KETIK, SURABAYA – Koiru Nisa Ramos Costa, mahasiswi asal Timor Leste, telah berhasil menyelesaikan pendidikan Profesi Ners di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Ia merupakan salah satu dari 1.007 wisudawan yang diwisuda Unusa tahun ini, dan keberhasilannya ini diraih melalui beasiswa penuh yang ia terima sejak awal perkuliahan.
Nisa termotivasi memilih Unusa setelah mencari informasi tentang kampus kesehatan di Indonesia.
“Sebelumnya, saya angkatan pertama di Unusa pada tahun 2020, di masa pandemi COVID-19. Selain itu memang saya tertarik untuk mengambil pendidikan tentang kesehatan dan saya beruntung bisa berkuliah di Unusa,” ujarnya disela-sela proses wisuda, pada Rabu, 17 September 2025.
Awalnya, Nisa mengaku tidak pernah bercita-cita di bidang kesehatan. Namun, pengalaman pribadi saat ayahnya sakit hingga wafat pada 2016–2017 menumbuhkan ketertarikannya pada dunia keperawatan.
“Ilmu yang saya pelajari ingin saya bawa pulang agar bisa membantu orang-orang terdekat, minimal bisa mengedukasi mereka tentang kesehatan,” kata Nisa.
Meskipun berasal dari Timor Leste, Nisa tidak kesulitan beradaptasi. Ia lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur, sehingga sudah terbiasa berbahasa Indonesia.
“Untuk budaya juga masih mirip. Tantangan saya lebih ke bahasa Jawa untuk komunikasi dengan teman-teman,” tuturnya.
Selain adaptasi bahasa, perbedaan mata uang juga menjadi tantangan tersendiri. Namun, ia bersyukur karena Unusa mulai menyediakan kursus bahasa bagi mahasiswa internasional pada angkatan berikutnya, meski ia sendiri belum mendapat fasilitas tersebut.
Perjalanan akademiknya dimulai dengan menempuh Sarjana Keperawatan (S.Kep) sejak 2020 hingga lulus pada 2024. Setelah itu, ia langsung melanjutkan ke pendidikan Profesi Ners sebelum mengikuti uji kompetensi dan sumpah profesi.
Meski sudah dinyatakan kompeten, Nisa berencana memperdalam praktik klinis dengan mengambil tambahan satu tahun pengalaman profesional di Indonesia.
“Saya ingin lebih memantapkan diri. Jadi saat pulang ke Timor Leste nanti, saya sudah siap menangani pasien secara mandiri,” jelasnya.
Saat ini, ia belum bisa bekerja karena masih berstatus mahasiswa dengan visa pelajar. Namun, Nisa menegaskan bahwa beasiswa penuh dari Unusa menjadi jalan penting bagi dirinya untuk menggapai cita-cita di bidang keperawatan.
“Alhamdulillah, seleksi beasiswa dulu lancar. Saya belajar dari Google tentang keperawatan agar bisa menjawab wawancara via daring. Dari situ saya bisa meyakinkan diri bahwa keperawatan adalah jalan saya,” pungkasnya. (*)