KETIK, SURABAYA – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SN-PKM) 2025 di ruang Theater Kampus C, Rabu, 24 September 2025. Seminar yang memasuki tahun kelima ini menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia industri agar dampak sosial dan manfaat inovasi lebih luas dirasakan masyarakat.
Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, menyebut konsep dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Kampus Berdampak sebagai strategi baru yang dapat menjadi motor kemajuan bangsa. Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, melainkan juga harus mampu memberi solusi nyata atas persoalan masyarakat maupun industri.
“Salah satu cara agar dampak ini benar-benar dirasakan adalah melalui kolaborasi yang kuat antara perguruan tinggi dan industri. Kampus punya inovasi, sementara industri punya CSR dan persoalan operasional. Kalau disinergikan, dampaknya bagi masyarakat, bangsa, dan negara akan semakin besar,” ujar Jazidie.
Ia mencontohkan, jika sebuah industri mengalami persoalan limbah, maka kampus dapat hadir dengan menawarkan inovasi penyelesaian masalah. Proses ini, perlu dilakukan sejak awal hingga produk akhir, sehingga kolaborasi tidak berhenti di tengah jalan. “Budaya industri datang ke kampus untuk menyampaikan masalah, dan kampus memberi solusi, harus terus dikembangkan. Kunci utamanya adalah saling percaya,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, yang menjadi salah satu mitra industri Unusa. Ia menilai kerjasama dengan Unusa terjalin karena kesamaan tujuan serta kemampuan kampus dalam menjawab permasalahan industri secara tepat waktu.
“Permasalahan kami adalah naiknya air laut yang berdampak pada biaya perawatan dermaga yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah eksploitasi besar-besaran air tanah. Bersama Unusa, kami melakukan edukasi lewat program Unusa Water Car yang bisa bergerak ke berbagai pesantren dan komunitas, untuk mengajak masyarakat menjaga air tanah serta sungai tetap bersih. Dampaknya luar biasa, satu pesantren dengan ratusan orang saja bisa menjadi agen edukasi yang besar,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin, menegaskan seminar ini menjadi ajang untuk membangun budaya kolaborasi berkelanjutan.
“Seminar Nasional PKM ini sudah memasuki tahun kelima. Kami ingin berbagi pengalaman bagaimana Unusa membangun budaya kolaborasi dengan industri. Awalnya memang kampus yang aktif menawarkan, tetapi ke depan kami berharap industri ketika memiliki masalah, datang langsung ke universitas,” ungkapnya.
Menurut Syafiuddin, pihaknya telah menyusun roadmap dalam menjalin kerjasama dengan dunia usaha hingga tahap promosi nasional, sehingga inovasi dan solusi yang lahir dari perguruan tinggi dapat lebih dikenal luas. "Dengan kolaborasi ini kami ingin memberikan dampak yang nyata," jelasnya.
SN-PKM 2025 menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi industri, serta diikuti oleh berbagai perguruan tinggi dan mitra usaha. "Kegiatan ini menjadi wadah untuk menguatkan peran perguruan tinggi dalam menyelesaikan persoalan masyarakat melalui pengabdian sekaligus riset terapan yang bermanfaat nyata," jelas Syaifuddin. (*)