Baca Kitab Sullam Taufiq dengan Fasih, Santri Nurul Jadid Dapat Apresiasi Dzurriyah Pengarang

4 Oktober 2025 15:47 4 Okt 2025 15:47

Thumbnail Baca Kitab Sullam Taufiq dengan Fasih, Santri Nurul Jadid Dapat Apresiasi Dzurriyah Pengarang
Habib Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hisyam Al-Alawi, Yaman mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid. (Foto: Istimewa/ PP Nurul Jadid)

KETIK, PROBOLINGGO – Habib Murtadha bin Abu Bakar bin Thahir, dzurriyah (keturunan) dari pengarang Kitab Sullam Taufiq, Habib Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hisyam Al-Alawi, mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Jumat, 03 Oktober 2025. 

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian safari dakwah ke sejumlah pesantren. Setelah menjadi imam dan khatib Salat Jumat di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Habib Murtadha melanjutkan agenda dengan memimpin Dauroh Ilmiah dan Ijazah Kubro Kitab Sullam Taufiq yang diikuti oleh ratusan santri dari program Bahasa Arab dan Keagamaan.

Kegiatan ini berlangsung di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid pada pukul 13.30 WIB.

Dauroh ilmiah tersebut menggunakan metode sorogan, di mana santri terpilih membaca Kitab Sullam Taufiq secara bergantian di hadapan Habib Murtadha. Beliau turut didampingi oleh Gus Fayyadl serta seorang penerjemah.

Setelah kitab berhasil dikhatamkan, Habib Murtadha melalui penerjemahnya menyampaikan kekaguman atas kefasihan para santri dalam membaca, meskipun terdapat beberapa koreksi dalam bacaan.

“Yang membedakan Kitab ini dengan kitab fiqh lainnya adalah tercantumnya pembahasan mengenai aqidah, yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas keimanan kita kepada Allah Swt,” ujarnya.

Habib Murtadha juga menyampaikan bahwa siapa pun yang mempelajari Kitab Sullam Taufiq akan mendapatkan doa dari pengarang kitab, sebagaimana tercantum dalam pembuka dan penutup kitab tersebut, agar selalu mendapat taufik dari Allah Swt.

Menjelang sesi tanya jawab, beliau berpesan kepada santri agar dalam menerjemahkan kitab tidak mencampurkan matan (teks asli) dengan buah pikirannya sendiri. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman bagi pembaca yang tidak memahami konteks aslinya.

“Kemudian, Habib Murtadha berpesan kepada para santri agar nantinya ketika menjadi penerjemah Kitab Sullam Taufiq, tidak mencampuradukkan isi matan dengan hasil pemikiran pribadi karena dikhawatirkan menimbulkan kesalahpahaman bagi mereka yang tidak tahu,” terang penerjemah.

Acara dauroh ilmiah ditutup dengan pembacaan sholawat qasidah dan ijazah kubro yang dilanjutkan dengan doa penutup. Usai kegiatan, Habib Murtadha meninggalkan aula untuk beristirahat sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya, yakni mengikuti Istighasah Akbar di Pondok Pesantren Nurul Jadid. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Daurah Ilmiah Sullam Taufiq Nurul Jadid Paiton Pondok pesantren Habib Murtadha bin Abu Bakar bin Thahir Kitab Sullam Taufiq Habib Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hisyam Al-Alawi