KETIK, JAWA TIMUR – Udara Malang pagi itu terasa sejuk, di sebuah ruangan sederhana, hangatnya persaudaraan justru lebih kuat terasa.
Rangkaian bunga ucapan berjejer dari pintu masuk, seakan menyambut tamu satu per satu. Wajah-wajah penuh semangat mulai memenuhi kursi yang disusun rapi.
Ada yang datang dari ujung barat Indonesia, ada pula yang menyeberangi lautan dari timur. Mereka berkumpul dengan satu tujuan, merayakan tiga tahun perjalanan Ketik.com Media Kolaborasi Indonesia.
Tiga tahun mungkin masih belia bagi sebuah media. Namun, di usia ini Ketik.com sudah menjelma menjadi rumah besar dengan 150 biro tersebar di seluruh negeri.
Perayaan ulang tahun kali ini pun terasa berbeda: bukan hanya seremoni potong tumpeng, melainkan juga momentum untuk meresmikan apotek, meluncurkan buku terbaru karya CEO Ketik.com Kiagus Firdaus (Mas Kia) sekaligus menggelar gathering media yang mempertemukan seluruh wartawan.
Sapaan akrab, logat khas daerah, hingga tawa riuh mengalir di ruangan. Wartawan yang biasanya hanya berkomunikasi lewat layar ponsel kini bisa bertatap muka. Bagi sebagian, ini pertemuan pertama, bagi yang lain, inilah momen memperkuat ikatan. Suasananya menyerupai pertemuan keluarga besar yang lama tak berkumpul.
Salah satu bagian paling menarik adalah saat setiap biro diminta maju dan berbagi pengalaman. Ada yang menceritakan betapa sulitnya meliput di daerah terpencil, ada yang mengaku pernah diteror, bahkan ada yang bercerita tentang pengalaman ganjil yang sulit dipercaya. Setiap cerita disambut tepuk tangan, bukan sekadar apresiasi, tapi tanda saling menguatkan.
Di balik kisah-kisah itu terselip satu pesan yang sama, menjadi wartawan berarti siap menghadapi risiko, namun juga yakin bahwa suara kebenaran layak diperjuangkan.
Lalu tibalah giliran Kia. Dengan suara tenang, ia mengisahkan kembali asal mula lahirnya Ketik.com. Bukan dari pertemuan resmi atau seminar besar, melainkan dari sesuatu yang sederhana: bunyi mesin ketik dalam sebuah lagu cinta.
Suara itu sempat dianggap gangguan, namun justru membuka jalan bagi sebuah nama yang kini dikenal luas.
“Mesin ketik dulu adalah senjata utama wartawan. Dari suara sederhana itu, saya percaya, lahir sebuah kekuatan besar,” tutur Kia, disambut anggukan, Selasa 9 September 2025.
Ia menambahkan, perjalanan membangun Ketik.com bukanlah perkara sekejap. Ia pernah melewati tiga tahun penuh renungan, mencari arah, hingga akhirnya berdiri sebuah media dengan manajemen yang kokoh. Dari situlah Ketik.com dilahirkan, dengan wajah sederhana namun visi besar.
Kini, keberadaannya kian diakui. Karangan bunga ucapan selamat datang dari Gubernur, Bupati, Walikota, hingga tokoh nasional. Itu bukan sekadar simbol penghormatan, tetapi juga pengakuan bahwa Ketik.com telah mengambil tempat dalam peta media Indonesia.
Namun, bagi Kia, perjalanan ini baru awal. Ia menargetkan Ketik.com kelak hadir di 514 kabupaten di Indonesia.
“Kolaborasi bukan hanya slogan, tapi cita-cita. Kita ingin setiap daerah punya suara yang terdengar,” ucapnya.
Sore itu, gathering media menjadi ajang pengikat energi baru. Wartawan saling menyalurkan semangat, memberi saran, bahkan bercanda di sela perbincangan. Ruangan yang tadinya formal berubah menjadi ruang inspirasi. Mereka sadar, meski berbeda daerah, mereka sedang berjalan di jalan yang sama.
Ketik.com memang baru tiga tahun. Namun, semangatnya membuktikan bahwa usia muda bukan alasan untuk berjalan pelan. Ia tumbuh dari hal sederhana, melangkah dengan kebersamaan, dan menatap masa depan dengan tekad besar.
Perayaan ulang tahun ke-3 Ketik.com bukan sekadar sebuah pesta, melainkan titik api yang menyalakan harapan. Dari bunyi mesin ketik, lahir media yang kini menjangkau nusantara, membawa pesan bahwa berita bukan hanya informasi, tetapi cahaya yang menyatukan bangsa.
Di akhir acara, Kia menyampaikan pesan yang menjadi penutup penuh makna. Dia memotivasi para wartawan dengan kalimat sederhana membangun kreativitas dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.
“Seorang wartawan tidak cukup hanya berani menulis, ia harus jujur dalam setiap kata, dan disiplin dalam setiap langkah. Karena kejujuran dan disiplin itulah yang akan menjaga marwah Ketik.com untuk terus dipercaya dan dicintai.” tutur Kia. (*)