Banyak Lansia Alami Osteoartritis Lutut, Ini yang dilakukan Dosen FK Unusa

22 Oktober 2025 19:30 22 Okt 2025 19:30

Thumbnail Banyak Lansia Alami Osteoartritis Lutut, Ini yang dilakukan Dosen FK Unusa
dr Rita mengedukasi lansia yang alami Osteoartritis (OA) lutut di RSUD Haji Surabaya, Rabu, 22 Oktober 2025. (Foto: Khaesar/Ketik.com)

KETIK, SURABAYA – Banyak lansia alami Osteoartritis (OA) pada lututnya. Hal ini membuat Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa), Dr. dr. Rita Vivera Pane, Sp.KFR.K.N.M, FIPP., FIPM., CIPS atau yang akrab disapa dr. Rita, menginisiasi gelar pengabdian kepada masyarakat dengan tema edukasi dan latihan penguatan otot quadriceps femoris pada Pasien Osteoartritis (OA) Lutut di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan yang diikuti oleh 20 pasien OA lutut tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman dan kemampuan pasien dalam menjaga fungsi sendi lutut melalui latihan otot yang tepat.

"Kami lakukan di RSUD Haji Jawa Timur agar pasien bisa mengatasi karena kami memberikan edukasi mengenai penyakit ini," jelas dr Rita, Rabu, 22 Oktober 2025.

Osteoartritis lutut merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan nyeri lutut sebagai keluhan utama. Penderita OA lutut kerap mengalami kekakuan, keterbatasan gerak, dan penurunan kekuatan otot di sekitar lutut yang berdampak pada menurunnya produktivitas dan kualitas hidup.

Menurut dr. Rita, latihan penguatan otot quadriceps femoris terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kekuatan otot, mengurangi nyeri, serta memperbaiki fungsi sendi lutut. “Otot ini sangat penting dan berpengaruh terhadap fungsi lutut itu sendiri, terutama pada pasien OA,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa penguatan otot quadriceps membantu mengurangi gesekan antar tulang yang menjadi penyebab utama nyeri pada penderita OA lutut. “Latihan ini juga efektif memperbaiki kemampuan berjalan, berdiri, dan naik tangga, yang sangat penting bagi mobilitas pasien,” ujarnya.

Selama kegiatan yang berdurasi sekitar 60 menit, para peserta mengikuti beberapa sesi, antara lain pembukaan dan sambutan, pre-test, penyampaian edukasi selama 10 menit, latihan penguatan otot selama 20 menit, serta sesi tanya jawab dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman.

Materi edukasi disampaikan dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami, mencakup pengertian OA lutut, faktor risiko, pencegahan, serta manfaat latihan otot quadriceps femoris. Peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama kegiatan berlangsung, baik dalam sesi tanya jawab maupun saat melakukan latihan.

Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta setelah mengikuti kegiatan. “Kami melihat adanya peningkatan skor post-test dibanding pre-test, yang menunjukkan edukasi ini efektif meningkatkan pemahaman pasien,” ungkap dr. Rita.

Ia berharap kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi para pasien OA lutut, baik dalam aspek kesehatan maupun kualitas hidup.

“Semoga para peserta mendapatkan insight baru mengenai cara mengelola penyakitnya dan mau mengamalkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari,” tutur dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi yang juga berpraktik di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur itu.

Selain ditujukan bagi pasien, edukasi dan latihan penguatan otot quadriceps juga diharapkan bisa menjadi langkah preventif bagi masyarakat umum agar terhindar dari risiko OA lutut di masa mendatang. “Pencegahan jauh lebih baik daripada penanganan ketika sendi sudah rusak,” kata dr. Rita menegaskan.

Melalui kegiatan ini, dr. Rita berharap masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan sendi sejak dini. “Kekuatan otot quadriceps yang baik akan menjaga stabilitas lutut dan mengurangi beban sendi, sehingga risiko OA lutut dapat ditekan,” ujarnya menutup. (*)

Tombol Google News

Tags:

Osteoartritis (OA) Lutut Pengmas Unusa Unusa Fakultas Kedokteran Unusa FK Unusa NAHDLATUL ULAMA