KETIK, SURABAYA – Di tengah reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, yang menelan korban jiwa para santri, muncul suara yang terdengar menenangkan, namun juga menggugah tanya.
Bukan teriakan tuntutan atau desakan keadilan, melainkan kepasrahan yang nyaris sempurna.
“Belum, belum (mendengar). Dan menurut saya tidak perlulah diperbesar,” ujar Achmad Rofiq, salah satu orangtua korban bernama Daul Milal ketika ditanya soal proses hukum terhadap pihak pondok pada Kamis 9 Oktober 2025.
Pernyataan itu terdengar sejuk di tengah panasnya duka tetapi sekaligus mengisyaratkan bagaimana tragedi sering berakhir sebagai urusan “takdir,” bukan tanggung jawab.
Rofiq menegaskan, siapa pun tentu tidak menginginkan musibah.
“Tidak mungkin siapa pun yang punya atau yang jadi tuan rumah atau pengasuh kepingin seperti itu, tidak mungkin,” katanya.
Kalimat yang terdengar wajar, andai saja tidak diucapkan di tengah peristiwa yang seharusnya memantik evaluasi mendalam.
Ia menyebut robohnya bangunan itu sebagai “kelalaian salah satu, kadang-kadang dari pembangun atau pemborong.”
Namun bagi Rofiq, keterlibatan santri dalam kegiatan pembangunan bukan bagian dari masalah. Justru, katanya, itu adalah tradisi pondok.
“Kalau masalah anak-anak dilibatkan itu memang sudah tradisi pondok. Pondok itu kalau tidak seperti itu, itu bukan pondok," terangnya.
Dengan keyakinan penuh, ia menyebut aktivitas para santri bukan eksploitasi, melainkan bentuk pembelajaran karakter.
“Karena memang bukan eksploitasi anak, tapi itu membangun anak agar bisa punya jiwa kerjasama dan ngotong roya," terang Guru Ngaji ini.
Tradisi itu, katanya, sudah mendarah daging. Dari membantu jualan hingga ikut membangun, semua dianggap bagian dari pendidikan.
“Itu yang kami rasa kami, kami juga dari pondok. Jadi sudah terbiasa untuk biasa bersama-sama ngerjakan apa yang dibutuhkan untuk pondok itu sendiri.”
Ironinya, Rofiq mengaku anaknya yang lain tetap akan mondok bahkan di pondok yang sama.
“InsyaAllah pondok. Tidak, tidak ada (trauma). Semuanya itu ikut darullah. Tidak mungkin terjadi kalau tidak ada takdir Allah,” katanya dengan tenang.
Bagi Rofiq, Al-Khoziny adalah pondok sepuh, warisan dari jalur spiritual ulama besar.
“Enggih, enggih, insyaAllah. Nggak ada pondok sepuh (yang sebagus Al-Khoziny). Karena terus terang di sini itu pondok sepuh. Dari Rasulullah S.A.W. Dari, melalui, Syekhuna Holil Bangkalan," tuturnya.
Dan begitulah, di negeri yang terbiasa menyebut setiap kelalaian sebagai “ketentuan Ilahi,” ambruknya bangunan pun tak mengguncang keyakinan.
Tembok runtuh, santri wafat, tapi tradisi dan kepasrahan tetap berdiri kokoh.
Sementara publik masih bertanya siapa yang seharusnya bertanggung jawab, sebagian keluarga korban justru merasa tak ada yang perlu disalahkan. (*)
Orang Tua Santri Daul Milal Anggap Tragedi Al-Khoziny Sebagai Takdir dan Tradisi
Ketika Tembok Runtuh, Logika pun Ikut Ambruk
10 Oktober 2025 06:15 10 Okt 2025 06:15
Rangkuman Berita:
Orang tua santri korban robohnya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo memilih pasrah dan tak mempermasalahkan proses hukum, menganggap tragedi sebagai takdir. Baginya, keterlibatan santri dalam pembangunan adalah tradisi pondok untuk melatih kerjasama, bukan eksploitasi. Ia tetap akan memondokkan anaknya di sana.
Trend Terkini
21 Nov 2025 20:39
970 NIP Terbit, Halsel Kejar Pelampungan Tiga Usulan PPPK Paruh Waktu
23 Nov 2025 06:43
Kabupaten Lebak Raih Peringkat Pertama SAKIP 2024, Terbaik di Banten
21 Nov 2025 17:19
Dedikasi Dua Talenta Mandaong Mengalir Hingga Liga Dua Indonesia
23 Nov 2025 19:30
Bikin Mudah Wisatawan, TransJatim Lewati Tiga Destinasi Terkenal di Kota Malang
26 Nov 2025 06:10
Pasutri Diduga Jadi Korban Perampokan di Palembang, Suami Tewas dan Istri Kritis
Tags:
Al Khoziny pesantren Al Khoziny korban al khoziny Surabaya Daul Milal korban Ponpes Al Khoziny Surabaya orang tua korban al Khoziny SurabayaBaca Juga:
Kota Surabaya dan Malang Diprakirakan Hujan Ringan 28 November 2025, Cek Info Cuaca Jawa TimurBaca Juga:
[FOTO] Demo Buruh Jatim di Surabaya Tuntut Kenaikan UMP 2026Baca Juga:
Kota Surabaya dan Kota Blitar Diprediksi Berawan Hari Ini! Cek Daerahmu SekarangBaca Juga:
Kelembaban Udara Tinggi pada Akhir November 2025, BMKG Ungkap PenyebabnyaBaca Juga:
Cuaca Kota Surabaya 26 November 2025 Diprakirakan Hujan Ringan, Jember Hujan PetirBerita Lainnya oleh Shinta Miranda
30 Oktober 2025 15:28
Banyaknya Keluhan Masyarakat Soal Motor Brebet, DPRD Surabaya Dorong Pertamina Tak Hanya Minta Maaf
29 Oktober 2025 05:15
Pendidikan untuk Siapa? Petani Kedung Cowek Terancam Tergusur Demi Sekolah Rakyat
28 Oktober 2025 21:11
Makna Baru Sumpah Pemuda Menurut Yona Bagus: Gen Z Hadapi Perang Pikiran dan Inovasi
28 Oktober 2025 19:05
Marak Konten Mihol, Pemkot Surabaya Minta Influencer Tak Jadi Corong Iklan
28 Oktober 2025 18:57
Benang Emas, Saat Mesin Jahit Mengubah Nasib Ratusan Warga MBR Surabaya
27 Oktober 2025 16:00
[FOTO] Ketika Spesialis Mall Bangun Rumah Sakit, Begini Tampilan Istimewa Siloam Hospitals Surabaya, Gak Ada Bau Obat!
Trend Terkini
21 Nov 2025 20:39
970 NIP Terbit, Halsel Kejar Pelampungan Tiga Usulan PPPK Paruh Waktu
23 Nov 2025 06:43
Kabupaten Lebak Raih Peringkat Pertama SAKIP 2024, Terbaik di Banten
21 Nov 2025 17:19
Dedikasi Dua Talenta Mandaong Mengalir Hingga Liga Dua Indonesia
23 Nov 2025 19:30
Bikin Mudah Wisatawan, TransJatim Lewati Tiga Destinasi Terkenal di Kota Malang
26 Nov 2025 06:10
Pasutri Diduga Jadi Korban Perampokan di Palembang, Suami Tewas dan Istri Kritis
