Kadis Perikanan Pacitan Ungkap Penyebab Harga Benur Tak Kunjung Naik

17 September 2025 17:32 17 Sep 2025 17:32

Thumbnail Kadis Perikanan Pacitan Ungkap Penyebab Harga Benur Tak Kunjung Naik
Kepala Dinas Perikanan Pacitan, Bambang Mahendrawan, saat memberikan penjelasan terkait penyebab harga benur yang tak kunjung naik di Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

KETIK, PACITAN – Harga benih bening lobster (BBL) atau benur di Pacitan kini masih stagnan bahkan cenderung merosot.

Menurut Kepala Dinas Perikanan Pacitan, Bambang Mahendrawan, kondisi ini erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah pusat yang menghentikan sementara ekspor benur sejak 1 Agustus 2025.

"Presiden Prabowo Subianto secara resmi memberlakukan penghentian ekspor ke sejumlah negara, termasuk Vietnam, dalam rangka evaluasi dan perombakan tata kelola sektor lobster nasional," ungkap Bambang, Rabu, 17 September 2025.

Tujuannya, imbuhnya, adalah evaluasi dan perombakan total tata kelola sektor ini, supaya kedaulatan negara dalam pengelolaan sumber daya lobster bisa dikembalikan.

Badan Layanan Umum (BLU) yang selama ini berperan sebagai lembaga penghubung dan pengatur harga benur, juga masih menutup pembelian.

Karena kebijakan itu, jalur pemasaran benur di tingkat nelayan pun kian menyempit.

“BLU juga masih menutup pembelian. Kondisi ini jelas berdampak pada nelayan karena harga tidak bisa bergerak naik,” tambahnya.

Sementara itu, nelayan di Pacitan masih harus menghadapi harga jual yang tidak menentu.

Aldi Fatkhanudin, nelayan asal Pantai Wawaran, menuturkan bahwa harga benur hanya sempat naik tipis ke Rp4.000 per ekor. Namun, kenaikan itu hanya berlangsung sehari.

“Kelihatannya nggak ada naiknya. Kemarin sempat Rp4 ribu sehari, terus turun lagi Rp3 ribu, malah sempat Rp2,5 ribu. Hasilnya nggak seberapa,” ungkap Aldi, Selasa, 17 September 2025.

Menurutnya, jika pemerintah mau memberi fasilitas bagi nelayan untuk pembesaran lobster di dalam negeri, kondisi akan jauh lebih baik.

“Jikalau bisa sebenernya nelayan difasilitasi terkait pembesaran lobster. Toh dari pihak negara asing, mereka ekspor benur juga untuk dibesarkan dan diperjualbelikan. Layaknya emas, jikalau emas bisa dikelola sendiri negara sebenernya kaya, tapi emas tidak dikelola sendiri sama negara, makanya negara nggak kaya,” ujar Aldi menambahkan.

Meski begitu, nelayan tak punya banyak pilihan selain tetap melaut.

“Ya tetap melaut. Mau nggak mau tetap cari, kalau berhenti ya nggak ada pemasukan,” pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan harga benur Nelayan Pacitan benih lobster BBL dinas perikanan pacitan Bambang Mahendrawan kebijakan ekspor BLU Lobster