KETIK, YOGYAKARTA – Hari Sabtu, di mana seharusnya sekolah sepi dari aktivitas, justru menjadi saksi bisu dari semangat gotong royong yang luar biasa di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Para wali murid, dengan inisiatif sendiri, turun tangan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang nyaman dan inspiratif bagi anak-anak mereka.
Gotong Royong Wali Murid: Lebih dari Sekadar Bersih-bersih
Pada akhir pekan ini, orang-orang tersebut berkumpul bukan untuk rapat formal, melainkan untuk kerja bakti. Mereka membersihkan dan menata ruang kelas, memperbaiki bangku yang rusak, hingga merapikan taman sekolah.
"Kegiatan ini bukan hanya meringankan beban sekolah, tapi juga menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama. Kami ingin anak-anak merasa nyaman dan kompak," ujar Ibu Kukuh Riffayanti, salah satu wali murid yang akrab disapa "Mama Malika" oleh para siswa.
Diskusi santai orangtua murid kelas 7c di SMP Negeri 1 Yogyakarta. (Foto: Teguh Ariffianto/ Ketik)
Di sela-sela kerja bakti, mereka juga mengadakan pertemuan informal yang sangat produktif. Mereka membahas berbagai program untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu poin yang ditekankan adalah implementasi kesepakatan kelas yang telah disepakati bersama. Kesepakatan ini mencakup etika, tata krama, dan kedisiplinan, yang bertujuan menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Tak hanya itu, pertemuan tersebut juga menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi. Para wali murid mengusulkan pengadaan fasilitas Wi-Fi gratis dari pemerintah untuk mendukung pembelajaran berani dan penelitian siswa. “Papa Aska,” salah satu wali murid, bahkan menuturkan akan diusulkan hal ini kepada Kominfo Kota Jogja agar tidak memuat sekolah atau orang tua.
Menata taman sekitar kelas di SMP Negeri 1 Yogyakarta. (Foto: Teguh Ariffianto/ Ketik)
Sinergi yang Egaliter dan Membumi
Kerja bakti dan pertemuan ini disambut baik oleh pihak sekolah. Ibu Waryanti, S.Pd., selaku wali kelas 7C di SMP Negeri 1 Yogyakarta, berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain.
Sementara itu, Bapak Vimal, Ketua Paguyuban Kelas 7C, SMP Negeri 1 Yogyakarta, menekankan bahwa partisipasi orang tua seperti ini harus menjadi bagian integral dan bisa dibakukan.
“Semoga ini menjadi bagian dari tanggung jawab bersama dalam mewujudkan pendidikan yang egaliter dan membumi, di mana ada sinergi antara sekolah, orang tua, dan murid,” tuturnya.
Inisiatif mandiri dari para wali murid di SMPN 1 Yogyakarta membuktikan bahwa pendidikan berkualitas adalah tanggung jawab bersama. Kisah ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi yang tulus dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan pendidikan. (*)