KETIK, JOMBANG – Di tengah derasnya arus globalisasi, pendidikan berbasis budaya menjadi benteng penting agar generasi muda tak kehilangan jati dirinya. Salah satu upaya konkret untuk menjaga hal itu adalah melalui muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar (SD).
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang, Rhendra Kusuma, menegaskan bahwa sekolah memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sejak dini.
“Kita harus mulai dari bawah, dari anak-anak di SD. Kurikulum di lembaga pendidikan harus benar-benar sesuai harapan, yaitu melahirkan sumber daya manusia yang berakar kuat pada daerahnya sendiri,” ujar Rhendra Kusuma, Senin, 10 November 2025.
Menurutnya, muatan lokal bukan sekadar pelajaran tambahan, tetapi sarana penting untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah.
Melalui pelajaran seperti bahasa daerah, kesenian, permainan tradisional, hingga pengetahuan tentang lingkungan sekitar, anak-anak belajar mengenal identitas mereka sendiri.
“Pendidikan berbasis budaya membentuk karakter sekaligus memperkaya wawasan siswa. Mereka belajar menghargai asal-usulnya dan terbiasa menjaga warisan budaya yang dimiliki daerah,” tambah Rhendra.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa kurikulum muatan lokal juga membantu siswa memahami konteks sosial dan alam di sekitar mereka. Dengan begitu, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Di Jombang sendiri, penerapan muatan lokal telah menjadi bagian dari strategi peningkatan mutu pendidikan. Nilai-nilai lokal seperti gotong royong, sopan santun, dan kerja keras diangkat dalam kegiatan pembelajaran dan proyek sekolah.
“Melalui muatan lokal, anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang menghargai budayanya. Dari sinilah lahir generasi yang kuat, berkarakter, dan berakar pada kearifan lokal,” tutur Rhendra Kusuma.
Dengan mengintegrasikan muatan lokal dalam kurikulum, pendidikan dasar diharapkan mampu melahirkan generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga bangga menjadi bagian dari budayanya sendiri.
