada awal 2025.
Data tersebut disampaikan Ketua Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Fungsional Pengadaan Indonesia (IFPI) Jawa Tengah, Muhlisin, dalam kegiatan Pengembangan Kompetensi bagi ASN dan Penyedia Jasa Konstruksi yang digelar di Hotel Santika Pekalongan baru-baru ini.
Kegiatan ini bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-9 DPW IFPI Jawa Tengah sekaligus Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) 2025 yang berlangsung dua hari.
Pada hari pertama, IFPI Jateng menggelar seminar besar dengan narasumber dari LKPP dan diikuti sekitar 200 pelaku pengadaan dari UKPBJ kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) implementasi e-Katalog V6 dan mini kompetisi e-purchasing pekerjaan konstruksi.
Kegiatan ini melibatkan sekitar 80 peserta dari unsur Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan, Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) serta penyedia jasa konstruksi.
Selain itu, turut hadir penyedia katalog dan Bank Jateng yang membuka stand pameran untuk memberikan edukasi serta layanan pendukung bagi peserta.
Muhlisin menegaskan bahwa e-Katalog V6 menghadirkan perubahan signifikan karena sistemnya telah terintegrasi penuh dari tahap pemasaran, pemilihan penyedia, hingga pembayaran oleh bendahara.
"Versi 6 ini merupakan pengembangan besar dengan ekosistem yang lebih lengkap. Implementasinya cepat, dan saat ini lebih dari 80 persen pelaku pengadaan sudah beralih ke sistem ini,” jelasnya.
Menurutnya, IFPI Jateng terus mendorong peningkatan kapasitas ASN dan penyedia jasa agar pengadaan semakin transparan, efisien, dan sesuai regulasi.
“Harapannya setelah bimtek ini, kompetensi ASN dan penyedia jasa terus meningkat. Kami juga sudah menetapkan rencana kerja 2026. Semoga kegiatan ini dapat menciptakan pengadaan yang lebih kredibel dan sesuai tujuan pengadaan,” lanjut Muhlisin.
Muhlisin menyebut, salah satu agenda yang paling diminati adalah mini kompetisi e-purchasing melalui Inaproc di e-Katalog V6. Kompetisi ini menjadi simulasi pemilihan penyedia dengan mekanisme mirip tender cepat namun dalam ruang lingkup katalog, sehingga lebih sederhana namun tetap kompetitif.
"Di sinilah peran pendampingan teknis menjadi krusial," ujarnya.
JF Pengelola Barang/Jasa Ahli Muda pada Bagian PBJ Minbang Kota Pekalongan, Ikoa Nuska, yang hadir dalam kegiatan tersebut turut memberikan pandangan penting mengenai efektivitas kompetisi ini.
Ikoa menilai, mini kompetisi menjadi sarana edukasi yang sangat tepat untuk mengakselerasi adaptasi pelaku pengadaan terhadap sistem baru.
“Mini kompetisi ini membuat para pelaku pengadaan bisa langsung praktik. Mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengalami sendiri alur pemilihan penyedia di e-Katalog V6. Ini sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan ketepatan dalam pengambilan keputusan,” ujar Ikoa.
Ia juga menekankan bahwa fitur kompetisi di V6 membantu memperkuat prinsip dasar pengadaan.
"Dengan fitur yang lebih terstruktur, prosesnya menjadi lebih transparan dan akuntabel. Sistem ini juga meminimalkan kesalahan teknis karena seluruh proses tercatat otomatis di platform,” tukasnya.
