Mangkrak Bertahun-Tahun, Proyek Apartemen The Frontage Surabaya Hanya Sisakan Ilalang

25 Juli 2025 18:23 25 Jul 2025 18:23

Thumbnail Mangkrak Bertahun-Tahun, Proyek Apartemen The Frontage Surabaya Hanya Sisakan Ilalang
Pintu gerbang apartemen The Frontage yang direncanakan akan dibangun dengan mewah, kini terlihat kumuh dengan seng yang dipenuhi coretan mural grafity, Jumat, 25 Juli 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Kekecewaan menggelayuti hati para pembeli unit apartemen The Frontage di kawasan Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Janji hunian vertikal yang semula akan berdiri megah di Jalan Wonocolo, tepat di sebelah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), kini hanya menyisakan lahan kosong yang dipenuhi ilalang tinggi. Proyek tersebut mangkrak dan tak menunjukkan tanda-tanda pembangunan berarti.

Hingga pertengahan 2025 ini, belum ada serah terima unit kepada konsumen. Bahkan, wujud bangunan apartemen pun tak kunjung terlihat. Dari balik celah pagar seng yang menutupi lahan, hanya tampak beberapa tiang pancang beton yang terbengkalai serta gundukan tanah yang ditumbuhi rumput liar.

Kondisi ini kontras dengan harapan para pembeli yang telah mengeluarkan uang dalam jumlah besar sejak beberapa tahun lalu. Harapan memiliki tempat tinggal di lokasi strategis kini berubah menjadi ketidakpastian. Padahal, banyak konsumen yang sudah mencicil pelunasan apartemen tersebut sejak tahun 2014, dengan nilai yang tak sedikit.

Seorang warga sekitar yang ditemui pada Jumat, 25 Juli 2025, mengatakan bahwa dulunya memang ada rencana pembangunan apartemen di lahan tersebut. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti kapan proses pembangunan berhenti.

"Katanya dulu mau dibangun apartemen, tapi sekarang ya begini saja. Sudah lama tidak ada kegiatan pembangunan," ujar warga yang enggan disebutkan namanya itu.

 

Foto Kondisi bangunan apartemen The Frontage mangkrak, Rabu, 23 Juli 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)Kondisi bangunan apartemen The Frontage mangkrak, Jumat, 25 Juli 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

 

Karena tak kunjung dibangun apartemen, lahan tersebut kerap dimanfaatkan sebagai tempat parkir dadakan saat ada acara besar di Jatim Expo yang berjarak tak jauh dari lokasi. Tidak diketahui, siapa yang bertanggungjawab atau berinisiatif memanfaatkannya menjadi lahan parkir.

Jauh sebelum direncanakan sebagai lahan apartemen, kawasan ini sempat dikenal sebagai lokasi bekas pabrik pengolahan kulit yang cukup bersejarah. Pabrik tersebut, yang didirikan pada akhir abad ke-19, pernah menjadi pusat produksi kulit untuk kebutuhan tekstil seperti jaket, sepatu, dan tas. Produk olahannya bahkan diekspor ke berbagai negara. Namun, sejak ditutup pada awal 1990-an, pabrik itu tidak lagi beroperasi.

Kini, lokasi yang pernah menyimpan sejarah salah satu industri era klasik, berubah menjadi simbol kegagalan investasi properti dan monumen janji korporasi yang tak ditepati. Kekecewaan pembeli semakin dalam setelah proses mediasi antara korban dan pengembang belum menghasilkan solusi konkret.

Dalam pertemuan mediasi yang difasilitasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, di Ruang Rapat Sekda Balai Kota Surabaya, sebanyak 26 konsumen hadir. Mereka mengaku mengalami kerugian total mencapai Rp15 miliar.

Kondisi ini pun menambah daftar panjang proyek properti yang bermasalah di kota besar, di tengah lemahnya perlindungan konsumen dalam sektor perumahan. (*)

Tombol Google News

Tags:

apartemen The Frontage Apartemen mangkrak Bekas Pabrik Kulit Pabrik Kulit Wonocolo Surabaya Penipuan Apartemen