Mahasiswa Unusa Edukasi Warga Mojokerto Terkait Pencegahan Diabetes hingga Penggunaan Obat Herbal

30 September 2025 10:50 30 Sep 2025 10:50

Thumbnail Mahasiswa Unusa Edukasi Warga Mojokerto Terkait Pencegahan Diabetes hingga Penggunaan Obat Herbal
Sejumlah mahasiswa D4 Analis Kesehatan Unusa melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, Selasa, 30 September 2025. (Foto: Humas Unusa)

KETIK, SURABAYA – Sejumlah mahasiswa Program Studi D4 Analis Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan pemeriksaan kesehatan gratis untuk warga Desa Sumbersono, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

Langkah ini dilakukan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) sekaligus Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) di empat dusun, yakni Sumbersono, Sumbersari, Selorejo, dan Pekingan.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Ary Andini, mengatakan kegiatan tersebut mengusung dua pendekatan utama, yaitu edukasi pemanfaatan bahan alam untuk pencegahan diabetes dan pemeriksaan glukosa darah secara langsung di lapangan.

“Bahan-bahan alami seperti kayu manis, daun insulin, dan kunyit diperkenalkan kepada warga sebagai alternatif herbal untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Edukasi ini diharapkan bisa membuat masyarakat lebih mengenal potensi hayati sekitar, tidak hanya bergantung pada obat-obatan kimia,” ujarnya, Selasa, 30 September 2025.

Selain itu, pemeriksaan glukosa darah dilakukan menggunakan alat Point of Care Testing (POCT) yang dikenal cepat, praktis, dan akurat. Warga yang diperiksa juga mendapatkan penjelasan langsung mengenai hasil pemeriksaan serta diarahkan ke fasilitas kesehatan apabila ditemukan hasil di luar batas normal.

Dari total 130 responden, sekitar 53 persen memiliki kadar glukosa darah normal, sementara 11 persen menunjukkan kadar gula darah di atas 200 mg/dL yang menurut kriteria American Diabetes Association masuk kategori indikasi diabetes. Kelompok usia 55–64 tahun, khususnya perempuan, menjadi yang paling banyak menunjukkan hasil tersebut.

“Kondisi ini menjadi indikator penting bahwa kelompok usia lanjut, terutama perempuan pascamenopause, membutuhkan perhatian lebih dalam edukasi kesehatan,” jelas Kaprodi D4 Analis Kesehatan Unusa, Andreas Putro Ragil Santoso, yang turut mendampingi kegiatan.

Kegiatan pemeriksaan glukosa darah yang dilaksanakan di empat dusun menunjukkan variasi hasil.

Di Dusun Sumbersono Mayoritas warga memiliki kadar glukosa darah normal, meski ditemukan beberapa kasus dengan kadar di atas 200 mg/dL. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran kesehatan masyarakat cukup baik, tetapi tetap membutuhkan edukasi lanjutan.

Kemudian, Dusun Pekingan Tercatat persentase tertinggi responden dengan kadar gula darah melebihi ambang normal. Sebagian besar adalah perempuan berusia 55 tahun ke atas. Temuan ini memperlihatkan perlunya edukasi intensif mengenai pola makan, aktivitas fisik, serta pemanfaatan bahan herbal untuk mengontrol kadar gula darah.

Selanjutnya Dusun Selorejo jasil pemeriksaan cenderung merata, dengan sebagian responden masuk kategori prediabetes. Satu responden bahkan ditemukan memiliki kadar glukosa sangat tinggi, lebih dari 300 mg/dL, dan langsung diarahkan ke fasilitas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.

Sementara di Dusun Sumbersari Tingkat partisipasi warga cukup tinggi. Sebagian besar responden berada dalam kategori prediabetes (140–199 mg/dL). Kondisi ini membuka peluang intervensi sejak dini agar tidak berkembang menjadi diabetes, melalui gaya hidup sehat dan pemanfaatan bahan herbal lokal.

Selama kegiatan berlangsung, masyarakat menunjukkan antusiasme yang tinggi. Warga tidak hanya mengikuti pemeriksaan kesehatan, tetapi juga aktif bertanya seputar pola makan sehat, cara mencegah diabetes, hingga penggunaan bahan herbal yang aman.

“Pendekatan yang menggabungkan pelayanan kesehatan dengan edukasi berbasis bahan alam ternyata diterima baik oleh masyarakat. Ini menjadi strategi yang tepat untuk membangun kesadaran kolektif dalam pencegahan diabetes,” kata Ary Andini.

Pihak Unusa berharap kegiatan serupa dapat berkelanjutan dan diperluas cakupannya. Dengan pemeriksaan rutin, edukasi gaya hidup sehat, serta pemanfaatan potensi bahan lokal, masyarakat diharapkan semakin sadar pentingnya pengendalian penyakit tidak menular, khususnya diabetes mellitus.

“Kami ingin kegiatan pengabdian ini menjadi langkah awal untuk menciptakan komunitas yang lebih sehat, mandiri, dan peduli terhadap pencegahan penyakit kronis,” tambah Andreas. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pemeriksaan Kesehatan Unusa D4 Analis Kesehatan Unusa Nahdlatul Ulama Surabaya KKN Mahasiswa