Sepenggal Kisah Penerima Bantuan PKH di Lumajang yang Kini Berbisnis Kopi

26 Agustus 2025 16:10 26 Agt 2025 16:10

Thumbnail Sepenggal Kisah Penerima Bantuan PKH di Lumajang yang Kini Berbisnis Kopi
Bunda Indah dan Wabup Lumajang ketika bertemu dengan Isma Wahidatul Janah (Foto: Kominfo)

KETIK, LUMAJANG – Ada sepenggal cerita dari Desa Bodang Kecamatan Padang, ketika Bupati dan Wabup Lumajang mengadakan kegiatan Ngantor di Kecamatan Padang.

Dalam program Setor Madu Bunda Indah, Bupati Lumajang bertemu dengan Isma Wahidatul Janah, 35 tahun, yang kini memiliki usaha kopi yang bermula dari bantuan PKH.

Lima tahun lalu, Isma menerima bantuan PKH sebagai keluarga yang membutuhkan dukungan. Bantuan tersebut menjadi pijakan awal ia membangun usaha kopi bubuk di rumahnya, dari membeli biji kopi hingga peralatan sederhana untuk produksi.

“Awalnya hanya ingin menambah penghasilan keluarga. Bantuan PKH itu modal awal untuk membeli peralatan dan bahan baku,” kata Isma sambil menata biji kopi di etalase usahanya.

Kini, usahanya berkembang pesat. Produksi kopi bubuk yang dimulai dari rumah tangga kini mampu melayani permintaan lokal dan antar-desa. Aroma kopi khas Lumajang menjadi daya tarik utama.

Graduasi PKH menandai bahwa Isma telah mandiri secara ekonomi. Ia tidak lagi tergantung pada bantuan rutin, melainkan mampu mengelola usaha dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Dalam kunjungan setor madu di Kecamatan Padang, Selasa, 26 Agustus 2025, Bupati Lumajang, Bunda Indah, dan Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma meninjau langsung usaha kopi Isma. Mereka ingin melihat dampak nyata dari program PKH bagi KPM yang telah siap graduasi.

“Graduasi PKH bukan sekadar penghentian bantuan, tetapi pengakuan bahwa KPM mampu mandiri dan memberi inspirasi bagi penerima lainnya,” ujar Mas Yudha.

Tidak hanya dukungan moral, Isma juga akan mendapat pelatihan kemasan dari pemerintah untuk meningkatkan nilai jual produknya. Dukungan ini menjadi bagian dari persiapan graduasi PKH agar usaha tetap berkelanjutan.

Bupati Bunda Indah menekankan, keberhasilan Isma adalah bukti efektivitas PKH dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.

“Graduasi PKH adalah tujuan utama. KPM yang mandiri bukan lagi penerima bantuan, tetapi penggerak ekonomi lokal dan mentor bagi keluarga lain,” kata Bunda Indah.

Perjalanan menuju kemandirian tidak selalu mudah. Tantangan terbesar bagi Isma adalah memperluas pasar dan mengatur keuangan usaha agar tetap stabil.

Dengan disiplin dan konsistensi, Isma menjaga kualitas produksinya. Setiap tahap, mulai dari pemilihan biji kopi, pengeringan, hingga penggilingan, diperhatikan dengan cermat.

Dukungan keluarga menjadi kunci. Suami dan anaknya aktif membantu proses produksi dan pemasaran kopi, sehingga usaha berjalan lancar.

Keberhasilan Isma mendorong pemerintah desa untuk lebih serius mengembangkan potensi UMKM. Pelatihan manajemen usaha dan pemasaran digital dibutuhkan dalam pengembangan usaha.

Graduasi PKH menjadi simbol keberhasilan program, menunjukkan bahwa bantuan sosial dapat membentuk masyarakat yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.

Pemerintah menegaskan dukungan akan terus diberikan, termasuk pelatihan, bantuan kemasan, dan pemasaran, agar UMKM lokal dapat bersaing di tingkat nasional.

Kisah Isma Wahidatul Janah bukan sekadar tentang kopi. Ini tentang graduasi PKH sebagai simbol kemandirian, keberanian, kerja keras, dan bagaimana program sosial dapat memberdayakan masyarakat di Desa Bodang, Kecamatan Padang, Lumajang.(*)

Tombol Google News

Tags:

Bunda Indah Setor Madu Wabup Lumajang Kecamatan Padang berita lumajang hari ini