KETIK, JOMBANG – Arus transformasi digital yang kian masif menuntut masyarakat untuk memiliki kemampuan literasi yang memadai. Menyikapi kondisi tersebut, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati, mengajak warga Jombang agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial serta mampu menyaring berbagai informasi yang beredar di ruang digital.
Ajakan tersebut disampaikan dalam kegiatan edukasi literasi digital yang diikuti berbagai elemen masyarakat lintas usia.
Kegiatan yang digelar di salah satu hotel Kabupaten Jombang pada, Kamis 18 Desember 2025 itu dirancang untuk memperkuat pemahaman publik agar dapat memanfaatkan teknologi secara aman, kritis, dan bertanggung jawab.
Dalam paparannya, Sadarestuwati menekankan bahwa literasi digital saat ini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendasar.
Menurutnya, hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat telah bersentuhan langsung dengan teknologi digital, mulai dari aktivitas ekonomi, layanan keuangan, hingga interaksi sosial.
“Dunia digital sudah menyatu dengan keseharian kita. Karena itu, kemampuan memahami dan mengelolanya secara aman sangat penting agar manfaatnya bisa dirasakan tanpa terjebak risikonya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kemudahan yang ditawarkan teknologi digital memang sangat besar. Beragam kebutuhan kini dapat dipenuhi hanya melalui gawai, tanpa harus keluar rumah. Namun, di balik kemudahan tersebut, tersimpan potensi ancaman jika masyarakat tidak memiliki pemahaman yang cukup.
Dalam forum tersebut, peserta dibekali materi praktis seputar etika berkomunikasi di media sosial, perlindungan data pribadi, serta cara mengenali berita bohong dan berbagai modus kejahatan digital yang terus berkembang.
Sadarestuwati mengingatkan bahwa rendahnya literasi digital dapat membuka celah terjadinya penipuan dan manipulasi informasi.
“Penipuan digital, akun palsu, hingga tawaran kerja atau investasi fiktif marak terjadi. Jika tidak memahami polanya, masyarakat bisa dengan mudah menjadi korban,” tegasnya.
Ia juga menyoroti minimnya penyaring konten di internet, sehingga masyarakat dituntut lebih aktif memilah informasi. Menurutnya, hanya dengan membiasakan diri mengonsumsi konten positif dan edukatif, pengguna media sosial dapat terhindar dari dampak negatif digitalisasi.
Perhatian khusus juga diberikan pada perlindungan anak-anak. Sadarestuwati menilai, generasi muda sangat rentan terhadap paparan konten yang tidak sesuai. Karena itu, peran keluarga dan lingkungan dinilai krusial dalam menanamkan nilai moral dan etika dalam penggunaan gawai sejak dini.
“Kita harus cerdas memilih informasi. Tidak semua yang viral membawa kebaikan. Nilai budaya dan norma sosial bangsa harus tetap dijaga di tengah derasnya arus global,” katanya.
Untuk memperkaya wawasan peserta, kegiatan ini turut menghadirkan narasumber dari sektor perbankan dan layanan digital yang memaparkan aspek keamanan transaksi elektronik serta peluang pengembangan usaha berbasis teknologi.
Sadarestuwati berharap, melalui edukasi literasi digital, masyarakat Jombang semakin mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif.
Ia menegaskan bahwa kecakapan digital yang dibarengi sikap selektif dalam bermedia sosial merupakan kunci menjaga jati diri bangsa di era digital.
“Kita ambil yang baik dari digitalisasi dan tinggalkan yang buruk. Dengan begitu, semangat nasionalisme dan nilai luhur yang diwariskan para pendahulu tetap terjaga,” pungkasnya.
Sebagai catatan, peningkatan kasus penipuan digital secara nasional menunjukkan urgensi penguatan literasi digital di masyarakat. Data pengaduan ke Otoritas Jasa Keuangan mencerminkan bahwa kejahatan berbasis digital masih menjadi ancaman serius, sehingga kewaspadaan dan kecerdasan bermedia sosial menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar. (*)
