KETIK, JEMBER – Kepolisian Resor (Polres) Jember terus mengusut jaringan peredaran sabu yang melibatkan satu keluarga di Kecamatan Ledokombo. Setelah menangkap ibu dan anak yang menjadi pengedar, polisi kini memburu sosok bandar besar yang diduga memasok narkoba tersebut.
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Jember, Iptu Naufal Muttaqin, mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas pengirim sabu yang disebut bernama Abba. Orang inilah yang diyakini sebagai pemasok utama bagi H (40), seorang ibu rumah tangga yang diamankan bersama anaknya AD (17).
“Kami masih melakukan pengembangan untuk memburu bandar yang memasok barang haram itu ke wilayah Jember,” ujar Naufal saat dikonfirmasi, Kamis, 16 Oktober 2025.
Kasus ini menyita perhatian publik lantaran seluruh pelaku merupakan satu keluarga kecil. Bahkan, salah satunya masih berstatus pelajar di bawah umur.
Pengungkapan kasus berawal dari penangkapan AD, remaja 17 tahun yang masih duduk di bangku sekolah. Ia ditangkap pada Kamis malam, 10 Oktober 2025 sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu, remaja ini hendak mengantarkan sabu kepada temannya. Dari tangan AD, polisi menyita barang bukti sabu seberat 1,58 gram.
Karena pelaku masih di bawah umur, pemeriksaan dilakukan dengan pendampingan petugas Balai Pemasyarakatan (Bapas). Dalam pemeriksaan, AD mengaku sabu yang dibawanya berasal dari ibunya sendiri.
Menindaklanjuti pengakuan tersebut, polisi langsung bergerak menuju rumah H di kawasan Ledokombo. Hasil penggeledahan menemukan 173,7 gram sabu yang disembunyikan di dalam rumah. H pun tidak dapat mengelak saat digelandang ke kantor polisi.
Penyidikan lebih lanjut mengungkap bahwa suami H, berinisial M, juga merupakan narapidana kasus narkoba. Ia telah lebih dulu ditangkap pada April 2025 dan divonis bersalah oleh pengadilan pada September lalu. Dengan demikian, seluruh anggota keluarga ini terjerat dalam jaringan peredaran sabu.
Menurut Naufal, H sudah dua kali menerima paket sabu dari Abba melalui jasa ekspedisi. Polisi menduga jaringan ini beroperasi lintas daerah dan tengah menelusuri rantai pasokannya hingga ke bandar utama.
“Kasus ini menjadi perhatian serius karena satu keluarga terlibat dalam bisnis narkoba. Kami berkomitmen menindak tegas siapa pun yang terlibat, sampai ke akar,” tegas Naufal. (*)