KETIK, SURABAYA – Para pelaku ritel kini mulai mengubah strategi pemasaran agar produk mereka lebih mudah dikenali dan direkomendasikan oleh sistem kecerdasan buatan (AI). Dilansir dari Reuters, perusahaan perlengkapan tidur, Brooklinen, misalnya, membayar influencer di media sosial agar transkrip audio dan ulasannya dapat "dibaca" oleh sistem perayap data (scrapers) AI. Mereka juga aktif mendaftarkan produk ke ajang penghargaan seperti Wirecutter demi meningkatkan peluang muncul dalam rekomendasi agen AI.
Meski demikian, COO Brooklinen mengakui bahwa lalu lintas penjualan dari sumber AI saat ini masih minim karena faktor daya beli Gen Z—pengguna utama AI—yang belum sekuat generasi tua.
Strategi berbeda ditempuh oleh perusahaan perawatan rambut, R+Co, yang membeli iklan di asisten suara Amazon, Alexa, menyesuaikan dengan pertanyaan pengguna kepada agen AI belanja bernama Rufus.
Fenomena ini menandakan pergeseran lanskap ritel di mana visibilitas di mata mesin kini sama vitalnya dengan di mata manusia.
