Pemkab Sidoarjo Dukung Pesantren dan Peduli Santri; Bupati Subandi: Ini Tanggung Jawab Kita Semua

2 November 2025 19:20 2 Nov 2025 19:20

Thumbnail Pemkab Sidoarjo Dukung Pesantren dan Peduli Santri; Bupati Subandi: Ini Tanggung Jawab Kita Semua
Bupati Sidoarjo Subandi mengucapkan belasungkawa dan memberikan bantuan kepada Jayanti Mandasari, ibunda almarhum Muhfi Alfian. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

KETIK, SIDOARJO – Pemkab Sidoarjo selalu memberikan perhatian besar kepada perkembangan pesantren maupun nasib para santrinya. Setelah musibah musholla ambruk di Ponpes Al Khoziny, Bupati Subandi mendatangi keluarga para korban. Mereka dibantu masing-masing Rp 10 juta. Ponpes pun dapat dukungan biaya Rp 1 miliar.

Pada Sabtu (1 November 2025), Bupati Subandi melakukan safari. Ada enam santri Ponpes Al Khoiny Al Sidoarjo yang meninggal dalam musibah yang terjadi pada September 2025 tersebut. Semua didatangi satu per satu.

Yang pertama, Bupati Subandi menyambangi rumah santri M. Abdul Rohman Nafis di Desa Pulungan Rp 04, RW 01, Kecamatan Sedati. Keluarga almarhum menyambut baik kedatangan Bupati Subandi. Ucapan ikut berbela sungkawa disampaikan begitu mendalam.

”Semoga keluarga almarhum diberi ketabahan,” ungkap Bupati Subandi.

Yang dikunjungi berikutnya ialah rumah santri M. Muhfi Alfian di Perumahan The Sun Village, Desa Damarsi, Kecamatan Buduran. Sambutan keluarga almarhum sangat baik. Mereka berterima kasih atas kedatangan dan perhatian yang disampaikan Bupati Subandi.

Kepada Bupati Subandi, ibu kandung Muhfi, Jayanti Mandasari, bercerita. Kalau ingat putra yang disayanginya, Jayanti menangis. Tak kuasa air mata itu ditahan. Namun, duka sedikit berkurang bila mengingat bahwa almarhum Muhfi telah berada di Surga Allah SWT.

”Sampeyan (ananda Muhfi) diberi keistimewaan oleh Allah. Tidak semua meninggal dalam keadaan suci,” ungkap Jayanti.

Dia menyatakan ikhlas merelakan kepergian sang putra. Sejak mondok di Ponpes Al Khoziny, perubahan putranya bagus sekali. Kepada kiai, kepada orang tua, akhlaknya sangat baik.

”Saya ikhlas. Saya ridho,” ungkapnya. 

Bupati Subandi mendengarkannya. Dia menyebut para santri yang meninggal itu merupakan para pahlawan santri. Almarhum meninggal dalam keadaan syahid.

”Karena ananda-ananda kita berjuang untuk pondok pesantren,” ucap Bupati Subandi sambil menepuk pundak ayahanda Muhfi untuk memberikan semangat.

Di Kecamatan Buduran juga, Bupati Subandi mengunjungi rumah santri bernama Moh. Rizki Maulana Saputra. Almarhum yang juga meninggal secara mulia dalam musibah gedung ambruk itu tinggal bersama orang tuanya di Desa Wadungasih RT 10 RW 03, Kecamatan Buduran.

Foto Bupati Subandi bertemu Sukirman dan Febri Kurniyati Ningsih, ayah dan ibu almarhum Fairuz Shirojuddin, di Desa Singopadu, Kecamatan Tulangan. (Foto: Kominfo Sidoarjo)Bupati Subandi bertemu Sukirman dan Febri Kurniyati Ningsih, ayah dan ibu almarhum Fairuz Shirojuddin, di Desa Singopadu, Kecamatan Tulangan. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

Dari Wadungasih, Buduran, Bupati Subandi menuju rumah santri lain di Desa Singopadu, Kecamatan Tulangan. Dia adalah Fairuz Shirojuddin. Keluarga Fairuz menyambut hangat kedatangan Bupati Subandi. Sukirman dan Febri Kurniyati Ningsih berterima kasih atas kepedulian Bupati Subandi.

Sukirman juga yakin putranya yang masih berusia 16 tahun itu  meninggal sebagai syahid. Dia sedang berpuasa Senin saat terjadinya musibah itu pada Senin sore (29 September 2025).

”Alhamdulillah, waktu itu anak saya sedang berpuasa Senin-Kamis,” ungkap Sukirman. Saat itu juga sedang ikut salat berjamaah sedang menimba ilmu.

Foto Almarhum Fairuz Shirojuddin. (Foto: Ketik.com)Almarhum Fairuz Shirojuddin. (Foto: Ketik.com)

Setelah dari Tulangan, safari ke rumah duka dilanjutkan ke rumah keluarga almarhum Irham Ghifari dari Katerungan, Kecamatan Krian. Kemudian, lanjut ke keluarga Moch. Adam Fidiansyah di Desa Masangan Kulon, Kecamatan Sukodono.

Kepada keluarga-keluarga para santri, Bupati Subandi kembali menyampaikan rasa duka yang mendalam dan belasungkawa atas musibah yang menimpa para santri. Pemkab Sidoarjo bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo memberikan bantuan masing-masing Rp 10 juta untuk keluarga.

Tidak hanya keluarga para santri. Pondok Pesantren Al Khoziny juga akan diberi bantuan untuk pembangunan senilai Rp 1 miliar. Bantuan bakal diberikan sekitar sepekan mendatang. Bupati Subandi menyatakan ingin Ponpes Al Khoziny segera bangkit. Kembali beraktivitas. Anak-anak santri juga bisa belajar dengan nyaman.

”Ini bentuk tanggung jawab moral kita semua,” ungkapnya.

Bupati Subandi menegaskan, pemerintah daerah akan terus hadir. Mendampingi dan membantu keluarga korban musibah maupun Pondok Pesantren Al Khoziny. Dukugan itu merupakan kepedulian yang nyata dari pemerintah untuk masyarakat yang membutuhkan. (*)

 

Foto Bupati Subandi bersama Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Warih Andono dan Suyarno saat paripurna membahas Raperda tentang Fasilitasi Pesantren di DPRD Sidoarjo. (Foto: Ketik.com)Bupati Subandi bersama Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Warih Andono dan Suyarno saat paripurna membahas Raperda tentang Fasilitasi Pesantren di DPRD Sidoarjo. (Foto: Ketik.com)

Bupati Dukung Raperda Fasilitasi Pesantren

Dukungan dan kepedulian nyata Pemkab Sidoarjo untuk pesantren itu juga terlihat dalam pembahasa Raperda Fasilitasi Pesantren di DPRD Sidoarjo. Perda tersebut dinilai sangat penting sebagai bentuk keberpihakan serta pengakuan terhadap eksistensi pesantren di Indonesia. Fasilitas untuk pesantren diberikan pemerintah secara adil dan berkelanjutan.

Bupati Subandi menjelaskan, Raperda Fasilitasi Pesantren bisa menjadi sarana dan jaminan hukum bagi perlindungan lembaga pendidikan berbasis agama. Perda Fasilitasi Pesantren hadir untuk mendorong kolaborasi pesantren dan pemerintah dalam pengembangan pendidikan, ekonomi umat, maupun penguatan karakter generasi muda yang religius.

”Kami siap berkolaborasi dengan DPRD Sidoarjo. Baik dalam pembahasan, penyusunan naskah akademik, maupun penyelarasan raperda dengan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi,” terangnya.

Bupati Subandi menyebutkan, Kantor Kementerian Agama Sidoarjo mencatat saat ini ada 192 pesantren di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah santri mencapai sekitar 14.990 anak pada 2020 lalu. Melihat banyaknya pondok pesantren dan jumlah santri, diperlukan payung hukum yang kuat. Agar eksistensi dan kontribusi pondok pesantren dan santri lebih berkembang.

Bupati Subandi siap melibatkan semua pihak dalam kolaborasi pembentukan Perda Fasilitasi Pesantren. Di antaranya, organisasi keagamaan, forum pesantren, maupun tokoh masyarakat. Raperda tersebut diharapkan tidak hanya sekadar administrasi, tetapi benar-benar mampu menjawab kebutuhan riil di lapangan.

”Raperda Fasilitasi Pesantren merupakan wujud nyata upaya bersama memberikan dukungan kepada pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan,” ujarnya.

Bupati Subandi menekanan, titik berat pembangunan Kabupaten Sidoarjo tidak hanya aspek fisik dan ekonomi. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) sangat pentin dan fundamental. Di antaranya, SDM santri-santri ponpes.

Santri memiliki peran strategis dalam pembangunan. Santri dapat menjadi role model, teladan, dan contoh akhlak mulia di tengah masyarakat. Santri juga bisa menjadi agent of change atau agen perubahan. Peran santri tidak lagi hanya kuat dalam ilmu-ilmu agama, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial dan pembangunan daerah.

”Santri juga sebagai subjek perubahan sosial, penjaga nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan,” tandas Bupati Subandi. (*)

 

 

Tombol Google News

Tags:

Bupati Sidoarjo Bupati Subandi Ponpes Al Khoziny santri Al Khoziny Ponpes Ambruk Sidoarjo