KETIK, SURABAYA – Pasca kerusuhan yang terjadi di Surabaya, Polda Jatim menangkap beberapa orang perusuh yang masih dibawah umur. Hal ini membuat anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, berharap pihak kepolisian melakukan penanganan yang baik, humanis dan sesuai prosedur kepada ratusan pendemo pasca aksi demonstrasi di beberapa daerah.
“Saya berharap semua peserta aksi, baik orang dewasa maupun anak-anak, tetap mendapat perlakuan yang baik. Kepolisian harus selalu mengedepankan pendekatan humanis,” tegas senator yang akrab disapa Ning Lia ini, Rabu, 3 September 2025.
Ning Lia menaruh perhatian khusus pada anak-anak dan pemuda yang ikut serta dalam aksi unjuk rasa. Menurutnya, mereka merupakan kelompok rentan yang harus mendapat pendekatan berbeda.
“Jangan sampai anak-anak atau remaja yang ikut aksi justru mendapatkan trauma. Mereka adalah generasi penerus bangsa, jadi harus dilindungi dan diarahkan dengan bijak,” jelasnya
Ia juga mendorong kepolisian memperkuat koordinasi dengan dinas sosial, psikolog, tokoh masyarakat, hingga lembaga pendidikan, agar penanganan anak dan pemuda dalam konteks unjuk rasa tidak sekadar mengedepankan keamanan, tetapi juga memberikan edukasi dan pembinaan.
Menurut Ning Lia, keberadaan Polri bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga pengayom masyarakat. Karena itu, ia menilai penting adanya sinergi antara Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil untuk menjaga iklim demokrasi di Jawa Timur tetap kondusif.
“Momentum ini harus menjadi contoh bahwa keamanan bisa dijaga tanpa harus menekan hak-hak rakyat,” tambahnya.
Tak hanya fokus pada pengawasan aksi, Ning Lia menyinggung pentingnya pembenahan sistem pendidikan agar anak-anak dan remaja tumbuh dengan mental yang sehat dan kuat. Ia menyoroti beban administrasi yang terlalu berat bagi guru dan dosen, sehingga berpotensi mengurangi waktu mendidik secara optimal.
“Guru adalah orang tua kedua di sekolah. Jangan sampai energi mereka habis untuk administrasi. Kami mendorong pemerintah memberi ruang lebih besar bagi guru dan dosen untuk mendidik karakter dan mental generasi bangsa,” tegasnya.
Menurutnya, perhatian terhadap pendidikan sangat relevan dengan visi besar Indonesia Emas 2045. Generasi muda yang terdidik, terlindungi, dan memiliki mental baik diyakini akan menjadi penentu keberlangsungan bangsa. (*)