KETIK, SURABAYA – Kumpul bareng teman atau keluarga memang paling asyik kalau di restoran. Bisa ngobrol santai sambil pesan banyak makanan dan minuman. Tapi begitu makanan habis, piring kotornya dibiarkan berserakan begitu saja? Rasanya jadi kurang enak dipandang, bukan?
Fenomena inilah yang kemudian melahirkan gerakan Tumpuk di Tengah. Dilansir dari Cakaplah.com, gerakan ini pertama kali dikampanyekan di Twitter dan Instagram pada tahun 2017 dengan tagar #TumpukdiTengah.
Kampanye ini mengajak masyarakat untuk merapikan alat makan dengan cara menumpuknya di tengah meja.
Respons positif pun bermunculan. Banyak warganet beramai-ramai mengunggah foto mereka yang sudah menumpuk piring kotor dengan tagar #TumpukdiTengah.
Sekilas memang terlihat sepele, namun gerakan Tumpuk di Tengah sangat membantu pramusaji. Dengan kita menumpuk alat makan di tengah, pramusaji bisa lebih mudah membersihkan meja, sehingga pekerjaan mereka jadi lebih cepat dan efisien.
Selain bermanfaat bagi pramusaji, gerakan ini juga berdampak baik bagi semua. Kebiasaan kecil ini melatih kepedulian terhadap sekitar, membentuk rasa empati, dan menumbuhkan sikap saling menghargai.
Meskipun pelanggan, bukan berarti bisa bersikap seperti raja dengan membiarkan meja kotor dan alat makan berserakan. Justru dengan hal sederhana seperti menumpuk piring di tengah, menunjukkan respect pada orang lain yang bekerja untuk melayani pelanggan.
Pada akhirnya, budaya kecil semacam ini bisa menciptakan suasana makan yang lebih nyaman dan menyenangkan bagi semua orang. (*)