KETIK, SURABAYA – Siapa sih yang nggak tahu perayaan tahun baru di Times Square, New York? Di momen ini, yang paling ditunggu-tunggu adalah jatuhnya bola raksasa saat malam pergantian tahun.
Tradisi ini sudah jadi kiblat perayaan tahun baru dunia. Tapi tahu nggak, ternyata sejarahnya dimulai karena adanya larangan kembang api!
Pada tahun 1904, pemilik The New York Times, Adolph Ochs, merayakan pembukaan markas baru korannya dengan pesta kembang api. Meski sukses besar, pemerintah setempat melarang kembang api pada 1907 karena alasan keamanan.
Tak hilang akal, Ochs menyewa desainer lampu untuk membuat bola raksasa dari besi dan kayu seberat lebih dari 300 kg yang diterangi 100 lampu pijar. Bola inilah yang pertama kali "jatuh" dari tiang gedung Times Square untuk menyambut tahun 1908.
Seiring berjalannya waktu, bola ini terus bertransformasi. Dari bahan besi berat, sempat berubah menjadi struktur aluminium yang lebih ringan pada tahun 1955. Bahkan, di tahun 80-an, bola ini pernah didesain menyerupai buah apel merah dalam kampanye "I Love New York".
Memasuki tahun 2000, teknologi kristal mulai diperkenalkan. Bola yang kita lihat sekarang adalah mahakarya dari Waterford Crystal dan Philips Lighting. Bayangkan saja, bola seberat hampir 6 ton ini sekarang dilapisi lebih dari 2.600 segitiga kristal dan diterangi jutaan kombinasi warna LED yang super cantik.
Menariknya, tradisi ini hampir tidak pernah absen, kecuali pada tahun 1942 dan 1943 karena kebijakan "padam lampu" selama Perang Dunia II. Meski begitu, kerumunan orang tetap berkumpul di Times Square untuk mengheningkan cipta sejenak.
Jadi, setiap kali kamu melihat bola itu turun, ingatlah bahwa ada sejarah panjang tentang kreativitas dan semangat yang terus berpijar selama lebih dari satu abad!.(*)
