RSUD dr Darsono Siapkan Perawat Tanggap Darurat, Bekali dengan Pelatihan BTCLS

17 Oktober 2025 13:45 17 Okt 2025 13:45

Thumbnail RSUD dr Darsono Siapkan Perawat Tanggap Darurat, Bekali dengan Pelatihan BTCLS
Instruktur dari Smart Emergency memberikan materi praktik resusitasi jantung paru (RJP) kepada peserta pelatihan BTCLS di RSUD dr Darsono Pacitan, Jumat, 17 Oktober 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

KETIK, PACITAN – Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di RSUD dr Darsono Pacitan terus dilakukan, salah satunya dengan membekali tenaga perawat kemampuan tanggap darurat medis.

Sebanyak 25 perawat mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) selama sepekan, hasil kerja sama dengan lembaga pelatihan Smart Emergency.

Kegiatan yang dimulai sejak Senin, 12 Oktober 2025, itu terdiri dari tiga hari teori secara daring dan tiga hari praktik lapangan.

Pelatihan ini melatih keterampilan dasar penanganan pasien dalam kondisi gawat darurat, baik akibat trauma maupun gangguan jantung.

Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr Darsono, dr Johan Triputranto, mengatakan pelatihan BTCLS menjadi langkah penting untuk memastikan perawat mampu memberikan penanganan cepat dan tepat di situasi darurat.

“Perawat adalah garda terdepan pelayanan kesehatan. Mereka harus memiliki kompetensi standar agar dapat menyelamatkan nyawa pasien di menit-menit kritis,” ujarnya, Jumat, 17 Oktober 2025.

Ia menyebutkan, RSUD dr Darsono terus memperkuat kemampuan tenaga medisnya karena beban kasus cukup tinggi.

Di antaranya, pelayanan Poli Jantung yang setiap hari menangani 70–90 pasien, serta 4–5 kasus trauma ortopedi per hari. 

“Kebutuhan akan kecepatan dan ketepatan penanganan di lapangan sangat besar. Karena itu, upgrading kompetensi menjadi prioritas,” lanjutnya.

Foto Peserta pelatihan BTCLS RSUD dr Darsono Pacitan memperhatikan simulasi penggunaan alat AED Trainer dalam sesi praktik penanganan kegawatdaruratan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)Peserta pelatihan BTCLS RSUD dr Darsono Pacitan memperhatikan simulasi penggunaan alat AED Trainer dalam sesi praktik penanganan kegawatdaruratan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

Pelatihan BTCLS mencakup Bantuan Hidup Dasar (BHD), resusitasi jantung paru (RJP), manajemen jalan napas, hingga imobilisasi cedera.

Seluruh peserta dibagi menjadi empat kelompok pelatihan yang masing-masing fokus pada keterampilan airway, breathing, circulation, dan resusitasi cairan.

Menurut Johan, pengembangan SDM di RSUD dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. 

Setelah BTLS untuk trauma dasar, perawat akan mengikuti Basic Cardiac Life Support dan Advanced Cardiac Life Support untuk penanganan lanjutan.

“Semua dibiayai negara. Kami ingin semua tenaga kesehatan, mulai dokter hingga farmasi, mendapat pelatihan peningkatan kompetensi minimal sekali setahun,” tuturnya.

Tak hanya itu, rumah sakit juga menyiapkan program in-house training agar peserta pelatihan dapat menularkan ilmunya ke rekan kerja lain. 

“Kami ingin setiap perawat memiliki kompetensi sesuai bidangnya, baik di IGD, ICU, ruang operasi, anak, maupun perinatal. Penempatan berbasis keahlian ini akan membuat pelayanan jauh lebih efektif,” kata Johan.

Manajer Pelayanan Pasien RSUD dr Darsono, Sunaryon, menambahkan bahwa pelatihan BTCLS merupakan bagian dari komitmen peningkatan mutu pelayanan.

“Pelayanan kesehatan terus berkembang, jadi SDM kami juga harus selalu diperbarui kemampuannya. Dengan pelatihan ini, kami ingin memastikan tenaga medis di Pacitan siap menghadapi setiap situasi darurat,” tutupnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

RSUD dr Darsono Pacitan Pelatihan BTCLS Perawat Pacitan Smart Emergency kesehatan SDM Medis tanggap darurat