Warga Australia Serahkan Songket Bersejarah Palembang, Pernah Jadi Taplak Meja

30 Oktober 2025 15:20 30 Okt 2025 15:20

Thumbnail Warga Australia Serahkan Songket Bersejarah Palembang, Pernah Jadi Taplak Meja
Serah terima songket usian 100 tahun dari warga Australia, Rabu 29 Oktober 2025. (Foto: Yola/Ketik.com)

KETIK, PALEMBANG – Sebuah kain Songket Limar Bunga Cogan berusia sekitar satu abad akhirnya kembali ke tanah asalnya di Palembang, setelah dikembalikan oleh warga negara Australia, Pete Muskens, kepada Pemerintah Kota Palembang.

Penyerahan dilakukan langsung kepada Wali Kota Palembang Ratu Dewa di Rumah Dinas Wali Kota, Rabu 29 Oktober 2025.

Songket berukuran 80x200 sentimeter itu merupakan tenunan halus khas Palembang dengan benang emas, yang pada masa lalu hanya dimiliki kalangan bangsawan.

Berdasarkan analisis para penggiat songket, kain tersebut diperkirakan diproduksi pada awal abad ke-20 dan kini ditaksir bernilai antara Rp80 juta hingga Rp100 juta.

Pete Muskens menjelaskan bahwa songket tersebut merupakan peninggalan ayahnya, seorang pengacara yang bekerja di instansi penerbangan Pemerintah Kolonial Belanda pada 1946–1951. Sang ayah memperoleh kain itu pada 1949 sebagai pembayaran utang dari seorang pilot Belanda.

“Orang tua saya berpesan, ini kain songket dari Palembang, tolong disimpan baik-baik,” kenang Pete.

Selama lebih dari tiga dekade, kain itu tersimpan di loteng rumah Pete di Australia. Ia bahkan sempat menggunakannya sebagai taplak meja tanpa menyadari nilai sejarahnya. Baru pada Mei 2025, saat berkunjung ke Sumatera Barat dan melihat kain serupa di museum, Pete mulai menelusuri asal-usulnya.

Hasil penelusuran daring membawanya pada fakta bahwa kain tersebut adalah warisan budaya tak benda asal Palembang. Ia kemudian menghubungi pihak Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) dan memutuskan untuk mengembalikannya ke Palembang.

Wali Kota Palembang Ratu Dewa menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pete Muskens atas kepeduliannya menjaga dan mengembalikan warisan budaya tersebut.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Mr. Pete Muskens. Proses ini luar biasa, bagaimana beliau menjaga dan membawa songket ini dengan hati-hati dari Australia ke Palembang. Kalau kata orang Palembang, digendongnya dari Australia sampai ke Palembang,” ujar Ratu Dewa.

Ratu Dewa menegaskan, songket ini akan menjadi aset budaya berharga bagi Kota Palembang dan akan dipamerkan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dengan pengamanan ketat dari Satpol PP.

“Ini aset budaya yang luar biasa. Saya yakin kehadirannya akan menambah daya tarik wisatawan ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II,” lanjutnya.

Kembalinya Songket Limar Bunga Cogan ini menjadi momentum penting bagi Palembang dalam upaya pelestarian warisan budaya sekaligus memperkuat identitas sejarah kota tua di tepian Sungai Musi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kebudayaan lokal kota palembang Songket Khas Sumatera Selatan