Sosok Misri Puspita Sari, Perempuan di Lingkaran Pesta Berujung Maut Brigadir Nurhadi

10 Juli 2025 11:01 10 Jul 2025 11:01

Thumbnail Sosok Misri Puspita Sari, Perempuan di Lingkaran Pesta Berujung Maut Brigadir Nurhadi
Misri Puspita Sari (Foto: threads/misripuspita11_)

KETIK, LOMBOK UTARA – Nama Misri Puspita Sari tiba-tiba menjadi sorotan. Perempuan muda berusia 23 tahun ini kini tercatat sebagai satu dari tiga tersangka dalam kasus kematian tragis Brigadir Muhammad Nurhadi.

Nurhadi adalah anggota Bidang Propam Polda NTB, yang ditemukan tewas di kolam vila Gili Trawangan pada 16 April 2025 lalu.

Dilansir Suara.com jejaring nasional Ketik, Misri bukan sosok yang memiliki pengaruh atau jabatan, ia berasal dari keluarga sederhana, lulusan sekolah menengah atas (SMA).

Ia merupakan anak yatim piatu yang menjadi tulang punggung keluarga bagi ibunya dan lima orang saudaranya.

Namun, kehidupannya berubah drastis setelah dirinya terseret dalam pusaran kasus kematian Nurhadi yang belakangan diungkap sebagai pembunuhan.

Bayaran Rp10 Juta untuk Hadiri Pesta

Keterlibatan Misri bermula dari pesta di sebuah vila mewah di Gili Trawangan yang diadakan oleh Kompol I Made Yogi Purusa Utama, atasan almarhum Nurhadi di Propam Polda NTB.

Malam itu, pesta dihadiri oleh Kompol Yogi, Ipda Haris Chandra, Misri, Nurhadi, dan satu perempuan lainnya. Diduga kuat, pesta tersebut menjadi awal dari peristiwa yang menewaskan Nurhadi.

Pengacara Misri, Yan Mangandar Putra, menyebut bahwa kliennya hadir dalam pesta tersebut setelah menerima bayaran sebesar Rp10 juta dari Kompol Yogi.

“Dia hanya diminta menemani. Tidak tahu akan berujung seperti ini,” kata Yan seperti dikutip dari unggahan akun x, @Meta80ki, Rabu (9/7/2025)

Trauma dan Tekanan Psikis Berat

Sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Juni 2025, kondisi psikologis Misri mengalami tekanan luar biasa.

Ia disebut kerap mengalami stres berat hingga mengalami manifestasi spiritual yang menyeramkan.

Bahkan, menurut pengakuan pengacaranya, Misri kerap “kerasukan” arwah Brigadir Nurhadi.

“Dalam beberapa sesi, arwah Nurhadi menyebut siapa pelaku dan bagaimana cara dia dibunuh. Misri sampai tidak sanggup bicara,” ungkap Yan.

Ketakutan itu begitu mendalam hingga pihak kuasa hukum merasa perlu melakukan hipnoterapi. Dalam sesi hipnosis, Misri menggambarkan pengalaman batin yang mengerikan.

“Dia melihat sosok raksasa tanpa wajah yang melarangnya bicara tentang kejadian malam itu,” kata Yan.

Figur misterius itu muncul berulang kali dalam kondisi bawah sadar, seolah merepresentasikan rasa takut dan tekanan batin yang terus membelenggunya.

Terjerat dalam Jaringan Kekuasaan

Kasus ini membuka jalinan relasi kekuasaan yang rumit, di mana seorang perempuan muda tanpa kekuatan atau pengaruh menjadi bagian dari peristiwa tragis yang melibatkan dua perwira polisi yakni Kompol Yogi dan Ipda Haris Chandra.

Kedua atasan Nurhadi ini telah lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka utama.

Namun publik masih bertanya-tanya, seberapa besar peran Misri dalam kejadian tersebut? Apakah ia turut mengetahui proses pembunuhan? Ataukah ia hanya sekadar 'pelengkap pesta' yang tak kuasa menolak atau mengungkap apa yang sebenarnya terjadi?

Kuasa hukum Misri menekankan bahwa kliennya berada dalam posisi lemah dan hanya menerima undangan untuk menemani, tanpa mengetahui rencana kekerasan apapun.

Namun begitu, status tersangka tetap disematkan oleh penyidik, yang menilai adanya dugaan keterlibatan dalam rangkaian peristiwa malam nahas tersebut.

Fakta-Fakta Autopsi Nurhadi Mati dalam Keadaan Pingsan

Hasil autopsi terhadap jenazah Brigadir Nurhadi memperkuat dugaan bahwa kematiannya bukan kecelakaan biasa.

Dokter forensik menemukan adanya patah pada tulang lidah, luka lebam pada tubuh, paru-paru yang terisi air yang menunjukkan bahwa korban masih hidup saat tenggelam, namun dalam kondisi tidak sadar.

Artinya, Nurhadi kemungkinan besar dipukul atau dicekik terlebih dahulu sebelum dibuang ke kolam vila. (*)

Tombol Google News

Tags:

misri puspita sari Brigadir Nurhadi Kompol I Made Yogi