Dari Buku ke Byte: Evolusi Cara Manusia Menyimpan Pengetahuan

2 November 2025 05:15 2 Nov 2025 05:15

Thumbnail Dari Buku ke Byte: Evolusi Cara Manusia Menyimpan Pengetahuan
Ilustrasi evolusi penyimpanan pengetahuan dari era 'Buku' fisik ke era 'Byte' digital.(Foto: Freepik)

KETIK, SURABAYA – Perkembangan teknologi telah mengubah cara manusia menyimpan dan mengakses pengetahuan. Dari tulisan di atas kertas hingga penyimpanan berbasis data digital, proses ini menunjukkan transformasi besar dalam sejarah peradaban manusia.

Dahulu, pengetahuan hanya dapat diabadikan melalui media fisik seperti batu, papirus, atau kertas. Penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada abad ke-15 menjadi tonggak penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Melalui buku cetak, informasi dapat diperbanyak dan dibagikan ke berbagai penjuru dunia, menandai lahirnya era literasi modern.

Namun, memasuki abad ke-20, dunia mulai beralih ke bentuk penyimpanan digital. Kehadiran komputer dan internet memungkinkan manusia menyimpan, mencari, serta berbagi informasi dengan lebih cepat dan efisien. Informasi yang dahulu membutuhkan ruang besar kini dapat disimpan dalam perangkat kecil atau layanan penyimpanan cloud.

Transformasi ini membawa dampak signifikan terhadap cara manusia berpikir dan belajar. Jika dulu pengetahuan harus dipelajari dan dihafal, kini fokusnya bergeser pada kemampuan untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang tersedia. Di satu sisi, digitalisasi membuka akses pengetahuan tanpa batas, namun di sisi lain, muncul tantangan baru berupa banjir informasi yang belum tentu akurat atau valid.

Kemudahan dalam memproduksi dan menyebarkan data membuat batas antara fakta dan opini semakin tipis. Karena itu, masyarakat modern dituntut untuk memiliki kemampuan literasi digital dan berpikir kritis agar tidak terjebak dalam informasi yang menyesatkan.

Saat ini, penyimpanan pengetahuan tidak hanya berhenti pada bentuk data statis. Teknologi kecerdasan buatan (AI) dan sistem berbasis cloud mampu mengelola, menganalisis, bahkan menghasilkan pengetahuan baru dari kumpulan data yang tersimpan. AI memungkinkan sistem untuk “belajar” dan beradaptasi layaknya manusia, membuka babak baru dalam evolusi informasi digital.

Meski bentuknya berubah, esensi pengetahuan tetap sama: menjadi alat bagi manusia untuk memahami dunia. Perjalanan dari buku ke byte bukan sekadar perubahan bentuk penyimpanan, tetapi juga simbol perkembangan cara manusia berpikir, berkomunikasi, dan menciptakan masa depan.

Tombol Google News

Tags:

buku Byte Evolusi